Terobosan FEA Unhas: Kolaborasi Alumni untuk Entrepreneurship, Mencari Alternatif Usaha Baru di Tengah Krisis Global

  • Whatsapp
Ilustrasi kegiatan (dok: Pelakita.ID)

Forum Entrepreneurship Alumni (FEA) Unhas, Kolaborasi Alumni untuk Entrepreneurship, Mencari Alternatif Usaha Baru di Tengah Krisis Global

PELAKITA.ID – Dalam semangat kolaborasi dan penciptaan peluang usaha yang adaptif terhadap tantangan global, Forum Entrepreneurship Alumni Universitas Hasanuddin menyelenggarakan diskusi terfokus bertajuk Kolaborasi Alumni untuk Menciptakan Generasi Entrepreneurship di Tengah Krisis Global, Sabtu, 28 Juni 2025.

Menurut salah satu insiator kegiatan ini, Andi Muhammad Irwan Patawari, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Ngobrol, Ngopi, dan Domino Alumni yang diharapkan akan menjadi ajang rutin untuk merawat ikatan, berbagi inspirasi, serta menumbuhkan semangat kewirausahaan lintas generasi.

”Universitas Hasanuddin telah melahirkan lebih dari 220 ribu alumni yang tersebar di berbagai penjuru tanah air, bahkan hingga luar negeri. Mereka berkarya di berbagai sektor, dari dunia usaha, organisasi sosial, hingga pengelolaan sumber daya alam,” ujar Irwan.

”Semua diundang, semua diajak,” jelas pria yang akrab disapa Fung Iwan ini.

”Jejak kiprah alumni Unhas bukan hanya menjadi cermin keberhasilan institusi pendidikan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan alumni muda untuk merintis jalan mandiri dalam berwirausaha,” ucapnya saat ditemui Gedung Pertemuan Alumni, GPA, Tamalanrea, Jumat, 27 Juni 2025.

Dia menyebut diskusi ini hadir sebagai respons atas kebutuhan akan ruang berbagi antaralumni—sebuah wadah pertukaran pengalaman, inspirasi bisnis, dan dialog strategis.

”Forum ini diyakini dapat menjadi batu loncatan penting dalam melahirkan alternatif usaha baru yang relevan dengan potensi lokal serta mampu beradaptasi dengan gejolak global,” tambahnya.

Dari Cerita ke Rencana Aksi

Kegiatan FGD dilaksanakan pada Sabtu, 28 Juni 2025 di Gedung Pertemuan Alumni Unhas, Tamalanrea dan direncanakan akan dihadiri sejumlah alumni Unhas baik berbagai kalangan. Salah satu pemantik diskusinya adalah alumni Fakultas Teknik Elektro Unhas angkatan 1986, yang juga Bupati Takalar, Mohammad Firdaus Daeng Manye.

Bersama Iwan, ikut membidangi lahirnya Forum ini, adalah Kamaruddin Azis, alumi Kelautan Unhas yang mengaku antusias terlibat karena mengadopsi dua prinsip dasar dalam berkegiatan layaknya organisasi alumni.

“Pertama, karena semangatnya ‘curung-curung’ alumni, sejumlah alumni menjadi sponsor, kedua, karena mengadopsi apa yang selama ini telah dirintis secara swadaya dalam hal berbagi pengalaman dan pengetahuan melalui obrolan berfaedah,” ucapnya.

“Format kegiatan dibagi dalam dua sesi. Sesi pemantik inspirasi dari para alumni pelaku usaha dan inisiator program inovatif, serta sesi diskusi kelompok yang mengeksplorasi potensi kolaborasi dan rencana aksi lanjutan lalu ada ajang riang gembira melalui domino alumni,” tambahnya.

Nama-nama seperti Mohammad Firdaus Daeng Manye (Bupati Takalar), Fahmid Mappa (Co-Founder Mini Farm’ta), hingga Muhammad Ramli Rahim (Pendiri Sekolah Alam) diharapkan akan tampil sebagai pembagi inspirasi.

Mereka membawa pengalaman, tantangan, dan peluang nyata dalam membangun usaha berbasis nilai, komunitas, dan inovasi. Proses diskusi akan difasilitasi A.M Irwan Patawari dan Kamaruddin Azis.

Tujuan dan Output: Ada Rintisan Bisnis Kolaboratif

A.M Irwan Patawari menegaskan, tujuan utama dari forum ini adalah mendorong pertukaran pengetahuan antaralumni dalam bidang kewirausahaan dan investasi, serta memetakan kekuatan dan potensi untuk mengembangkan usaha baru yang inklusif dan relevan dengan perubahan zaman.

“Sesuai dengan harapan Ketua Umum IKA Unhas, Andi Amran Sulaiman, kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi pada teridentifikasinya pengalaman dan inspirasi berwirausaha dari alumni sebagai rujukan bagi generasi muda,” sebut Iwan.

“Kedua, terpetakannya kekuatan, tantangan, dan peluang (SWOT) dari inisiatif usaha berbasis alumni serta yang tak kalah penting adalah adanya rekomendasi ide usaha baru lengkap dengan kapasitas pendukung dan peluang pengembangannya,” kata dia.

