Liputan Khusus | TNI dan Perwira AD Filipina Menyesap Makna Kebudayaan Mangkasara’ di Galesong

  • Whatsapp

Delegasi Angkatan Darat Filipina yang terdiri dari ketua tim Kolonel (Inf) Michael Glenn Manansala, Major Eric Aprosta, Major Joel Dagdag serta Major Theresa Babiera yang difasilitasi Brigif 11 Badik Sakti, Kodim serta Pemda Takalar menyesap hakikat tradisi dan kebudayaan Makassar di Balla Barakka ri Galesong. Tuan rumah, Karaeng Patoto sukses menyuguhkan kisah bersejarah, kekuataan Sulapa Appa dan aneka keunggulan budaya maritim khas Galesong, bekal inspiratif untuk visitasi berikutnya.

PELAKITA ID – Kunjungan keempat perwira militer Filipina ini bisa disebut bentuk diplomasi budaya antara dua negara.

Dipimpin seorang Kolonel, dan tiga Mayor mereka menyambangi Balla Barakka ri Galesong BBrG untuk memperkuat dan menunjukkan betapa pentingnya antarnegara dalam bingkai sesama ASEAN.

Read More

Demikian penjelasan Prof Aminuddin Salle atau atau kerap disapa Karaeng Patoto, pendiri dan pemilik Rumah Budaya Balla Barakka ri Galesong terkait kunjungan tim Angkatan Darat Filipina itu, Selasa, 15 April 2025.

Sarat Pesan

Kawasan di jantung Galesong itu tak seperti biasanya. Puluhan tentara, Polri dan ASN Pemda Takalar berkumpul di Balla Barakka Galesong. Mereka antusias sebab ada momen bersejarah – setidaknya bagi BBrGsedang berbahagia, ada visitasi tentara Angkatan Darat Filipina untuk menyesap inspirasi tradisi dan ketangguhan budaya agraris-maritim kebudayaan etnis Makassar atau Mangkasara’.

Sebagai bentuk penerimaan dan penghargaan untuk tamu negara tersebut, para personel Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) BBrG ikut menampilkan tradisi Aru yang sakral, membalut hangatnya pertemuan dengan kekayaan budaya leluhur.

Ada badik terhunus – ini hanya simbol – tanda penerimaan dan kesetiaan pada persaudaraan. A’ngaru dijelaskan kepada para tetamu oleh Pendiri Pelakita.ID Kamaruddin Azis sebagai bentuk tanda setia, loyal dan penghargaan untuk tamu mulia.

Tradisi a’ngaru untuk tetamu dari Filipina (dok Pelakita.ID)

Wajah para tetapi sempat terlihat tegang saat melihat badik terhunus, lalu tersenyum setelah dijelaskan maksud penyambutan. Bahkan ada yang segara mengambil kamera dan merekamnya.

Para tamu juga dituntun untuk naik ke Balla Budaya pertama sebagai titik simpul pertama untuk proses ‘nipakaddo umba-umba’.

Tradisi yang disebut oleh host Karaeng Patoto sebagai doa, harapan dan tanda kebaikan bagi tetamu yang datang. Juga simbol bagi para pelaut yang hendak berlayar jauh untuk menyesap hakikat kebaikan dan pesan perjuangan.

”Umba-umba yang terdiri dari tepung beras, kelapa merah, parutan kelapa sebagai tanda harapan baik,” ujar Karaeng Patoto kepada kepada Kolonel Michael Y. M pimpinan tim dan anggotanya.

Apa yang disuguhkan di bagian pertama ini adalah manifestasi dari keragaman tradisi di Desa Wisata Galesong Baru dimana BBrG bukan desa wisata biasa tapi penuh inspirasi.

Bahkan, tahun 2023, desa ini meraih penghargaan nasional dari Kemenparekraf dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) sebagai juara dalam kategori Konten Digital, sekaligus mengukuhkan diri sebagai salah satu dari tujuh desa wisata terbaik di Sulawesi Selatan dan 75 besar nasional.

Prof Aminuddin Salleh menjelaskan tentang Lontarak hingga Sulapa Appa (dok Pelakita.ID)

Salah satu pesonanya adalah pelestarian aksara Lontarak melalui karya kriya dan digitalisasi budaya lokal. Desa ini berkembang di bawah bimbingan Prof. Aminuddin Salle—sosok akademisi Fakultas Hukum Unhas yang sejak belia telah ditempa oleh nilai-nilai budaya warisan orang tuanya. Warga Galesong mengenalnya dengan nama Karaeng Patoto.

Dalam kunjungan ini, kisah rumah bersejarah di BBrG yang awalnya didirikan tahun 1936 milik Karaeng Salle ayahanda Aminuddin, lalu fisik rumah dibawa ke Jantung Galesong, pun dijelaskan termasuk bangunan Lontang yang punya peran penting untuk wahana interaksi komunitas, tempat bersantai menikmati aneka penganan dan minuman.

Demikian pula prinisp Sulapa Appa khas Karaeng Patoto lalu ada sajian kuliner khas seperti Coto Mangkasarak, umba-umba, barongko, dan cucuru bayao turut memikat para tamu, menciptakan pengalaman multisensori yang menyentuh hati dan indera.

Dipaparkan sejarah desa, struktur pengelolaan BBrG, hingga filosofi dari setiap bangunan yang berdiri di kawasan wisata ini. Terkait itu, Ketua Pokdarwis BBrG Galesong Jalil Mattewakkang menyatakan, sejak menjadi bagian dari Pokdarwis, baru kali ini kami menyambut tamu dari kalangan militer asing.

