15 fakta perjalanan Kopizone dari masa ke masa (bagi 1)

  • Whatsapp
Silaturahhmi berbagi kisah tentang geliat Kopizone dari masa ke masa (dok: istimeewa)

DPRD Makassar

Goolagong Dg Sija eksis dari tahun 2003 hingga 2005. Warkop Kopizone 2005 hingga 2017. Kopizone Prime dari 2017 hingga 2023. Dari Prime mewujud Hometown Kopizone dengan manajemen baru dan spirit terbarukan, antara jejaring lama yang terjalin kuat menjadi warkop dengan citarasa moderen.

 

Read More

PELAKITA.ID – Perjalanan usaha kulliner atau warkoo di Makassar patut menjadi bahan refleksi bagi sesiapa yang juga berminat menggeluti dunia yang sama.

Lantaran itu, pada acara Open House founder Kopizone Awaluddin Lasena, di Perumahan Pelindu, Jalan Sultan Alauddin Kota Makassar, penulis merekam denyut sejarah Warkop Kopizome. Tentang peran aktor dan interaksi pengunjung berikut simpatisannya selama dua puluh tahun, Ahad, 23/4/2023.

Ada 4 informan yang silih berganti bercerita tentang geliat salah satu warkop bersejarah di Kota Makassar itu. Mereka, Awaluddin Lasena, Harun Ar Rasyid, El Kapitan Epong dan Dede.

Pertama, Hometown Kopizone saat ini eksis sebagai adalah muara dari sejarah panjang perjalanan warkop dengan nama awal Goolagoang Dg Sija (GDS), Wakrkop Kopzine, lalu Kopizone Prime. Di antara itu semua, silih berganti manajemen.

Kedua, Kopizone yang kita kenal sampai hari ini sebagai warkop di Panakukang adalah oase para aktivis pergerakan di Makassar. Pergerakan sosial, aktivisi UMKM, konsultan politik, tim sukses hingga kerumunan IT experts.

Ketiga, Kopizone – dalam lintasan sejarahnya –adalah perintis Hotspot Wifi di Makassar. Wifi Hotspot saat itu belum ada di Makassar. Makanya dia berbayar karena belum ada kompetitor.

Berbayar internet meski tak lama, sebab di mana-mana warkop sejatunya menyediakan gratis.

Yang menarik, adanya wifinya ini menjadi oase bagi para pengelana belantara internat untuk kreatif dan punya inovasi pemanfaat IT di palagan politik seperti tim sukses dan polling center.

Keempat, punya wifi meski berbayar menjadikan Kopizone sebagai tempat belajar utak-atik aplikasi internet, aplikasi program hingga dashboard system pendataan pemilu hingga Pilkada.

“Setelah Telkom menjual produk Speedy. Warkop M-Cafe yang pertama mengratiskan internet. Ini cukup memukuk bisnis internet KZ. Sebelumnya KZ menggunakan jaringan satelit dari luar negeri untuk mendapatkan bandwith,” kenang Awal Lasena.

Kelima, Kopizone yang kita kenal hari ini pernah vacant atau idle dan para fans menyebar ke beberapa watkop di Makassar. Ada yang ke warkop Ricky, ke Plazzgozz dan ke Pegasus.

Suasana Open House di kediaman founder Kopizone Awaluddin Laseena (dok: istimewa)

Meski demikian mereka tak menampik jika disebut para pencinta Kopizone, warkop sekaligus rumah induk bersejarah dan kelak akan bertemu di etape berikutnya.

Keenam, di Kopzine tidak ada pangkat, tidak kelas. Semua membaur dan harus tampil apa adanya, dan yang pasti punya bargaining yang kuat. Setidaknya pernah merasa jaya dan dipercaya sebab sebagian besar bisa Camidu, Catatmi Dulu.

Lantaran seringnya sering kali nota tak berbayar bejibun di dinding kasir.

Seorang direktur salah satu perusahaan tenar di Makassar, kaget sebab di Kopizone dia terlihat seperti orang biasa tanpa staf dan tanpa status sosial. Seperti orang kebanyakan.

Ketujuh, Kopzione pernah tanpa wifi berbulan-bulan, selain karena tak dibayar juga karena memang arus kas perlu suntikan dana.

Meski begitu, mereka yang cinta atau DNA-nya Kopizone selalu ada alasan untuk setidaknya datang ke sana. Sebagai pembancing, ada warkop yang ingin tampil moderen di sebelahnya, tapi tak bertahan lama.

Kedelapan, di Wakrop Kopizone, pernah pula buka dan melayani pelanggan mesti waktu berbuka puasa masih lama.

Pernah digerebek salah satu organisasi massa namun yang terjadi kemudian adalah saling canda dan saling te’ antara yang dirazia dan perazia. Mereka temanan.

Kesembilan, di Kopzone, potensi bisnis kuliner tak langgeng semisal Coto Gagak yang terkenal di Jalan Gagak itu tak kuasa bertahan lama saat buka di Kopizone.

Bisa jadi karena Kopizone memang ditakdirkan untuk sekadar ngiopi. Jika belakangan ada live music dan kuliner tambahan, semoga bisa langgeng.

