Unhas dan Pemprov Sulsel Bersinergi Menuju Generasi Bebas Stunting

  • Whatsapp
Cegah stunting, berdayakan keluarga (dok: Humas Unhas)

PELAKITA.ID – Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan resmi menjalin sinergi untuk menekan angka stunting di wilayah Sulsel.

Kesepakatan ini diresmikan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dalam rangka mendukung Gerakan Sulawesi Selatan Menuju Zero Stunting.

Bertempat di Ruang Rapat Rektor Unhas pada Selasa (18/2/2025), acara ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas dan pemerintah daerah, menandai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas kesehatan generasi masa depan.

Rektor Unhas, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., menegaskan bahwa stunting merupakan tantangan multidimensional yang tidak hanya terkait dengan kesehatan, tetapi juga aspek sosial dan ekonomi.

Oleh karena itu, pendekatan interdisipliner menjadi kunci utama dalam penanganannya.

Sebagai bentuk komitmen, Unhas mengintegrasikan isu stunting ke dalam Kurikulum K23, memungkinkan mahasiswa memperoleh wawasan mendalam melalui skema SKS khusus.

“Stunting bukan sekadar masalah gizi buruk, tetapi juga menyangkut kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, kami memasukkan isu ini dalam kurikulum agar pendekatan akademik dapat lebih sistematis dan berbasis riset,” ujar Prof. Jamaluddin.

Ia pun berharap sinergi ini mendapat dukungan penuh dari berbagai elemen, termasuk pemerintah daerah, agar program yang dirancang dapat berjalan secara efektif dan berkelanjutan.

Sementara itu, Pejabat Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Dr. Fadjry Djufry, M.Si., menyambut baik inisiatif Unhas dan menekankan pentingnya pengembangan model penanganan stunting yang berbasis ilmiah serta didukung data akurat.

“Kita perlu membangun model penanganan stunting yang dapat dijadikan tolok ukur nasional. Pendekatan yang kita lakukan juga harus mempertimbangkan faktor budaya dan sosial masyarakat setempat agar intervensi yang diterapkan lebih tepat sasaran,” ujar Prof. Fadjry.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa gerakan zero stunting harus menjadi upaya kolaboratif lintas sektor, bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan semata.

Pemerintah Provinsi Sulsel mengapresiasi langkah Unhas dalam mengembangkan model berbasis multidisiplin guna menangani permasalahan ini secara komprehensif.

“Kita juga harus mengoptimalkan pemantauan berbasis teknologi informasi agar perkembangan stunting dapat dimonitor secara berkala. Dengan data yang akurat, intervensi dapat dilakukan dengan lebih efektif,” tambahnya.

Melalui kerja sama ini, Sulawesi Selatan menargetkan menjadi daerah percontohan dalam penanganan stunting yang menyeluruh dan terstruktur. Dengan bersinergi antara pemerintah, akademisi, dan berbagai sektor lainnya, inisiatif ini diharapkan dapat menciptakan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berkualitas di masa depan.