ICHP-PH 2024, Terobosan FKM Unhas Berkontribusi pada Kebijakan dan Kesehatan Masyarakat Global

  • Whatsapp
Rektor Unhas Proj Jamaluddin Jompa bersama sejumlah undangan, pembicara dan peserta ICHPPH 2024 (dok: Humas Unhas)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Dekade terakhir, dunia telah menyaksikan tantangan kesehatan yang semakin kompleks dan mendesak. Perubahan iklim, urbanisasi yang cepat, meningkatnya beban penyakit tidak menular, dan ancaman seperti pandemi COVID-19 telah mengungkap kerentanan yang signifikan dalam sistem kesehatan global.

Demikian penjelasan Dekan FKM Unhas, Prof Sukri Palutturi terkait latar bekalang Konferensi Internasional Kebijakan Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat yang digelar di Unhas Hotel and Convention, Tamalanrea, tanggal 9 dan 10 Oktober 2024.

Sukri menilai, tantangan-tantangan itu menjadi pengingat pentingnya mengembangkan sistem kesehatan yang tidak hanya mampu menanggapi krisis tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang.

Read More

”Ketahanan dalam sistem kesehatan mengacu pada kemampuan sistem untuk mengantisipasi, menanggapi, dan pulih dari berbagai gangguan atau krisis kesehatan, baik yang disebabkan oleh faktor alam maupun manusia,” sebutnya.

Oleh karena itu, lanjut Sukri, pengembangan strategi dan kebijakan yang memperkuat ketahanan sistem kesehatan telah menjadi prioritas utama.

”Keberlanjutan dalam konteks sistem kesehatan diperlukan, yang melibatkan pengelolaan sumber daya yang efisien, penerapan teknologi yang ramah lingkungan, dan kebijakan yang mendukung kesehatan masyarakat dalam jangka panjang,” tambahnya.

”Keberlanjutan juga berarti memastikan bahwa semua segmen masyarakat, termasuk yang paling rentan, memiliki akses yang adil dan setara terhadap layanan kesehatan yang berkualitas,” sebutnya.

Secara umum, konferensi ini ingin mengingatkan bahwa sistem kesehatan harus disertai dengan kebijakan kesehatan yang inklusif, yaitu kebijakan yang mempertimbangkan kebutuhan semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok yang paling rentan dan terpinggirkan.

”Kebijakan ini harus didasarkan pada prinsip-prinsip kesetaraan, keadilan, dan hak asasi manusia, yang memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai kesehatan yang optimal. Konferensi ini akan membahas bagaimana kebijakan kesehatan yang inklusif dapat diintegrasikan ke dalam sistem kesehatan untuk meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan,” jelas Sukri.

Prof Sukri Palutturi menyebut konferensi ini akan menampilkan berbagai sesi, termasuk presentasi utama oleh para ahli terkenal, diskusi panel, dan sesi ilmiah yang memamerkan penelitian mutakhir.

”Konferensi ini juga akan menyediakan banyak kesempatan berjejaring bagi para peserta untuk terhubung, berbagi pengalaman, dan menjalin kemitraan yang dapat membuka jalan bagi upaya kolaboratif untuk mengatasi tantangan keamanan kesehatan global,” terangnya.

”Konferensi ini menegaskan pentingnya pendekatan multi-pemangku kepentingan dan multidisiplin. Dengan mendorong kolaborasi di antara para pemangku kepentingan ini, konferensi ini bertujuan untuk merangsang diskusi yang komprehensif, memfasilitasi transfer pengetahuan, dan mempromosikan pengembangan kebijakan dan strategi berbasis data atau bukti,” tandasnya.

Pembukaan Konferensi

Tidak kurang 300 peserta memadati ruang konferensi pada lantai 2 Unhas Hotel and Convention Center.

Di pintu masuk, sejumlah booth memamerkan sejumlah produk, buku hingga merchandise.

Nampak logo Unhas, Kementerian Kesehatan RI, Freeport Indonesia, Pemda Mimika, Pemda Intan Jaya, Pemkot Makassar dan sejumlah korporat nasional dan lokal.

Pembukaan konferensi ini dimulai dengan atraksi pa’raga (bermain takraa) yang memukau peserta. Juga menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan doa yang dipandu dua MC yang luar biasa.

Saat membuka konferensi Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa berharap konferensi Internasional ke-1 tentang Kebijakan Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat (ICHP-PH) ini dapat berkontribusi pada kemajuan keamanan kesehatan global dan pengembangan sistem kesehatan yang tangguh dan berkelanjutan.

