PELAKITA.ID – Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menegaskan komitmennya terhadap transparansi dan keakuratan data dalam pelaksanaan tracer study, sebuah mekanisme penting dalam menilai keberhasilan alumni di dunia kerja dan industri.
Berbagai spekulasi yang menyebutkan adanya intervensi dalam proses pengisian data dengan tegas dibantah. Unhas memastikan bahwa tracer study dilakukan secara berkala, terintegrasi, dan sesuai standar akademik yang ketat.
Komitmen Unhas terhadap Keakuratan Data
Tracer study berfungsi sebagai instrumen evaluasi untuk mengukur sejauh mana lulusan universitas terserap di dunia kerja, melanjutkan studi, atau bahkan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Demi menjamin validitas data yang dikumpulkan, Unhas telah menerapkan sistem quality control yang ketat dan berlapis.
Ketua Pengendali Pencapaian Target IKU Unhas, Prof. Dr. Eng. Amiruddin, M.Si., menjelaskan bahwa setiap data yang masuk ke sistem tracer study diverifikasi dengan cermat oleh tim khusus.
“Kami memiliki prosedur yang memastikan bahwa data yang dikumpulkan benar-benar mencerminkan kondisi alumni. Tidak ada arahan atau manipulasi dalam pengisian data. Kami hanya memberikan penjelasan jika ada alumni yang belum memahami kriteria yang digunakan,” tegasnya.
Prof. Amiruddin memaparkan bahwa dalam indikator kinerja utama (IKU-1) tracer study, terdapat tiga kriteria utama yang menjadi tolok ukur.
Yaitu, masa tunggu kerja kurang dari enam bulan dengan penghasilan minimal 1,2 kali upah minimum provinsi (UMP), melanjutkan studi dalam waktu kurang dari satu tahun, atau menjadi wirausaha dalam kurun waktu yang sama setelah lulus.
Untuk memastikan keabsahan data, tim tracer study Unhas bahkan melakukan konfirmasi ulang dengan alumni sebelum data dikirimkan ke sistem tracer study Dikti.
“Dikti sendiri memiliki mekanisme verifikasi tambahan, di mana alumni dipilih secara acak untuk memastikan kebenaran data yang telah diinput,” tambahnya.
Proses yang Transparan dan Terstruktur
Senada dengan Prof. Amiruddin, Direktur Hubungan Alumni Unhas, Prof. Dr. Andi Muhammad Akhmar, SS., M. Hum., juga menegaskan bahwa Unhas menerapkan sistem pengumpulan data yang tersentralisasi dan terkontrol.
“Kami tidak hanya mengandalkan kuesioner, tetapi juga melakukan validasi tambahan dengan menghubungi alumni secara langsung jika ada informasi yang perlu diklarifikasi,” jelasnya.
Unhas telah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat untuk memastikan tidak ada celah bagi manipulasi data.
Tim tracer study di tingkat fakultas bertanggung jawab untuk meninjau ulang setiap informasi yang masuk sebelum dikirimkan ke sistem nasional.
“Jika ditemukan data yang belum lengkap, tim akan berkoordinasi dengan Person in Charge (PIC) program studi atau bahkan langsung dengan alumni untuk memastikan informasi yang diberikan benar adanya,” tambah Prof. Akhmar.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pastikan Tidak Ada Intervensi
Menanggapi isu yang berkembang terkait dengan pelaksanaan tracer study di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unhas, Dekan FEB, Prof. Dr. Abdul Rahman Kadir, SE., M.Si., menegaskan bahwa tidak ada arahan bagi alumni untuk mengisi data sesuai dengan keinginan fakultas.
“Kami memastikan bahwa semua alumni diberikan kebebasan penuh dalam mengisi data tracer study. Jika ada kebutuhan klarifikasi terkait pertanyaan tertentu, admin fakultas hanya bertugas menjelaskan, bukan mengarahkan,” ungkapnya.
Prof. Rahman juga menyayangkan adanya informasi yang beredar dan menyebutkan bahwa tracer study di Unhas mengalami intervensi.
“Ini adalah kabar yang tidak benar dan menyesatkan. Kami akan mengambil langkah tegas terhadap pihak yang menyebarkan informasi yang tidak akurat,” tambahnya.
Komitmen untuk Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Unhas semakin menegaskan posisinya sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkomitmen pada transparansi dan akuntabilitas.
Tracer study bukan hanya menjadi alat ukur kinerja universitas, tetapi juga cerminan dari integritas akademik yang dijunjung tinggi.
Dengan sistem yang terstruktur dan pengawasan yang ketat, Unhas memastikan bahwa setiap data yang dikumpulkan benar-benar merepresentasikan realitas di lapangan tanpa rekayasa atau intervensi.
Sumber: Humas Unhas