DESTINASI: Dari Kaa Toraja Coffee ke puncak Dipo Melo Pindan

  • Whatsapp
Di puncak Dipo Melo Pindan, Toraja Utara (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Pagi itu, saya mampir di Kaa Toraja Coffee sesuai saran sahabat SMA, Randa Bunga yang saat ini bermukim di Jakarta.

“Ke sana-ki, ini kedai kopi terkenal, lokasinya dekat Misiliana, belok kiri, sampaimi,” pesan Randan via Whatsapp.

Okelah! Berjalan kaki, saya mengarah ke sisi kiri hotel.

Read More

Kopi yang kupesan belum tiba. Pemilik Kaa Toraja Coffee menyilakan duduk.

Kupesan segelas Kopi Arabica sebagaimana rekomendasi sang pemilik. Gadget berbunyi. Adalah Harun Ar Raysid yang mengajak pelesiran ke Lolai.

“Kalau ada waktu, ayo ke Lolai,” ajaknya. “Ke sini dulu, ada kopi enak ini, dekat hotel,” balasku. “Saya masih menunggu kopi pesanan,” tambahku.

Harun, Ema Husain dan Sakka Pati datang, ketiiganya kolega di IKA Unhas Sulawesi Selatan. Kami datang ke Rantepao untuk mengikuti pelantikan pengurus IKA Unhas Toraja dan Toraja Utara.

Saya menarik kursi dan duduk bersama ketiga kolega itu. Seorang perempuan membawa segelas kopi, berikut satu piring kecil isi kue deppatori, penganan khas Toraja plus secawan gula.

“Wuih masih hangat, deppatorinya masih hangat,” teriakku sembari mengambil dua biji.

Sajian kopi dan deppatori dari Kaa Toraja Coffee (dok: Pelakita.ID)

Kopi panas kuteguk, enak sekali. Aromanya khas. “Ini Arabica pak,” kata pelayan.

Beberapa saat kemudian sahabat semasa kuliah Julius Palimbong datang, Gayung bersambut, dia memang berencana untuk memberiku ole-ole.

“Dua bungkusmo,” ucapku. “Sekalian empat bungkus saja,” katanya seraya mengeluarkan lembaran dua ratus ribu. Maka jadilah dua bungkus kopi Robusta dan dua bungkus kopi Arabica.  Thanks Atto!

Sahabat saya itu alumni Ilmu Kelautan Unhas Angkatan 90. Dia Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tana Toraja.

Stelah menikmati kopi di Kaa Toraja Coffee, saya, Ema, Harun dan Sakka Pati bergerak ke Lolai.  Harun yang bawa mobil.

Penulis bersama Juliu ‘Atto’ Palimbong (dok: Pelakita.ID)

Seekitat 5 menit jalan menanjak mulai nampak di depan mata. Jalan berkelok, untungnya rata, jalan baru.,

Pemandangan sungguh indah, kiri kanan lanskap bukit dan hamparan menghijau beberapa ttitik nampak seperti lokasi wisata. Ada penginapan, ada pula tongkonan, bangun khas Toraja.  Kami melintasi To’tombi, lalu melintas di Jantung Lolai.

“Jalannya berkelok, mau mampir? Atau kita terus saja ke puncak paling tinggi?,” tanya Harun.  Kami akhirnya memutuskan untuk naik saja, setinggi mungkin. “Di sana kita bisa lihat Toraja 180 derajat,” kata Harun.

OK!

Kami pun sampai di titik yang disebut puncak Dipo Melo Pindan. Ini salah satu objek wisata terbaru, yang ada di kawasan bagian atas Lolai, Negeri di Atas Awan.

View dari Puncak Dipo Melo, kabut belum datang (dok: Pelakita.ID)

Perjalanan kami sekira 15 kilometer dari Rantepao.

Dipo Melo menawarkan pemandangan alam yang memukau, kami pun memanfaatkan berfoto di depan tongkonan dan beberapa titik di tepi area wisata itu.  “Ini seperti di Faber Mount, Singapura,” kata Ema.

Puncak Dipumelo Pindan terletak di Jalan Poros Ka’do – Dende, tepatnya Dusun Pindan, Lembang Polopadang, Kecamatan Kapala Pitu tersebut, memberikan panorama alam nan menawan.

Tempatnya keren, sungguh! Di lokasi wisata itu, terdapat 5 lumbung dan rumah adat tongkonan serta payung – payung. Ada  penginapan.

Cakeplah, rekomended banget nih untuk dijajal.

Related posts