PELAKITA.ID – Menyebut Kota Ternate, penulis terkenang sejumlah nama teman seperkuliahan di Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan Universitas Hasanuddin tahun 90-an.
Salah satunya Cahyadi yang pernah bekerja di DKP Morotai nun lampau. Kini Cahyadi bekerja di Kementerian Pangan RI di Jakara.
Pada kunjungan ke kota berlatar punggung Gamalama kali ini, terbersit keingingan untuk bersua sebagian dari mereka.
Ternate, kota yang indah. Pemandangan Gunung Gamalama, Pulau Maitara, Pulau Tidore hingga lanskap Halmahera mewarnai sejauh mata memandang.
“Kapan kita kumpul ini kanda,” sapa Helmy Harsani via gawai.
”Jam 5 sore ini boleh,” kata penulis.
Setelah sesi workshop Kesetaraan dan Keberlanjutan Jurnalistik di Kota Ternate yang berujung pada adanya draft Perwali itu, penulis dijemput oleh Helmy. Dia datang bersama Lukman Latief, alumni Ilmu Kelautan angkatan 2006. Dia Putra Galesong, kawan sekampung.
“Nanti menyusul Kak Hasyim,” imbuh Helmy. Hasyim yang dimaksud adalah alumni Ilmu dan Teknologi Kelautan Unhas angkatan 1992 yang saat ini bekerja di Dinas Infokom Porvinsi Maluku Utara. Mereka datang sore itu dari Sofifi, ibu kota provinsi.

Sehari sebelumnya penulis bersua Najamuddin, juga alumni ITK tahun 1992. Dia seangkatan Hasyim.
Naja, Putra Palopo ini ternyata sudah bergelar Professor bidang pencemaran laut. Hasrat kuliahnya di ITK Unhas berujung pada ganjaran guru besar Pencemaran Kelautan – bidang yang banyak digandrungi anak-anak Kelautan atau Klaners kala itu.
Koinsidens, setelah salat Jumat di Masjid Raya Kota Ternate nan indah, penulis bersua tak sengaya Rustam Ongen Siwabessy. Putra Gebe itu yang menyapa penulis.
Pria yang akrab disapa Ongen itu adalah juga alumni Kelautan dan telah wara-wiri dengan sejumlah usaha termasuk pertambangan. Jalur Makassar – Ternate – Jakarta menjadi kesehariannya. Istrinya anak Makassar.

Diaspora Klaners
Pendek cerita, kami pun sepakat untuk bersua di salah satu café di Falajawa, Ternate.
Gerimis mengurung Ternate saat kami menghamburkan sejumlah kisah pengalaman selama di Kampus Unhas. Tentang pondokan, suasana akademik, hingga kegandrungan pada sepak bola dan diving, tentang kehidupan kampus tahun 90-an, hingga jejaring Klaners sejauh ini.
“Hai, Akhmad Rhevqi dan Aidil Syam yang sedang ada di Oman, kami sedang menceritaimu di sini. Salam sehat, jaga diri ya, salam dari Helmy Harsani.”
Pembaca sekalian, mereka yang ada di foto di atas adalah gambaran alumni Ilmu dan Teknologi Kelautan – sekarang Ilmu Kelautan dan gabung Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.
Ada yang menjadi dosen dan menenuki bidang Pencemaran Laut seperti Najamuddin. Ada yang menjadi dosen dan fokus Ekologi Laut seperti Rustam Paembonan yang angkatan 1997.
Helmy adalah ASN struktural di Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dia alumni Ilmu Kelautan angkatan 1999.
Lalu ada Hasyim Dara, Kelautan 92 yang sekarang menjadi fungsional Infokom meski sebelumnya bertugas di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara.

Ada pula Lukman Latief, alumni 2006 yang menjadi staf Kementerian Perhubungan RI dan bertugas di Kesyahbandaran Sofifi. Dia alumni SMK Kejuruan Kelautan Boddia Galesong.
Selain mereka masih banyak alumni Ilmu Kelautan yang bekerja di Maluku Utara, umumnya pada program konservasi Kelautan seperti Kasman, Steven hingga anak-anak Kelautan teranyar tahun 2010-an. Ada pula yang menjadi dosen dan pengusaha.
Setelah foto bersama di atas, keesokan harinya, penulis menyeberang ke Kota Tidore, tepatya di Kota Tidore. Di sini, tak afdol tanpa menemui Khalis alis Slash, alumni Ilmu dan Teknologi Kelautan angkatan 1994 yang saat ini Kepala Bidang Prasarana Pertanian di Kota Tidore.
”Slash dulunya ini gondrong, aktif di Koran Kampus Identitas, rajin menulis,” kata Upi Asmaradhana, sesama alumni Identitas Unhas dengan Slash.
”Kami masih dive di sini, masih aktif abang. Mau menyelam di mana saja boleh, semua bisa, dan dekat,” ucap Slash.
Asik e, siapa mau ke Tidore, menemui Kakak Slash?
Penulis Denun