Tujuan UNDP jalankan ATSEA 2 di WPP 718

  • Whatsapp
Peserta diskusi terkait WPP 718 (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Diskusi Publk Daring ‘Potret Perikanan di Kabupaten Marauke dalam Mendukung Ketahanan Pangan di Indonesia’ telah digelar atau kerjasama Pemda Kabupaten Merauke, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Papua dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) atas dukungan Program ATSEA Fase 2, (28/10/2020).

Program ATSEA Fase 2 merupakan kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dan UNDP sebagaibentuk komitmen bersama menjawab isu lingkungan, sosial, dan ekonomi Lingkup LME (Large Marine Ecosystem).

Read More

Acara ini bertujuan untuk menggali informasi terkini mengenai kondisi perikanan di Kabupaten Merauke serta mengetahui peran dari berbagai pihak dalam mendukung peningkatan ketahanan pangan di Indonesia, khususnya di wilayah perairan Indonesia timur, lebih spesifik di Wilayah Pengelolaan Perikanan WPP 718.

Program ATSEA-2 merupakan kerjasama antara 4 negara yaitu Indonesia, Timor-Leste, PNG, dan Australia untuk secara bersama-sama mengelola sumber daya kelautan dan perikanan yang tinggi di WPP 718, di Arafura, dan Laut Timor (ATS) dengan intervesi didalam skema program 5 tahun sejak 2019 hingga 2023.

Ada enam narasumber, yaitu Dr. Agus Prabowo Kepala Unit Lingkungan UNDP Indonesia, Mega Mansye Flora Nikijuluw, SH. Ketua Komisi II Bidang Ekonomi DPRD Papua, Carlos Matuan, S.St. Pi, MM.

Lalu ada Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Ruslan Ramli, SE., M.Si. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Marauke F. Suhono Suryo A.Pi, S.Sos, MH, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Marauke, dan Taufik Lastarissa CEO CV Bintang Fahri Internasional.

UNDP dan ATSEA 2

Pada diskusi ini, Dr. Agus Prabowo, Kepala Unit Lingkungan UNDP Indonesia, ikut menceritakan secara singkat apa itu UNDP yang ada di Indonesia, apa itu peran dan programnya.

“Dalam kegiatan ini, pada intinya UNDP mendukung Pemerintah Indonesia khususnya adalah pada acara ini. UNDP merupakan salah satu lembaga PBB yang bergerak di bidang pembangunan manusia,” katanya.

UNDP adaah singkatan dari United Nations Development Programs. Organisasi UNDP di bentuk pada tahun l965 dan merupakan penggabungan dua organisasi yang sudah ada sebelumnya (Program Bantuan Teknis PBB dan Program Dana Khusus PBB).

“UNDP merupakan organisasi paling besar di antara organisasi-organisasi khusus PBB dan perannya paling penting bagi negara berkembang. Pusat kegiatannya di New York City, Amerika Serikat. Anggotanya sebanyak 165 negara dan di dalamnya terdapat negara dan lembaga donor, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Belanda, Norwegia, Swedia, Uni Eropa, dan Komisi Eropa,” kata Dr Agus Prabowo.

Menurutnya, UNDP juga mendukung program terkait pengelolaan perikanan dan pemberdayaan masyarakan pesisir di Indonesia, salah satunya ATSEA 2.

“Target program ATSEA 2 adalah untuk mempertahankan fungsi jasa ekosistem dari Laut Arafura dan Laut Timor melalui strategi tata kelola lintas batas yang berakar pada pembangunan prioritas nasional,” kata Dr Agus.

“Tujuannya untuk meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan di wilayah Arafura dan Timor Seas (ATS) serta demi terlindunginya keanekaragaman hayati dan meningkatnya kualitas hidup penghuni di wilayah tersebut melalui konservasi dan pengelolaan ekosistem pesisir – laut yang berkelanjutan,” jelasnya.

Program ATSEA-2 dari tahun 2019 hingga 2023 dengan donor GEF total 3 negara sebesar US$ 9 Juta. “Khusus husus untuk Indonesia US$ 3juta, mitra implementasi program, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan UNDP Indonesia. Site project  di Rote Ndao, Aru Kepulauan dan Merauke,” sebutnya.

Untuk program di Merauke melalui upaya memperkuat Tata Kelola Perikanan (kakap putih/Barramundi) dengan pendekatan EAFM, kedua memperkuat usaha perikanan yang bertanggungjawab dan ketiga mendukung proses penetapan kawasan konservasi baru di pulau Kolepom.

 

Kontributor: Jawadin

Related posts