Sosok Prof Halim Mubin di mata WR 3 Unhas, Kak Chunank

  • Whatsapp
WR 3 Unhas, Prof Arsunan Arsin (dok: istimewa)

DPRD Makassar

Selamat jalan senior yang tak pernah lekang komitmennya pada  korps ‘Hijau Hitam’.  Prof Dr drg Arsunan Arsin, M.Kes, WR 3 Unhas

 

Read More

PELAKITA.ID –  Sosok aktivis Himpunan Mahasiswa Islam, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Prof Dr dr A Halim Mubin MSc SpPD KPT meninggal dunia pada usia 79 tahun.

Prof Halim menghembuskan napas terakhir pada hari Jumat (4/12/2020) malam. Prof Halim Mubin adalah sosok yang banyak dibincangkan keluarga besar HMI saat ini di Makassar karena keaktifannya membangun solidaritas HMI baik di Makassar maupun nasional.

Di usianya yang sudah mencapai 79 tahun itu, pun masih tercatat sebagai salah seorang anggota grup WA Alumni Unhas bersama aktivis Tamalanrea tahun 90-an hingga 2000-an. Komentarnya yang ‘tajam’ terkait situasi kontemporer bangsa, banyak menggugah opini yuniornya.

Pria yang lahir di Pinrang pada  27 Desember 1940 itu adalah lulusan S1 Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedoktean Unhas dan meraih gelar pada S2 Tropical Diseases di Mahidol University Thailand, dan S3 Penyakit Dalam di  Unhas.

Bagi WR 3, Prof Dr drg Andi Arsunan Arsin, M/Kes, almarhum bukan saja sosok dengan  ide dan gairah membesarkan korps ‘hijau hitam’ tapi paling penting juga sebagai sosok yang ‘ringan tangan’ dalam memberikan bantuan berupa donasi kepada adik-adiknya di dalam mengembangkan organisasi.

“Prof Halim prototipe senior yang selalu peduli kepada generasi pelanjutnya,” jelas Prof Arsunan yang akrab disapa Kak Chunank ini.

“Kami bersaksi bahwa almarhum adalah orang yang sangat baik. Beliau juga banyak membantu saya pribadi. Beliau penguji disertasi saya,” kata Prof Chunank.

“Prof Hlaim tahu bahwa saya adalah salah seorang aktivis HMI, dan beliau banyak membantu dalam memberikan masukan perbaikan-perbaikan disertasi saya dengan meyediakan referensi relevan,” akunya.

Menurut Prof Chunank, kira-kira dua minggu sebelum masuk RS untuk perawatan, Prof Halim masih sempat men- chat supaya dicarikan orang yang bisa mengedit buku yang akan diterbitkannya.

“Beliau sampai di masa-masa akhir hayatnya tetap ‘gelisah’ dengan ide0de yang akan dituangkan lagi ke dalam buku demi kesempurnaan pesan. Selamat jalan Maha Guru, namamu akan tetap terngiang dan dikenang. Insya Allah surga menantimu Professorku,” tutup WR 3 Unhas.

 

Editor: K. Azis

Related posts