“Termasuk adanya komitmen awal pembentukan forum bisnis lintas alumni yang berkelanjutan dan berdampak sosial,” tambahnya.

Lebih dari sekadar forum diskusi, kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari semangat gotong royong alumni Unhas dalam membangun ekosistem usaha yang saling menguatkan.

Dengan menyatukan jejaring alumni lintas fakultas, sektor, dan generasi, diharapkan lahir semangat baru membangun usaha yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga memberi dampak sosial dan lingkungan.

”Kegiatan ini akan menjadi agenda berkala, minimal sebulan sekali, dan ditindaklanjuti dengan aksi nyata di lapangan,” ungkap Iwan sekali lagi.

”Dari Makassar, semangat kolaboratif alumni Unhas ini diharapkan dapat menjalar ke seluruh penjuru tanah air—menjadi energi perubahan dan sumber inspirasi bagi generasi yang akan datang,” pungkasnya.

Informasi Pemantik Diskusi

Daeng Manye: Dari Bisnis Telkom ke Takalar yang Maju dan Inklusif

Mohammad Firdaus Daeng Manye, atau akrab disapa “Daeng Manye”, merupakan sosok yang meniti jalan panjang dari dunia korporasi menuju panggung politik daerah. Lahir di Ujung Pandang (kini Makassar) pada 12 Juli 1967, ia menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang dan Universitas Hasanuddin sebelum mengabdi lebih dari tiga dekade di Telkom Indonesia, termasuk menjabat sebagai Presiden Direktur PT TelkomProperty.

Dalam memimpin, Daeng Manye membawa visi pembangunan yang berfokus pada inklusivitas dan peran strategis generasi muda. Ia percaya bahwa pemuda adalah aset utama daerah, sehingga perlu didorong melalui peningkatan kapasitas, pelatihan, serta penguatan kelembagaan. Pemerintahannya menekankan kolaborasi, inovasi, dan penciptaan lapangan kerja sebagai fondasi kemajuan Takalar.

Baginya, Takalar tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga menjadi ruang yang memberi peluang luas bagi keterlibatan generasi muda dalam menentukan arah masa depan daerah. Ia menekankan pentingnya peningkatan kompetensi, pelatihan, serta akses terhadap sumber daya bagi generasi muda untuk mendukung partisipasi mereka dalam pembangunan. Gaya kepemimpinannya yang kolaboratif dan berorientasi pada hasil diharapkan mampu membawa Takalar ke arah yang lebih maju dan sejahtera.

Fahmid Mappa dan Mini Farm’ta: Ayam Petelur untuk Kemandirian Pangan Kota

Fahmid Mappa adalah sosok di balik gerakan Mini Farm’ta, sebuah inisiatif pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ayam petelur skala kecil di lingkungan rumah. Sebagai co-founder dan praktisi peternakan,

Fahmid aktif mengembangkan model mini-farm ini bersama Pemkot Makassar dan Dinas Perikanan & Pertanian sejak 2023. Kini, lebih dari 47 unit kandang mini—berisi 8 hingga 16 ekor ayam per keluarga—telah tersebar di 14 kecamatan di Makassar.

Tujuan utama dari program ini adalah menciptakan kemandirian pangan, menekan biaya kebutuhan rumah tangga, dan membuka peluang usaha bagi warga, khususnya generasi muda.

Fahmid juga dikenal sebagai pelatih aktif di komunitas petani dan mahasiswa, berbagi pengetahuan praktis seputar manajemen kandang, pakan, dan kesehatan ternak. Lewat Mini Farm’ta, Fahmid Mappa menunjukkan bahwa ketahanan pangan bisa dimulai dari halaman rumah, dengan semangat gotong royong dan inovasi lokal.

Muhammad Ramli Rahim (MRR), Dedikasi untuk Sekolah Alam

M.R Rahim adalah tokoh visioner di balik pendirian Sekolah Unggulan KKSS di Bissoloro, Kabupaten Gowa. Sebagai Ketua Panitia Pelaksana, ia berperan penting dalam mewujudkan gagasan besar yang digulirkan oleh Menteri Pertanian sekaligus Ketua Umum KKSS, Andi Amran Sulaiman.

Ramli, yang juga CEO Ranu Corp dan alumnus Universitas Hasanuddin, menyatakan komitmennya untuk mengabdi secara sukarela demi membangun sekolah berstandar internasional yang mengedepankan nilai kebangsaan dan kecerdasan spiritual. Sekolah ini dirancang sebagai SMA gratis dengan pendekatan multibahasa (Arab, Inggris, dan Mandarin), pendidikan karakter berdisiplin tinggi ala militer, serta pembelajaran agama dari para alumni universitas internasional.

Dengan visi besar “otak Jerman, hati Mekah”, sekolah ini bertujuan mencetak generasi muda yang unggul secara intelektual, tangguh secara mental, dan berakhlak mulia. Peletakan batu pertama dilakukan pada 20 April 2025 oleh Andi Amran Sulaiman bersama Muhammad Ramli Rahim, dengan dukungan dana awal sebesar Rp 3,5 miliar dari total kebutuhan sekitar Rp 6 miliar.

Tim FEA Unhas