Professor Adi Maulana, adalah Wakil Rektor 4 Universitas Hasanuddin yang juga Guru Besar Teknik Geologi Fakultas Teknik Unhas
Laut: Tempat Asal Mula dan Masa Depan Kehidupan
Baru saja dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada Januari 2025, Donald Trump membuat pernyataan mengejutkan. Ia menyatakan ingin mengambil alih pengelolaan Terusan Panama.
Terusan sepanjang 82 km ini membelah Amerika Utara dan Amerika Selatan, menghubungkan Laut Pasifik dan Atlantik.
Pernyataan tersebut segera memicu reaksi, terutama dari pihak Panama, mengingat pentingnya terusan ini dalam memangkas waktu dan jarak perjalanan kapal, mempercepat perdagangan global, dan menjadi aset strategis bagi perekonomian serta angkatan laut dunia.
Diperkirakan lima persen perdagangan dunia melewati Terusan Panama. Empat puluh persen kargo dari wilayah timur AS yang hendak melakukan ekspor atau impor ke Asia bergantung pada terusan ini.
Dari sudut pandang politik dan militer, terusan ini menjadi jalur vital bagi Angkatan Laut AS, memungkinkan mobilitas operasional antara Pasifik dan Atlantik, terutama di masa krisis.
Krisis lain di wilayah laut adalah sengketa Laut China Selatan yang memicu ketegangan akibat klaim tumpang tindih dan perebutan sumber daya oleh beberapa negara seperti Tiongkok, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan.
Laut juga menjadi penyebab perang, seperti konflik Malvinas antara Argentina dan Inggris atas Pulau Falkland di Atlantik Selatan.
Begitulah laut, dengan segala keindahan, luas, dan misterinya, telah lama memikat manusia, menjadikannya objek penting dalam geopolitik dan ekonomi, sekaligus sumber inspirasi dalam seni dan sastra. Tak heran, laut senantiasa menyimpan daya tarik yang tak habis-habisnya.
Laut dalam Kehidupan Manusia
Bumi terdiri dari 71% lautan, yang menyimpan 97% cadangan air. Laut menjadi sumber makanan, mineral, energi, serta jalur perdagangan dan transportasi yang sangat vital bagi peradaban manusia.
Tak hanya itu, laut juga berperan dalam pengaturan iklim, penyimpanan oksigen, serta pusat keanekaragaman hayati.
Bumi adalah satu-satunya planet dalam tata surya yang diketahui memiliki laut. Laut memengaruhi iklim dan cuaca, menghasilkan uap air yang membentuk awan dan curah hujan. Proses ini, yang disebut siklus air, menjadi elemen utama dalam menjaga kehidupan di Bumi.
Laut juga berperan dalam mengatur suhu global. Air menyerap dan melepaskan panas lebih lambat dibandingkan daratan, sehingga lautan membantu menjaga keseimbangan suhu, menyerap panas di musim panas, dan melepaskannya di musim dingin.
Tanpa peran laut, iklim Bumi akan jauh lebih ekstrem.
Namun, meskipun luas, manusia baru mampu mengeksplorasi sekitar 20% lautan di Bumi. Sebagai perbandingan, hampir seluruh permukaan Mars dan Bulan telah dieksplorasi, sementara kedalaman laut Bumi masih menyimpan banyak misteri.
Asal Usul Lautan
Bumi terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu. Proses pendinginan magma menghasilkan batuan yang membentuk kerak Bumi. Uap air yang dilepaskan kemudian mengembun, menciptakan lautan.
Pada awalnya, Bumi memiliki satu benua besar bernama Pangea. Akibat pergerakan lempeng tektonik, Pangea terpecah menjadi dua benua besar, Laurasia di utara dan Gondwana di selatan.
Pemisahan ini menciptakan samudra baru yang semakin membentuk rupa lautan saat ini.
Sebelum pemisahan ini terjadi, Bumi dikelilingi oleh samudra purba Panthalassa dan laut yang lebih kecil, Tethys. Pergerakan lempeng kemudian membentuk lautan seperti yang kita kenal saat ini.
Laut dalam Alquran
Alquran membahas laut sebanyak 56 kali, dengan 42 penyebutan kata bahr (laut) dan 13 kata barr (darat). Proporsi ini sejalan dengan fakta bahwa lautan menutupi 71% permukaan Bumi. Hal yang menakjubkan, mengingat Alquran diturunkan di tengah padang pasir, jauh dari laut.
Banyak surah yang relevan dengan laut, mencakup berbagai aspek seperti energi, pangan, transportasi, mineral, obat-obatan, bencana alam, ilmu pengetahuan, pertahanan, dan perubahan iklim.
Dalam Surah An-Nur ayat 40, dijelaskan tentang kegelapan di laut dalam:
“(Amal perbuatan orang-orang yang kufur itu) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang yang di atasnya ada awan gelap. Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya, ia benar-benar tidak dapat melihatnya.”
Ayat ini menggambarkan kondisi gelombang dalam laut yang kini dikonfirmasi oleh sains. Laut memiliki dua jenis gelombang: gelombang dalam dan gelombang permukaan.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa kedalaman rata-rata laut adalah 3.800 meter, bahkan Palung Mariana mencapai 10.860 meter, tempat di mana cahaya matahari tidak lagi menembus.
Alquran juga menjelaskan fungsi laut sebagai sumber makanan dan transportasi dalam Surah An-Nahl ayat 14:
“Dialah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.”
Sedangkan dalam Surah Al-Maidah ayat 96 disebutkan bahwa hewan buruan laut halal dikonsumsi. Laut juga disebut sebagai jalur pelayaran dalam Surah Yunus ayat 22 dan Surah Ibrahim ayat 32.
Selain manfaatnya, Alquran juga mengingatkan manusia untuk menjaga laut, seperti dalam Surah Ar-Rum ayat 41, serta memperingatkan tentang bencana seperti tsunami dalam Surah Al-Infithar ayat 3 dan At-Takwir ayat 6.
Menariknya, saat Alquran diturunkan, wilayah Arab tidak memiliki sejarah tsunami.
Laut, Sumber Energi Masa Depan
Surah At-Takwir ayat 6 menyebutkan:
“Apabila lautan dipanaskan.”
Ayat ini relevan dengan fenomena hidrotermal, di mana magma dari gunung bawah laut bercampur dengan air, menghasilkan logam seperti emas, perak, tembaga, dan mangan—sumber daya penting bagi industri modern.
Kini, negara-negara maju berlomba mengeksplorasi laut untuk sumber energi baru seperti energi pasang surut, gelombang, dan arus laut, yang dapat menyediakan listrik dalam jumlah besar.
Alquran telah lebih dulu mengungkap banyak fakta ilmiah tentang laut yang kini dikonfirmasi oleh sains. Tidak hanya menjelaskan asal-usulnya, tetapi juga manfaat, potensi, serta peringatan bagi manusia agar menjaga keseimbangan alam.
Saya kembali merenung, bangsa-bangsa maju unggul dalam ilmu kelautan. Mereka memahami dan mengamalkan petunjuk dalam Alquran. Bagaimana dengan kita?
Wallahu a’lam bishawab.
Editor Denun