Kolom Muliadi Saleh | Sedekah Kreatif Menuju Cakrawala Baru Penebar Kebaikan

  • Whatsapp
Ir Muliadi Saleh (dok: Pelakita.ID)

Bayangkan jika kita bukan hanya menyingkirkan duri dari jalan, tetapi juga mengubah sampah menjadi manfaat bagi banyak orang.

PELAKITA.ID – Sedekah bukan sekadar memberi harta. Ia adalah kehangatan yang menyusup ke dalam hati, mengalir dari tangan yang memberi menuju jiwa yang menerima.

Lebih dari sekadar kewajiban, sedekah adalah wujud cinta, bukti bahwa kita masih memiliki kepedulian di tengah dunia yang kian individualistis.

Read More

Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kebaikan adalah sedekah.” (HR. Muslim). Ini adalah pintu yang luas, mengundang siapa saja untuk berbagi dengan cara yang tak terbatas.

Dalam lanskap modern, sedekah telah berkembang melampaui tradisi memberi uang atau makanan. Ia hadir dalam bentuk yang lebih kreatif, lebih dekat dengan keseharian, dan lebih berdampak bagi sesama.

Sedekah Parfum: Wangi yang Menginspirasi

Di sebuah masjid kecil di desa yang jauh dari keramaian kota, saya memasuki masjid untuk sholat Ashar. Sebagai musafir, saya mencari sarung untuk dipinjam.

Saat menuju rak di sudut masjid, saya melihat sederetan botol kecil berisi aneka aroma parfum dengan tulisan “Silakan pakai seperlunya, parfum gratis untuk jamaah.”

Siapa sangka, aroma yang menyenangkan bisa menjadi sedekah? Rasulullah SAW sangat mencintai wewangian dan bersabda, “Barang siapa diberi wewangian, janganlah ia menolaknya, karena ia ringan dibawa namun harum baunya.” (HR. Abu Dawud).

Di beberapa negara Timur Tengah, ada tradisi “sedekah parfum masjid” di mana orang-orang meletakkan botol parfum di pintu masjid agar siapa pun bisa menggunakannya sebelum shalat. Ini bukan hanya tentang aroma, tetapi juga simbol kesucian dan penghormatan kepada rumah Allah.

Sedekah Ilmu: Cahaya yang Tak Pernah Padam

Dalam lautan kebaikan, sedekah ilmu adalah salah satu yang paling berharga. Ia tidak habis dibagi, tidak berkurang meski disebarluaskan, dan terus mengalirkan manfaat bahkan setelah sang pemberi ilmu tiada. Rasulullah SAW bersabda:

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim).

Dari hadis ini, kita memahami bahwa ilmu bukan sekadar pengetahuan yang disimpan, tetapi cahaya yang harus diteruskan. Ia dapat menerangi jalan banyak orang, membukakan wawasan, dan mengubah kehidupan.

Sedekah ilmu dapat hadir dalam berbagai bentuk, tidak hanya dari guru atau ulama, tetapi dari siapa saja yang memiliki pengalaman, keterampilan, atau wawasan yang bermanfaat.

Sedekah Sampah: Mengubah Limbah Jadi Berkah

Gerakan “Sedekah Sampah” telah berkembang di berbagai daerah, seperti di Indonesia dan India. Konsepnya sederhana: sampah plastik atau barang bekas dikumpulkan, dijual kembali, dan hasilnya digunakan untuk membantu fakir miskin atau membangun fasilitas sosial.

Sebuah bank sampah di Yogyakarta, misalnya, berhasil membiayai sekolah anak-anak kurang mampu hanya dari hasil penjualan sampah yang dikumpulkan masyarakat.

Dalam Islam, menjaga lingkungan adalah bagian dari iman. Rasulullah SAW bersabda, “Menyingkirkan rintangan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari & Muslim).

Bayangkan jika kita bukan hanya menyingkirkan duri dari jalan, tetapi juga mengubah sampah menjadi manfaat bagi banyak orang.

Sedekah Rambut: Harapan bagi Pejuang Kanker

Di berbagai belahan dunia, ada program donasi rambut untuk penderita kanker yang mengalami kerontokan akibat kemoterapi. Rambut yang sehat disumbangkan untuk dibuat menjadi wig, memberikan semangat dan rasa percaya diri bagi mereka yang tengah berjuang melawan penyakit.

Di Indonesia, gerakan ini mulai dikenal melalui komunitas-komunitas sosial seperti “Hair for Hope” dan “Wig for Cancer”. Bayangkan, sesuatu yang tumbuh alami di tubuh kita bisa menjadi sumber kebahagiaan bagi orang lain.

Sedekah WiFi: Menghubungkan yang Terputus

Di era digital, akses internet menjadi kebutuhan dasar, terutama bagi pelajar dan pekerja yang bergantung pada koneksi online. Beberapa masjid, kafe, dan komunitas sosial mulai menyediakan WiFi gratis bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Di Inggris, sebuah masjid di London menyediakan “WiFi sedekah” bagi jamaah dan pelajar yang ingin belajar Al-Qur’an atau mengerjakan tugas sekolah. Ini adalah bentuk sedekah sederhana yang sangat membantu, terutama bagi mereka yang kesulitan mengakses internet.

Sedekah Waktu: Menjadi Pendengar bagi yang Kesepian

Tidak semua orang membutuhkan materi. Ada yang hanya butuh didengar, diperhatikan, dan diajak bicara.

Di Jepang, sebuah komunitas bernama “Ossan Rental” menyediakan jasa mendengarkan cerita bagi orang-orang yang kesepian, terutama lansia. Di beberapa negara, relawan secara sukarela mengunjungi panti jompo atau rumah sakit hanya untuk berbincang dengan mereka yang tak lagi memiliki keluarga.

Islam sangat menekankan pentingnya berbuat baik kepada orang lain. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” (HR. Ahmad). Sedekah waktu adalah bentuk kebaikan yang tak ternilai, namun sering dilupakan.

Melampaui Batasan, Memperluas Ladang Amal

Sedekah tidak selalu harus dalam bentuk uang. Ia bisa berupa wangi yang menyegarkan, sampah yang berubah manfaat, rambut yang menjadi harapan, koneksi yang menghubungkan, atau waktu yang menyembuhkan.

Dengan berpikir kreatif, kita bisa menemukan cara-cara baru untuk memberi, menjadikan hidup lebih berarti, dan mengubah dunia, satu sedekah kecil pada satu waktu.

Ketika kita memahami bahwa setiap aspek hidup bisa menjadi ladang amal, kita tidak lagi terbatas oleh angka dalam dompet.

Kita menjadi pribadi yang lebih ringan memberi, lebih tulus berbagi, dan lebih bersemangat menebarkan kebaikan. Sebab, di akhir kehidupan, yang kita bawa bukan jumlah yang kita kumpulkan, melainkan seberapa banyak kita memberi manfaat bagi sesama.

Wallahu A’lamu Bissawaab.

-Moel’S@18032025-

Related posts