Kolom Muliadi Saleh | Protes Sepotong Rambut di Akhir Ramadan

  • Whatsapp
Ir Muliadi Saleh (dok: Istimewa)

Ada perasaan baru dalam dirinya, seolah ia siap menyambut Idul Fitri dengan hati yang lebih bersih, meskipun tanpa sepotong rambut putih yang telah menemaninya sepanjang Ramadhan.

PELAKITA.ID – Di sebuah barbershop yang mulai ramai menjelang Idul Fitri, terdengar suara gunting beradu dan dengungan mesin cukur. Di antara helaian rambut yang jatuh, sepotong rambut putih yang tumbuh di dekat dahi tiba-tiba berbisik lirih.

“Tunggu… jangan potong aku,” ujarnya dengan nada penuh harap.

Read More

Pemiliknya, seorang pria paruh baya yang duduk tenang di kursi, tentu saja tidak mendengar suara kecil itu. Namun, entah mengapa, ada rasa aneh di hatinya saat gunting mulai mendekati rambutnya yang mulai memutih.

“Kenapa?” tanya potongan rambut itu pada dirinya sendiri.

“Kenapa harus berpisah sekarang, setelah sebulan penuh aku menikmati sujud dan air wudhu yang menyegarkan?”

Ia teringat bagaimana ia ikut bersujud dalam setiap rakaat shalat malam, bagaimana ia basah oleh air wudhu yang membasuhnya lima kali sehari. Ia merasa menjadi bagian dari ibadah, bagian dari ketundukan kepada Yang Maha Kuasa.

“Aku bukan sekadar rambut. Aku saksi atas perjalanan Ramadhan tuanku. Aku ingin tetap bersamanya, merasakan takbir kemenangan bersama,” keluhnya dengan getir.

Namun, gunting terus bergerak. Satu per satu helai rambut jatuh ke lantai. Potongan rambut putih itu akhirnya terlepas dari tempatnya. Ia melayang perlahan di udara sebelum akhirnya mendarat di lantai dingin.

“Aku telah pergi…” bisiknya pelan.

Namun, sebelum hilang dalam tumpukan rambut lainnya, ia tersenyum.

Ia sadar bahwa meskipun telah terpisah, kenangan ibadah dan penghambaan selama Ramadhan tetap terpatri dalam jiwa tuannya. Dan itu sudah cukup baginya.

Di luar, suara takbir mulai berkumandang. Udara malam terasa syahdu. Sementara di dalam barbershop, pria paruh baya itu mengusap kepalanya yang kini terasa lebih ringan.

Ada perasaan baru dalam dirinya, seolah ia siap menyambut Idul Fitri dengan hati yang lebih bersih, meskipun tanpa sepotong rambut putih yang telah menemaninya sepanjang Ramadhan.

Allah berfirman:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 9-10)

Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari & Muslim)

Semoga setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan membawa keberkahan dan menjadi bekal untuk kembali dalam keadaan fitrah.

Editor: Denun

Related posts