Prof. Sukri Palutturi Jadi Narasumber di Musrenbang Jakarta Timur

  • Whatsapp
Guru Besar FKM Unhas, Prof. Sukri Palutturi menjadi narasumber pada Musrembang Tingkat Kota Administrasi Jakarta Timur. (dok: Istimewa)

PELAKITA.ID – Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Sukri Palutturi, SKM, M.Kes., MSc.PH, PhD, tampil sebagai narasumber dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kota Administrasi Jakarta Timur.

Acara ini digelar secara hybrid pada 20 Maret 2025 dengan tujuan membahas strategi pembangunan untuk mewujudkan Jakarta Timur sebagai kota sehat dalam konteks global.

Dalam pemaparannya, Prof. Sukri, yang juga menjabat sebagai Dekan FKM Unhas, mengawali dengan menjelaskan pembagian wilayah WHO. Ia menyebut bahwa Indonesia termasuk dalam region Asia Tenggara (SEAR) bersama negara-negara seperti Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, India, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste.

“Indonesia berada di rumpun negara berkembang, berbeda dengan Malaysia, Brunei, Filipina, dan Singapura yang masuk dalam region Pasifik Barat bersama negara maju seperti Australia, China, Jepang, dan Korea,” jelasnya.

Menurutnya, negara-negara di region Pasifik Barat dapat belajar dari berbagai faktor keberhasilan dalam mengimplementasikan konsep kota sehat. Konsep ini sendiri mengintegrasikan aspek kesehatan, lingkungan, dan sosial dalam pembangunan perkotaan.

“Kota sehat secara global harus memiliki sistem kesehatan yang tangguh, lingkungan fisik dan sosial yang mendukung, serta peran aktif dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat,” tambahnya.

Prof. Sukri juga menyoroti bahwa Jakarta termasuk dalam jajaran 17 kota besar dunia bersama Amsterdam, Sydney, Wina, Kopenhagen, Helsinki, Berlin, dan Barcelona. Kota-kota ini menghadapi tantangan kesehatan global seperti perubahan iklim, ketersediaan air bersih, ketimpangan sosial-ekonomi, sumber daya energi, isu gender, serta perdamaian dan konflik.

Lebih lanjut, ia menilai Jakarta Timur memiliki potensi besar untuk menjadi kota sehat berskala global.

“Jakarta Timur memiliki sumber daya memadai, infrastruktur yang baik, serta masyarakat yang aktif dan produktif. Namun, masih ada tantangan yang harus diatasi, seperti polusi udara dan air serta meningkatnya kasus penyakit tidak menular,” ungkapnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam menciptakan lingkungan sehat, meningkatkan kualitas layanan kesehatan, serta membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat.

Musrenbang ini menjadi momen strategis untuk merancang perencanaan yang terintegrasi dan matang guna mewujudkan kota sehat.

Prof. Sukri juga menekankan pentingnya memahami karakteristik wilayah dalam perencanaan kota sehat. Dengan pemahaman yang tepat, para perencana dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada dan menentukan solusi yang melibatkan berbagai pihak secara interdisipliner.

Sebagai langkah konkret, ia menawarkan kepada Pemerintah Kota Jakarta Timur untuk bergabung dengan jejaring kota sehat di Asia Tenggara maupun Aliansi Kota Sehat di region Pasifik Barat.

“Keanggotaan dalam jejaring ini memberikan banyak manfaat, seperti berbagi pengalaman tentang faktor keberhasilan dan kegagalan dalam implementasi kota sehat di berbagai negara,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa melalui forum internasional, Jakarta Timur bisa mengembangkan program peningkatan kapasitas dalam isu-isu yang relevan dan mendesak.

“Keikutsertaan dalam komunitas global ini juga membuka peluang untuk mengadakan berbagai program dan kegiatan strategis yang dapat mempercepat pencapaian kota sehat,” pungkasnya.