RPH Tamarunang dimodernisasi, Prof Uchu: Kapasitas bisa 100 ekor per hari

  • Whatsapp

DPRD Makassar

“IKA Unhas Gowa bisa diajak untuk bareng-bareng mengelola usaha peternakan ini. Bisa riset sosial peternakan, bisa penguatan kelembagaan hingga marketing produk luaran dari RPH.” Prof Muhammad ‘Uchu’ Yusuf Mappiasse.

 

Read More

PELAKITA.ID –  Prof Dr Muhammad Yusuf, S.Pt, IPU, pakar reproduki hewan ternak pada Fakultas Peternakan Unhas mengapresiasi terobosan Pemda Gowa yang mengajak para pihak bersama membangun hulu-hilir peternakan di Gowa.

“Ini luar biasa inovatif dan bisa menjadi model kolaborasi pengelolaan usaha peternakan dengan efektif, berkelanjutan dan menyejahterakan,” pujinya saat ditemui setelah pelaksanaan perjanjian kerjasama pengelolaan antara Pemda Gowa, Kementerian Pertanian, Kementeria Desa dan PDT, PT Berdikari Persero, Universitas Hasanuddin dan Bumdes, Sabtu, 19 /11/2022.

Pria yang akrab disapa Prof Uchu itu menyambut baik implementasi MoU antara PT Berdikari Uniteed Live Stock dengan Kementerian Desa PDT dan PT BUBLS dengan Pemkab Gowa meliputi penandatangan kerjasama pengelolaan kawasan rumah potong hewan, kerjasama pemeliharaan sarana dan prasarana pengembangbiakan sapi Wagyu Kabupaten Gowa.

“Jika semua proses berjalan lancar, pasokan tersedia, operasional di desa hingga RPH berjalan lancar, dia optimis RPH bisa menghasilkan proses pemotongan hewan sapi hingga 100 ekor,” ucap Wakil Dekan Bidang Akademik, Riset dan Inovasi Fakultas Peternakan Unhas ini.

“Fasilitas sudah cukup bagus, semua tahapan sudah dilihat tadi, mulai dari saat sapi masuk, dimasukan ke ruang potong hingga proses akhir, tersedia dan operasional. Saya kira 100 ekor per hari bisa ditangani di sini,” tambahnya.

Guru besar Peternakan Unhas dan merupakan alumni Yamaguchi University Jepang ini Pemda Gowa berada di track yang benar dalam mendorong kolaborasi lintas pemangku kepeniting.

“Sangat menarik melihat ada Bumdes, ada Berdikari dan tenu saja kami dari Unhas terlibat di sini. Yang perlu diantisipasi dan dibenahi ke depan adalah kapasitas kelompok atau peternak kita juga. Semua harus siap, kompeten dan profesional juga. Jangan hanya RPH yang bagus,” ujarnya.

Dia mengaku mendapat kepercayaan dari Dikretur BULS Irman Yasin Limpo untuk masuk dalam tim pendukung.

“Tentu saja melalui pengembangan riset, membantu PT BULS dan Pemda Gowa secara keseluruhan untuk membangun industri peternakan iin,” ucapnya.

Bantuan dimaksud adalah bagiamana Unhas diajak menjadi anggota tim dalam upaya introduksi sapi Wagyu asal Jepang untuk dapat dikembangkan di Gowa.

“Sapi Wagyu yang terkenal di Jepang ini akan dikawinkan dengan sapi lokal,. Harapannya aka aka ada turunan yang bisa dibesarkan oleh Bumdes di desa-desa yang telah diajak kerjasama,” jelasnya.

“Meski demikian, karena ini melibatkan kelompok masyarakat, peternak dari desa, melibatakan Bumdes, kita perlu benar-benar yakin dengan kapasitas peternak. Bumdes harus profesional dan dispilin dalam menjalankan model peternakan terpadu ini,” pungkasnya.

Prof Uchu berharap kelompok masyarakat tak dibiarkan sendiri dalam mengurus ternaknya. “Gowa ini luas, hamparan padang penggembalaan sangat luas, apalagi jika punya  ekosistem ternak yang bagus. Misalnya ada peternakan terintegrasi dengan masyarakat, kampus dan alumni Unhas,” ucapnya.

“Maksud saya, IKA Unhas Gowa bisa diajak untuk bareng-bareng mengelola usaha peternakan ini. Bisa riset sosial peternakan, bisa penguatan kelembagaan hingga marketing produk luaran dari RPH,. Apalagi alumni kita banyak dan luas jangkauannya,” jelasnya.

“Perlu saya kira, mumpung RPH Tamarunang sedang berada di koridor yang benar,” pungkasnya.

 

Editor: K. Azis

Related posts