Bersua Yasin, Anggota Diaspora BBM di Kota Muscat

  • Whatsapp
Bersua keluarga Yasin di Kota Muscat (dok: Pelakita.ID)

PELAKITA.ID – Pria itu mengenakan baju putih lengan panjang, berkacamata, dan mengenakan kopiah hitam. Sebaris jenggot menghiasi dagunya.

Dia tampak keren dengan mobil jip panjang berwarna merah dengan kemudi di sebelah kiri.

“Apa kabar semuanya? Jadi, siapa yang Lebaran di Muscat ini?” sapanya saat penulis, Imran Lapong, Akhmad Rhevqi, dan Aidil Syam naik ke mobilnya.

Read More

Kami diundang untuk berbuka puasa di kediamannya di bilangan Madinat Al Qaboos.

Mobil melaju dari apartemen di kawasan Boshar menuju barat Muscat. Jalanan tampak lengang pada hari ke-22 Ramadan ini.

Gaya bicara, logat, dan intonasi pria tersebut mengingatkan penulis pada saudara-saudara asal Wakatobi yang sudah lama dikenal saat wara-wiri Makassar–Wakatobi pada tahun 2010-an. Cara bicaranya mirip dengan Sunarwan Asuhadi dari Waha, Wangi-Wangi, atau Jumiadin Abas dari Tomia.

“Leluhur saya dulu berasal dari Wakatobi,” ujar pria bernama Yasin saat penulis bertanya tentang asal-usul keluarganya. Ayahnya adalah seorang polisi bernama Zaidun, dan ibunya bernama Rasnah.

“Ayah seorang polisi, sudah pensiun. Kalau tambahan ‘La Ode’, itu dipakai kakek saya, tetapi bapak saya tidak lagi menggunakannya,” jelasnya ketika ditanya mengenai nama lengkapnya dan gelar La Ode yang lazim digunakan generasi Buton.

Yasin bercerita bahwa ia datang ke Muscat untuk menjalankan tugas dari perusahaan minyak tempatnya bekerja yang bermitra dengan PDO Oman—perusahaan minyak milik pemerintah Oman yang memberikan konsesi kepada perusahaan tempat Yasin bekerja.

“Saya tiba di sini tanggal 27 Januari 2022, masih dalam suasana pandemi Covid,” ujar alumni SD 2 Batulo, SMP 1 Baubau, dan SMA 1 Baubau ini.

Tafaddal Kak Ikky (dok: Pelakita.ID)

Sepanjang perjalanan dari apartemen menuju rumahnya, kami berbincang tentang berbagai hal. Mulai dari Ir Hugua sebagai Wagub Sultra, Wali Kota Baubau, Yusran Fahim, yang merupakan alumni Smansa Makassar, hingga Yusran Darmawan, seorang anak Buton lulusan Ohio University yang memiliki pembaca hingga tujuh juta orang di blog Timur Angin.

Kami juga membahas kiprah Profesor Tasrifin Tahara dari Baubau yang akan menjadi Atase Kebudayaan di KBRI Indonesia di Timor Leste.

Meniti Karier di Industri Minyak

Setelah sekitar 15 menit perjalanan, kami tiba di rumah Yasin. Rumah itu tampak asri, apik, dan memiliki fasilitas lengkap. Ada halaman depan dan belakang, ruang tengah yang nyaman, ruang salat, serta kamar tidur di lantai dua.

“Luar biasa ini rumah-ta,” puji Akhmad Rhevqi. Penulis tertarik melihat tulang ikan paus di bawah meja. Mengingatkan tulang serupa di Pulau Kaledupa.

Yasin dan istrinya, Befani asal Cirebon, dikaruniai tiga orang anak—dua putra dan satu putri. Pasangan serasi ini adalah alumni Fakultas Teknik UI yang berjodoh setelah lulus. Yasin mengaku aktif berorganisasi selama kuliah dan gemar mendaki gunung.

Setelah lulus, ia sempat bekerja di salah satu perusahaan di Jawa yang sesuai dengan bidang keahliannya. “Pabrik gitu,” ucapnya singkat.

Ia kemudian diterima di perusahaan minyak Indonesia yang berbasis di Jakarta sebelum akhirnya mendapat penugasan ke Oman. Kemungkinan ia akan bertugas hingga awal tahun depan.

Pendidikan tinggi dan pengalaman telah menghantarkan putra Baubau ini menjadi seorang engineer di salah satu perusahaan minyak papan atas asal Indonesia di Jazirah Arab. Posisi yang diembannya berkaitan dengan Reservoir Engineering. Keren, bukan?

Secara spesifik, Yasin adalah alumni Program Studi Teknik Gas dan Petrokimia angkatan 2001 di UI. Program studi yang berdiri sejak tahun 1981 itu kini telah menjadi Departemen Teknik Kimia.

Di tempat kuliahnya, Yasin mempelajari rekayasa kimia sebagai perencana dan pengelola industri. Ia pun dengan antusias bercerita tentang bidang pekerjaannya.

“Jadi, minyak itu berada di antara celah bebatuan. Tugas kita adalah mencari tahu potensinya dan menentukan proses apa saja yang dapat dilakukan setelah mengetahui cadangan minyak di sana,” jelasnya saat ditanya oleh Pelakita.ID tentang tugas seorang reservoir engineer.

Pria yang baru saja pulang ke Indonesia pada awal Ramadan ini juga merupakan lulusan S2 Metalurgi di UI. Di jenjang ini, ia mempelajari cara menentukan, merekayasa, merancang, mengelola, serta mengendalikan sifat material logam maupun non-logam.

Jamuan Spesial di Muscat

Yasin tahu betul bahwa anak-anak Makassar yang bersamanya ini gemar menyantap ikan bakar. Malam itu, ia menyajikan beragam hidangan laut, mulai dari ikan kakap, tenggiri, kepiting rajungan, hingga cumi-cumi.

Yasin bin Zaidun, Putra Baubau di Kota Muscat Oman (dok:Pelakita.ID)

Tak hanya itu, ada juga semangka serta kue-kue khas Indonesia yang dipesannya dari sesama diaspora Indonesia di Muscat.

Menikmati kehangatan keluarga Yasin di Muscat serta jamuan yang nikmat, pikiran penulis mengembara, membayangkan suasana Pulau Tomia. Pulau yang amat berkesan bagi penulis. Kerap ke sana, menikmati ikan bakar, parende, dan keramahan warganya.

Masih banyak yang ingin saya tulis, tapi sepertinya cerita di atas sudah cukup mengenyangkan sekaligus menjawab kerinduan bersua anggota Diaspora BBM yang fenomenal di pesisir Nusantara dan sejumlah belahan dunia: Bugis, Buton dan Makassar di tanah rantau.

Penulis Denun
___
Muscat, 22 Maret 2025

Related posts