Direktur COMMIT Foundation bagi pengalaman kefasilitatoran dengan Tim PKPM PT Vale

  • Whatsapp
Direktur Eksekutif COMMIT Foundation, Ashar Kafrateng saat merefleksikan pengalaman dan pandangannya mengenai dunia kefasilitatoran masyarakatb di depan tim PKPM PT Vale (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Ashar Karateng, Direktur Eksekutif COMMIT Foundation yang merupakan salah satu praktisi pemberdayaan masyarakat yang memulai kiprah di pertengahan tahun 90-an berbagi pengalaman tentang kefasilitatoran masyarakat, Rabu, 18/1/2023.

Kegiatan diikuti pendamping masyarakat empat kecamatan di lokasi lingkar tambang dan mitra kerja Pengembangan Kawasan dan Pemberdayaan Masyarakat PT Vale seperti Konsultan KNK.. COMMIT dan Aliksa serta dari tim Yayasan Peduli Negeri (YPN) Makassar yang akan konsen menangani masalah persampahan.

Kegiatan yang digelar dalam suasana santai dan di ruangan terbuka itu berlangsung menarik dan disebut dapat memberi penyegaran, insight baru, alternatif metode pendampingan bagi para anggota tim PKPM PT Vale.

Read More

Dari PT Vale hadir Senior Manager Ardian Indra Putra, anggota tim SDP Iskandar Parani dan Bagas.

“Acara berlangsung di Galeri Kareso, Kota Sorowako. tujuannya untuk memberi wawasan dan pengayaan pengalaman dan pembelajaran bagi praktisi pembangunan masyarakat. semacam learning session, dan akan diintensifkan ke depan, ucap Alwy Chaidir kepada Pelakita.ID.

Alwy yang merupakan pendamping kecamatan PKPM ini menyebutkan, Ashar bercerita tentang hakikat kefasilitatoran. Hal yang dapat dumaknai secara makna kata dan konteks penggunaannya.

“Menurut Pak Ashar, fasilitator berasal dari kata Facile dan Ate, artinya membuat sesuatu hal atau keadaan menjadi lebih mudah,” ucapnya.

Hal kedua yang juga menjadi perhatian Alwy adalah untuk meningkatkan kemampuan fasilitator maka diperlukan pelatihan dan penguatan-penguatan.

“Ini diperlukan sebab masyarakat juga berubah, tantangan juga berubah dari waktu ke waktu. Fasilitator harus adaptif dan ikut berbenah,”  lanjut Alwy.

Direktur COMMIT Foundation, Ashar Karateng berbagi pengalaman tentang kefasilitatoran dengan tim kerja PKPM PT Vale di Galeri Kareso Sorowako (dok: istimewa)

Dia juga menyebut, fungsi fasilitator tak bisa dilepaskan dari konstruksi posisi para aktor pembangunan.

“Ada banyak pelaku dan pihak terkait, berbagai level. Jadi dalam proses pendampingan diperlukan kerjasama dengan pihak lain dan ini pun perlu keterampilan,” imbuh Alwy.

Hal keempat yang ditekankan Alwy adalah bahwa keberhasilan pendampingan ditentukan bagaimana dia membuat masyarakat berdaya dan menjadi kuat.

“Diperlukan motivasi yang kuat dalam menjalankan pendampingan dimasyarakat, sementara, setiap lokasi atau tema pendampingan pasti ada masalah dan harusnya dapay diselesaikan dengan langkah dan tahapan yang jelas dan terukur,” ucap Alwy.

“Penyelesaian-penyelesaian itu tentu perlu fasilitasi, perlu konfirmasi dan pengumpulan data dan informasi yang faktual. Tugas kita sebagai fasilitator untuk mengajak masyarakat memahami realitas, isu dan mencari solusi bersama. Saya kira ini esensinya,” pungkas Alwy.

PKPM telah dijalankan selama lima tahun dan saat ini sedang transisi untuk fase berikutnya. Ada banyak pembelajaran, kisah manis dan juga prestasi dalam pengembangan kawasan dan praktik pemberdayaan di lingkar tambang yang semakin penuh tantangan.

Ada 10 kawasan strategis pengembangan kawasan dan lekat dengan pengembangan fungsi keekonomian seperti pengembangan pertanian Mahalona Raya, pengembangan Bumdesma, apartemen ikan dan rehabilitasi mangrove di Malili, destinasi wisata Trans Water Park di Puncak Indah Malili hingga kawasan Pujasera Towuti yang menjadi wahana ekonomi UMKM setempat.

Acara berlangsung hingga pukul 18.00 Wita dan ditutup dengan foto bersama.

Tentang Ashar Karateng

Ashar Karateng memulai karir ber-LSM bersama sahabat kampus dan HMI di Kota Makassar pada pertengahan tahun 90-an.

Kiprahnya yang banyak mendapat pujian kala itu adalah saat menjadi manajer Bank Perkreditan Rakyat Galesong yang menjadi model bagi banyak BPR di Sulsel bahkan di Indonesia.

Dia juga banyak berkecimpung pada berbagi proyek pemberdayaan masyarakat yang didukung oleh Jepang International Cooperation Agency (JICA) seperti JICA CEP, PKPM Bappenas hingga JICA CD  Project antara tahun 2007 hingga 2012.

Pengalamannya melatih tak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri seperti Jepang hingga Bhutan. Beberapa buku pun telah dihasilkan seperti Mewakafkan Hati untuk Perubahan terkait tema kesehatan di Lombok Timur.

Buku lainnya adalah pengalaman Pemberdayaan Masyarakat di Lingkar Tambang hingga menjadi editor untuk buku pemberdayaan masyarakat yang ditulis Wada Nobuaki dan Nakata Toyokazu: Reaching Out to Field Reality, buku untuk para pelaku pembanguanan masyarakat.

Ashar adalah peserta pelatihan Participatory Local Social Development PLSD Nagoya yang diampu Prof Ohama, dia juga ‘murid langsung’ Wada Nobuaki dalam pengembangan metode kefasilitatoran berbasis fakta Meta Facilitation.

 

Editor: K. Azis

 

 

 

Related posts