”Apalagi dari sesama negara ASEAN seperti Filipina. Ini menjadi pengalaman luar biasa,” ungkap Abdul Jalil dengan mata berbinar.

Yang tak kalah mencuri perhatian adalah persiapan dan gotong royong warga, ada semangat Akbulo Sibatang—istilah lokal untuk gotong royong—yang menjadi ruh dalam setiap kegiatan di desa ini. Kerja sama lintas elemen membuat BBrG tetap siap menyambut tamu, kapan pun dan dari mana pun mereka datang.

Dandim Takalar, Letkol (Inf) Faizal Amin, S.IP salam komando dengan Koloner (Inf) Michael Glenn dari Angkatan Darat Filipina (dok: Pelakita.ID)

Hadir pula dalam penyambutan tersebut sejumlah pejabat penting, termasuk Sekda Takalar Dr. Muhammad Hasbi, Dandim 1426 Takalar Letkol Inf Faizal Amin, S.I.P, Kolonel Infanteri Arif Budi Situmeang dari Brigif Kodam XIV Hasanuddin, Danramil dan Babinsa Galesong, serta aparat dari Polsek setempat.

Misi Kunjungan

Colonel Michael Y.K menyebut misi mereka kali ini adalah untuk penjajakan pemahaman kondisi daerah termasuk kebudayaan dan kondisi sosial karena akan dikaitkan atau direlevankan dengan misi kunjungan mereka berikutnya yang direncakan bulan Juli 2025 yang akan mengadakan kerjasama pelatihan dengan Satuan TNI di Sulawesi.

Dia mengaku terkesan dengan penyambutan dan memberiikan penghormatan kepada seluruh yang menyambut terutama tuan rumah Prof Aminuddin Salle di Balla Barakka Galesong dan masyarakat setempat. Juga kepada para pihak seperti Sekda, jajaran TNI dan Polri.

Pada kesempatan tersebut Karaeng Patoto bersama ketua Pokdarwis Desa Galesong Jalil Mattewakkang menuntun peserta untuk memahami dan mampu menulis Lontarak dengan menulis nama mereka. Mulai dari Kolonel Mike, Mayor Joel hingga Major Theresa.

Seikat buku berisi program kerjasama BBrG dan Mahkamah Konstitusi RI juga diberikan kepada masing-masing tamu disaksikan Sekda Takalar Dr. Muhammad Hasbi kemudian dilanjutkan foto bersama.

“Ini kebanggaan tak ternilai bagi kami di Balla Barakka ri Galesong. Ini tentu tidak bisa terlaksan tanpa dukungan pihak TNII,” kata Prof Aminuddin Salle.

Sekda Takalar Dr Muhammad Hasbi yang datang lebih awal menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran visitasi ini.

“Ini gambaran bahwa Takalar punya potensi besar untuk tumbuh bersama warga Galesong, ada banyak peluang pengembangan seperti wisata kebudayaan, belum lagi pertanian hingga kelautan dan perikanan,” ujar Hasbi kepada Pelakita.ID.

Dia juga berharap agar masyarakat, unsur Pemda, termasuk TNI dan Polri untuk bersama menjaga aset luar biasa ini.

“Inilah wajah kita, tentang kebudayaan, sipakatau, merawat tradisi, dan tentu saja atensi untuk mendidik generasi muda Takalar melalui wadah seperti Balla Barakka ri Galesong ini,” ujar Hasbi. Saat acara ini berlangsung Bupati Firdaus Daeng Manye dikabarkan sedang berada di Jakarta dan menitip salam untuk rombongan.

Ucapan sama juga disampaikan Dandim Takalar, Letkol (Inf) Faizal Amin, S.I.P yang menyampaikan apreasiasi atas penyambutan kru Balla Barakka yang luar biasa.

“Atas nama keluarga Kodim Takalar, kami menyampaikan terima kasih. Acara berlangsung lancar, semoga ke depan semakin sukses Balla Barakka,” ujar Dandim Faizal Amin.

Sekda Takalar, Dr Muhammad Hasbi bersantap Coto Makassar bersama tamu dari TNI AD dan dari The Philippines (dokL Pelakita.ID)

”Kami juga menyampaikan terima kasih. Dalam hal ini tim Brigif 11 Badik Sakti, Pemda Takalar melalui Bupati Muhammad Firdaus Daeng Manya hingga Sekda ananda Pak Doktor Muhammad Hasbi, jajaran Polri yang hadir bersama kami, Camat Galesong nanda Iksan Larigau. Juga Pemerintah Desa seperti Galesong Baru dan Galesong Kota dan tentu masyarakat Galesong secara luar yang semakin menyadari keberadaan rumah budaya ini,” terang Karaeng Patoto.

Karaeng Patoto menyampaikan harapan agar kunjungan ini menjadi inspirasi bagi siapapun, bahwa selalu ada optimisme dan merawat kekuatan mengembangkan kebudayaan lokal, lokal tetapi menjadi atensi dunia luas, lintas negara.

Penulis bersama keluarga TNI dan Angkatan Darat Filipina dan kerabat Balla Barakka ri Galesong (dok: Pelakita.ID)

”Saya menyebut ini kepercayaan kepada BBrG, tentang pentingnya merajut Diplomasi Budaya sesama Negara ASEAN, dimana Galesong sebagai episentrumnya,” ujar Karaeng Patoto.

”Rampea golla, nakurampeki kaluku,” pungkasnya berbahasa Makassar yang bermakna filosofi bahwa dalam praktik berbagi kebaikan yang indah dan manis, kolaboratif, selalu akan berbalas kenikmatan hakiki atas nama universalitas kemanusiaan.

Penulis Daeng Nuntung

Related posts