“Sejarah yang dibuat semasa Kopizone adalah dia sebagai pelopor Wifi Hotspot di Makassar. Operasional 24 jam. Dia inspirasi atas kelahiran warkop-warkop lainnya di Sulsel bahkan di Sulawesi ,” ungkap Awal Lasena.

Kesepuluh, Goolagong Dg Sija yang menjadi cikal bakal Kopizone yang kita kenal hari ini dinisiasi oleh 4 orang alumni Smansa Makassar angkatan 87.

“Mereka adalah Awaluddin Lasen, Zulfikar Manggau, Muhammad Sultan (almarhum) dan Yudi Sahali,” sebut Awal.

Kata Awal, meski demikian, Kopizone adalah muara bagi banyak orang, bukan semata Smansa tetapi jejaring nasional, aktivis dari berbagi penjuru daerah dan afiliasi.

Maka tak heran sosok seperti Ni’matullah RB adalah alumni Kopzone, Adi Rasyid Ali, Andi Syafiuddin Patahuddin. Sosok seperti Mentan Syahrul Yasin Limpo, Andi Amran Sulaiman, Abraham Saamd, Ali Mochtar Ngabalin, hingga politisi Supriansa pernah datang dan meriung di sini.

Kesebelas, warkop adalah bisnis menggiurkan di Makassar, meski, Kopizone bisa disebut tak melulu mengejar keuntungan bisnis tetapi lebih sebagai oase para pencari kebebasan, inspirasi.

Itu pula yang menjadi alasan mengapai cangkang Kopizone berganti pada beberapa ruas tahun karena memang ruh kesetiakawanan sosial lebih kuat ketimbang keuntungan dari sisi mengejar cash flow.

Keduabelas, pilar Kopzine yang eksis sejak tahun 2003 melalui Golagong Dg Sija hingga mewujud Hometown Kopizone saat ini dengan manajemen baru dan mengasikkan adalah ruas pejalanan yang inspiratif, penuh keseruan.

Perjalanan yang tidak mudah sebab juga telah melahirkan kesedihan, juga kerugian finansial.

Apapun itu dia menjadi saksi bagaimana perjalanan sejarah Kota Makassar, Sulsel, baik pada palagan politik maupun suksesi organisasi besar sekelas IKA Unhas.

Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel, Ni’matullah RB adalah salah satu alumni Kopizone (dok: istimewa)

“Di Kopizone ini pernah dibahas pula siapa gerangan yang pantas memimpin IKA Unhas,” kata Awal.

Ketigabelas, Awal Lasena sebagai ‘pemegang rincik’ Kopizone pernah membawanya ke RRI dengan nama Kopizone Corner.

Beberapa kawan dekatnya semasa di Smansa Makassar seperti Didies, Nash, Yudi hingga jejaring angkatan 87 Smansa, jejaring Jasa Boga Unhas bahkan jejaring SMP 6 terus terhubung dan banyak membantu.

Didies misalnya, menurut Awal, sejak pendirian dan masa-masa permulaan usaha, banyak membawa pengunjung baru, perluas jejaring dan Kopizone lovers baru

Sementara, Kopzone Prime yang eksis dalam beberapa tahun terakhir mengadopsi multi usaha, menjadi kantor dan agen produk-produk bisnis.

Jauh sebelumnya, saat di Goolagong pun ada inovasi usaha barber shop dengan nama Supercutz Barbershop.

Usaha barbershop moderen dengan fasilitas refleksi di ruang tunggunya. Ada nama Mas Totok, tukang cukur Madura yang nyambi di Golagong.

Keempatbelas, selain Kopizone Pirme, ada pula Warkop Pegasus. Warkop ini dikelola oleh alumni Kopzine. Awalnya merupakan wahana tim sukses UQ saat sosialsiasi calon wali kota Makassar.

“Daripada ditinggalkan begitu saja, lebih baik tim sukses atau secretariat ini jadi Warkop saja, namanya Pegasus.” Itu kata Harun Ar Rasyid. Menurut Harun, Pegasus, itu nama tim UQ untuk persiapan wali kota.

Menurut Awal, kelahiran Warkop Pegasus diambil dari nama akronim tim: Pemenangan Sukriansyah Latief awalnya agar bekas posko itu tetap bisa menjadi tempat ngopi-ngopi timses walaupun UQ tidak jadi maju di Pilwalkot.

Suasana Hometown Kopizone siang ini (dok: istimewa)

Kelimabelas, sebagai tambahan, Jumat Berkah Kopizone yang pernah aktif belaknagn ini adalah salah satu strategi yang dijalankan sebagai upaya untuk menghidupkan geliat Kopizone.

Meski begitu, inipun belum bisa menghidupkan kembali semangat yang pernah ada sejak tahunj 2003 itu kecuali dengan strategi baru dan punya insting bisnis yang kuat.

Dengan adanya Hometown Kopzine saat ini semoga seluruh kekuatan, kesejaharan dan diehard Kopizone sejak tahun 2003 bisa menggerakkan oase anak-anak Makasar.

Kopzone, pada ruang dan waktu telah mememediasi orang-orang bebas, para pengelana kehidupan untuk bersama menghidupkan warkop dan interaksi sosial termasuk agenda membangun daerah ke depan.

Penulis: K. Azis

Related posts