Saran konstruktif bos Nindya Karya pada FGD IKA Unhas

  • Whatsapp
Haedar A. Karim saat menjadi narasumber pada FGD Penguatan Daya Saing Ekonomi Nasional yang digelar PP IKA Unhas dan IKA Unhas Samarinda (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Sosok Haedar A. Karim di kalangan alumni Fakultas Teknik Unhas seperti ‘The Legend’. Pengalamannya yang panjang sebagai ‘Antek’ telah menjadi inspirasi dan rujukan suksesornya, bagi yuniornya. Karena pengalaman dan leadership-nya, diapun didapuk sebagai Ketua IKATEK Unhas.

Catatan karir Haedar A Karim sungguh moncer di PT Nindya Karya, perusahaan nasional. Dia pun loyal pada perusahan konstruksi papan atas itu. Dia terpilih sebagai Direktur Utama Nindya Karya berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Rabu (22/1/2020).

Read More

Alumnus Teknik dari Universitas Hasanuddin Makassar yang tamat 1985 ini pernah sebagai Plt Direktur Utama berdasarkan keputusan Dewan Komisaris No SK-56/KOM/08/2019.

Haedar muda telah berkarier di PT Nindya Karya (Persero) sejak 1986, atau setahun selepas meraih gelar insinyur. Pria kelahiran Ujung Pandang 15 November 1959 ini memperoleh mandat pertama pada dunia konstruksi sebagai Kepala Proyek Perkampungan Nelayan Tanjung Kasuari Sorong di PT NK  Cabang VII Papua.

Dia pernah menduduki jabatan penting antara lain General Manager Teknik dan Pemasaran serta Kepala Divisi Kontruksi dan Properti.

Sangat beralasan ketika dia menjadi salah satu narasumber pada Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Pengurus Pusat IKA Unhas dan IKA Unhas Samarinda bertema Mendorong Sinergi dan Kolaborasi Pengusah untuk Memperkuat Daya Saing Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi COVID-19, Selasa, 3/8/2021.

Meski, bagi Haedar, FGD tersebut harusnya telah digelar sejak lama. Dia pun berharap IKA Unhas tidak berhenti pada sekadar bertemu dan berbagi cerita seperti ini.

“Jangan hanya sesaat, ibarat film silat, jangan sampai the end,”  katanya saat membuka paparannya.

Dampak pandemi menurut Haedar

Dia juga membeberkan dampak pandemi, trend korban dan implikasinya pada ekonomi nasional terutama perkembangan jasa dan pembangunan infrastruktur nasional dengan mengutip beberapa catatan dan kajian reliable.

“Apakah pandemi mempengaruhi sistem ekonomi? Kami pelajari paparan dari PT Danareksa, begitu signifikannya pandemi ini ke ekonomi kita, pada sektor rumah tangga,” katanya sembari memberi contoh bahwa saat pihaknya transaksi order barang dari Eropa yang biasanya satu bulan, jadinya tiga hingga empat bulan.

“Seluruh aspek berdampak pada pandemi. Tingginya pengaruhnya pada sistem ekonomi kita, pada tenaga kerja, banyak yang di-PHK karena kondisi memang berat. Ini yang sangat kita takutkan semua,” ucapnya.

Haedar bercerita kalau PT Nindya Karta mengelola hotel di Semarang. “Jika selama ini hunian antara 50 hingga 60 persen, sekarang sisa 20 persen,” ujarnya.

Bagi Haedar, menghadapi pandemi memerlukan transformasi. “Perusahaan perlu bertransformasi, bagaimana perusahaan beroperasi dan sederhana. Ini yang harus dilakukan,” imbuhnya.

Baginya, meski Nindya telah melewati masa krisis tahun 1998 dengan baik namun untuk saat ini, dampak pandemi sejak 2020 adalah yang terberat.

Saat ini, menurut Haedar, kita tidak kehilangan inovasi di tengah pandemi. Pilihannya adalah mencari gandengan atau mitra. Dengan Pertamina dan perusahaan Korea, Nindya telah merencanakan sebuah investasi senilai 22 triliun.

“Kami juga bersinergi usaha mikro, menengah, tidak ada proyek Nindya yang tidak melibatkan pengusaha menengah, hingga perusahaan kecil. Hampir, kalau kita lihat 70 persen dikelola oeh pihak ketiga, sementara 30 persen dikelola internal Nindya,” sebutnya.

“Di tengah pandemi, kita berbagi keuntungan dengan yang lain, subkon. Di NTT, kita pakai orang lokal, inilah yang kita lakukan, bersinergi,” tambahnya.

Dia juga menyebut bahwa Nindiya telah membenahi sistem kerja. Pembayaran oleh sistem bank.

“Jangan pernah minta, di luar sistem itu. Ada sistem yang harus diikuti, ada e-procurement dan sudah di-launching tahun kemarin, ada sistem yang berjlaan, kalau ada teman ingin ikut berkolaborasi silakan,” paparnya.

Fokus Nindya Karya menurut Haedar adalah pada dua ranah. “Terus terang Nindya hanya berinvestasi pada dua area mIgas dan water, tidak masuk kami yang ke lain,” katanya.

“Mari kita bangun sinergi, kolaborasi yang lebih baik, karena di IKA Unhas, kita juga belajar dari IKA lain, mereka begitu ketat, mereka begitu menghargai para senior, dan adik-adik dicarikan lapangan kerja. Bukan hanya omongan, saya lakukan ini di Nindya,” jelasnya.

“Saya beharap, saya dengar akan ada Mubes, siapapun, ketua, bangunlah kolaborasi ini untuk kemajuan, saya jadi ketua teknik, alumni Unhas kita bangun,”  harapnya.

Dia menutup paparannya dengan menyebut alumni perguruan tinggi lain telah semakin jauh mengisi ruang-ruang yang harusnya dikerjakan alumni Unhas. Dia suguhkan pesan konstruktif.

“Kenapa? Karena kita tidak punya kemampuan berkolaborasi dengan mereka. Mari kita turunkan tensi kita,” pungkasnya.

 

Editor: K. Azis

Related posts