Forum Entrepreneurship Alumni (FEA) Unhas, Kolaborasi Alumni untuk Entrepreneurship, Mencari Alternatif Usaha Baru di Tengah Krisis Global
PELAKITA.ID – Dalam semangat kolaborasi dan penciptaan peluang usaha yang adaptif terhadap tantangan global, Forum Entrepreneurship Alumni Universitas Hasanuddin menyelenggarakan diskusi terfokus bertajuk Kolaborasi Alumni untuk Menciptakan Generasi Entrepreneurship di Tengah Krisis Global, Sabtu, 28 Juni 2025.
Menurut salah satu insiator kegiatan ini, Andi Muhammad Irwan Patawari, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Ngobrol, Ngopi, dan Domino Alumni yang diharapkan akan menjadi ajang rutin untuk merawat ikatan, berbagi inspirasi, serta menumbuhkan semangat kewirausahaan lintas generasi.
”Universitas Hasanuddin telah melahirkan lebih dari 220 ribu alumni yang tersebar di berbagai penjuru tanah air, bahkan hingga luar negeri. Mereka berkarya di berbagai sektor, dari dunia usaha, organisasi sosial, hingga pengelolaan sumber daya alam,” ujar Irwan. ”Semua diundang, semua diajak,” jelas pria yang akrab disapa Fung Iwan ini.
Nama-nama seperti Mohammad Firdaus Daeng Manye (Bupati Takalar), Fahmid Mappa (Co-Founder Mini Farm’ta), hingga Muhammad Ramli Rahim (Pendiri Sekolah Alam) diharapkan akan tampil sebagai pembagi inspirasi.
Daeng Manye: Dari Bisnis Telkom ke Takalar yang Maju dan Inklusif
Mohammad Firdaus Daeng Manye, atau akrab disapa “Daeng Manye”, merupakan sosok yang meniti jalan panjang dari dunia korporasi menuju panggung politik daerah.
Lahir di Ujung Pandang (kini Makassar) pada 12 Juli 1967, ia menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang dan Universitas Hasanuddin sebelum mengabdi lebih dari tiga dekade di Telkom Indonesia, termasuk menjabat sebagai Presiden Direktur PT TelkomProperty.
Dalam memimpin, Daeng Manye membawa visi pembangunan yang berfokus pada inklusivitas dan peran strategis generasi muda. Ia percaya bahwa pemuda adalah aset utama daerah, sehingga perlu didorong melalui peningkatan kapasitas, pelatihan, serta penguatan kelembagaan.
Pemerintahannya menekankan kolaborasi, inovasi, dan penciptaan lapangan kerja sebagai fondasi kemajuan Takalar.
Baginya, Takalar tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga menjadi ruang yang memberi peluang luas bagi keterlibatan generasi muda dalam menentukan arah masa depan daerah. Ia menekankan pentingnya peningkatan kompetensi, pelatihan, serta akses terhadap sumber daya bagi generasi muda untuk mendukung partisipasi mereka dalam pembangunan.
Gaya kepemimpinannya yang kolaboratif dan berorientasi pada hasil diharapkan mampu membawa Takalar ke arah yang lebih maju dan sejahtera.
Fahmid Mappa dan Mini Farm’ta: Ayam Petelur untuk Kemandirian Pangan Kota
Fahmid Mappa adalah sosok di balik gerakan Mini Farm’ta, sebuah inisiatif pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ayam petelur skala kecil di lingkungan rumah. Sebagai co-founder dan praktisi peternakan,
Fahmid aktif mengembangkan model mini-farm ini bersama Pemkot Makassar dan Dinas Perikanan & Pertanian sejak 2023. Kini, lebih dari 47 unit kandang mini—berisi 8 hingga 16 ekor ayam per keluarga—telah tersebar di 14 kecamatan di Makassar.

Tujuan utama dari program ini adalah menciptakan kemandirian pangan, menekan biaya kebutuhan rumah tangga, dan membuka peluang usaha bagi warga, khususnya generasi muda.
Fahmid juga dikenal sebagai pelatih aktif di komunitas petani dan mahasiswa, berbagi pengetahuan praktis seputar manajemen kandang, pakan, dan kesehatan ternak. Lewat Mini Farm’ta, Fahmid Mappa menunjukkan bahwa ketahanan pangan bisa dimulai dari halaman rumah, dengan semangat gotong royong dan inovasi lokal.
Muhammad Ramli Rahim (MRR), Dedikasi untuk Sekolah Alam
M.R Rahim adalah tokoh visioner di balik pendirian Sekolah Unggulan KKSS di Bissoloro, Kabupaten Gowa. Sebagai Ketua Panitia Pelaksana, ia berperan penting dalam mewujudkan gagasan besar yang digulirkan oleh Menteri Pertanian sekaligus Ketua Umum KKSS, Andi Amran Sulaiman.

Ramli, yang juga CEO Ranu Corp dan alumnus Universitas Hasanuddin, menyatakan komitmennya untuk mengabdi secara sukarela demi membangun sekolah berstandar internasional yang mengedepankan nilai kebangsaan dan kecerdasan spiritual. Sekolah ini dirancang sebagai SMA gratis dengan pendekatan multibahasa (Arab, Inggris, dan Mandarin), pendidikan karakter berdisiplin tinggi ala militer, serta pembelajaran agama dari para alumni universitas internasional.
Dengan visi besar “otak Jerman, hati Mekah”, sekolah ini bertujuan mencetak generasi muda yang unggul secara intelektual, tangguh secara mental, dan berakhlak mulia. Peletakan batu pertama dilakukan pada 20 April 2025 oleh Andi Amran Sulaiman bersama Muhammad Ramli Rahim, dengan dukungan dana awal sebesar Rp 3,5 miliar dari total kebutuhan sekitar Rp 6 miliar.
Tim FEA Unhas