Dia memberikan apresiasi kepada Departemen Administrasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas yang telah memfasilitasi konferensi yang akan berisi pertukaran ide, wawasan, dan jaringan di antara individu dan organisasi yang ada.

Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa mengapresiasi Tim FKM Unhas di bawah kepemimpinan Dekan Prof Sukri Palutturi dan berharap ini bukan konferensi pertama semata.

”Jangan sampai kita menggelar konferensi pertama, ditunggu konferensi kedua, ketiga, tidak ada lagi,” kata dia disambut gelak tawa peserta.

Pembicara dan topik bahasan

Pelakita.ID mencatat 10 topik bahasan yang dikupas bersama pemateri berpengalaman dan kompeten seperti Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) yang merupakan Menteri Kesehatan RI 2019-2020

Di lokasi acara nampak Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, DrPH, Chief of Party, Health Financing Activity, USAID.

Ada pembicara internasional seperti Professor Sharyn Davies, Monash University, Australia. Lalu ada Assoc. Professor Dr. Haliza Binti Abdul Rahman, University Putra Malaysia, Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D, Universitas Gadjah Mada, Indonesia.

Tidak ketinggalan, Prof. Dr. Amran Razak, M.Sc, Universitas Hasanuddin, Dr. Setya Haksama, drg., M.Kes, Universitas Airlangga, Dr. Mayeh Omar, University of Leeds hingga Nicolas Farcy, GF Office Indonesia.

Ada 10 topik dan sejumlah cabang pembahasan.

Pertama, sistem dan Layanan Kesehatan yang akan membahas Akses terhadap Layanan Kesehatan, Kualitas Layanan Kesehatan, Pembiayaan Layanan Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Infrastruktur Layanan Kesehatan, Kebijakan dan Manajemen Kesehatan dan Ekonomi Kesehatan dan Penerapan Teknologi Kesehatan

Yang kedua adalah aspek Keadilan Kesehatan dan Keadilan Sosial yang meliputi Kesenjangan Kesehatan, Hak Asasi Manusia dan Kesehatan,  Politik dan Hukum Kesehatan, Faktor Penentu Sosial Kesehatan, Kompetensi Budaya dalam Pelayanan Kesehatan, Akses terhadap Pelayanan Kesehatan bagi Populasi Rentan.

Ketiga, Kesehatan Global & Kesehatan Internasional melingkupi Kesehatan dan Migrasi, Tata Kelola Kesehatan Global, Kesehatan di Negara Berkembang dan Kerjasama Kesehatan Internasional

Keempat, Kesehatan Digital dan Teknologi Kesehatan mencakup aspek Telemedicine, Analisis Big Data dalam Layanan Kesehatan, Kecerdasan Buatan (AI) dalam Layanan Kesehatan, Ekonomi Kesehatan dan Adopsi Teknologi Kesehatan.

Kelima adalah topik Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit meliputi Perilaku Kesehatan yang Bermasalah, Promosi Gaya Hidup Sehat, Program Pendidikan dan Kesadaran Kesehatan dan Program Skrining dan Deteksi Dini Penyakit

Keenam, Penyakit Menular dan Pandemi melingkupi Keamanan Kesehatan Global, Resistensi Antimikroba, Pengembangan dan Penyebaran Vaksin, Kesiapsiagaan dan Respon terhadap Pandemi, Pengawasan dan Pengendalian Penyakit Menular.

Ketujuh, Kesehatan Ibu dan Anak yang mengelaborasi aspek Gizi, Kesehatan Anak, Keluarga Berencana, Kesehatan Ibu dan Perkembangan Anak Usia Dini

Kedelapan, Penyakit Kronis dan Penyakit Tidak Menular, secara spesifik membahas Kanker, Diabetes, Kesehatan Mental, Penyakit Kardiovaskular dan Penyakit Pernapasan Kronis

Kesembilan, Kesehatan Lingkungan dan Pekerjaan yang mengulik dimensi Zat Beracun, Bahaya Pekerjaan, Polusi Udara dan Air, Pembangunan Berkelanjutan dan Kesehatan

Kesepuluh, Perubahan Iklim dan Kesehatan yang meliputi dimensi Perubahan iklim, kerentanan kesehatan, Perubahan iklim, dampak kesehatan, ketahanan masyarakat serta Kebijakan kesehatan yang tanggap terhadap iklim.

Saat berita ini dibuat Rektor Unhas baru saja memukul gendang tanda dimulainya konferensi bertaraf internasional ini.

Penulis Denun

Related posts