PELAKITA.ID – Forum Komunikasi Nelayan Kakap dan Kerapu Indonesia (Forkom Narasi) dengan bangga mengumumkan perluasan keanggotaannya hingga mencakup nelayan gurita dan bertransformasi menjadi Forum Komunikasi Nelayan Demersal.
Langkah penting ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan nelayan demersal skala kecil dalam mengelola perikanan berkelanjutan, khususnya perikanan kakap, kerapu dan gurita, dan meningkatkan ketahanan nelayan demersal di Sulawesi.
Ikan demersal, termasuk kakap, kerapu, dan gurita, merupakan komoditas perikanan bernilai tinggi yang sebagian besar ditangkap oleh nelayan skala kecil.
Ketiga komoditas ini terutama dipasarkan di Kota Makassar yang merupakan pusat produk perikanan demersal di Indonesia Timur dan penghubung penting ke pasar luar negeri. Permintaan pasar terhadap komoditas ini baik domestik maupun global cukup cukup .
Forkom Narasi terbentuk berdasarkan pertemuan nelayan kakap dan kerapu skala kecil pada Maret 2023 lalu di Makassar.
Forum ini bertujuan untuk memastikan bahwa suara dan hak nelayan skala kecil terwakili dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan. Menyadari praktik penangkapan ikan yang tumpang tindih antara nelayan kakap, kerapu, dan gurita, berkembang aspirasi diantara anggota Forkom Narasi untuk menyatukan komunitas nelayan ketiga komoditas ini dalam sebuah forum, yaitu Jaringan Nelayan Demersal Nasional.
Erwin R.H adalah nelayan yang terpilih sebagai ketua Forkom Narasi asal Pulau Langkai, Kelurahan Barrang Caddi, Makassar. Dia merupakan nelayan gurita yang aktif dalam mendorong pengelolaan gurita berkelanjutan di Pulau Langkai dan Lanjukang.
Erwin, aktif bersama Yayasan Konservasi Laut, Sustainable Fisheries Partnership, Pemerintah Kota Makassar hingga DKP Sulsel dan KKP dalam mendorong konservasi kawan nursery gurita di perairan di Makassar.
Kiprahnya disebut penuh dedikasi untuk pengelolaan gurita berkelanjutan di Kota Makassar. Erwin, adalah satu satu yang ikut mendorong aksi buka tutup kawasan pemanfaatan gurita di perairannya yang berhasil mendongkrak pendapatan warga nelayan.
Dia menyebut tujuan pendirian organisasi dalam jaringan ini sebagai langkah penting.
“Menyatukan nelayan kakap, kerapu, dan gurita dalam satu forum komunikasi merupakan langkah penting menuju pengelolaan perikanan berkelanjutan,” kata dia.
Menurutnya, dengan bekerja sama, kita dapat mewakili kepentingan kita dengan lebih baik, berbagi pengalaman berharga.
“Termasuk memastikan suara nelayan skala kecil didengar baik di tingkat lokal maupun nasional. Kolaborasi ini sangat penting untuk masa depan penghidupan kita dan keberlanjutan sumber daya laut kita,” ujarnya.
Sementara itu, pada tanggal 7 dan 8 Agustus 2024, sebanyak 23 nelayan kakap, kerapu dan gurita dari Pulau Langkai-Lanjukang, Satangnga, Galesong, Barrang Caddi, Sarappo, Selayar, Banggai Kepulauan, dan Banggai Laut sepakat untuk membentuk Jaringan Nelayan Demersal Nasional.
Christo Hutabarat, Technical Advisor dari Sustainable Fisheries Partnership (SFP) selaku fasilitator dalam pertemuan dua hari antar nelayan demersal di Sulawesi Selatan dan Tengah menyatakan pembentukan Jaringan Nelayan Demersal Nasional menandai momentum transformatif dalam mewujudkan pengelolaan perikanan berkelanjutan di Indonesia.
“Dengan mempertemukan nelayan kakap, kerapu, dan gurita, kita dapat mendorong pendekatan yang lebih inklusif dan kolaboratif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh kelompok nelayan skala kecil,” ucapnya.
“SFP bangga mendukung inisiatif ini, karena sejalan dengan misi kami untuk mempromosikan praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan dan meningkatkan penghidupan nelayan,” kata Christo.
Irham Rapy, rekan setim Christo di SFP menilai, penyatuan nelayan kakap, kerapu dan gurita merupakan tonggak pencapaian penting dalam perjalanan menuju pengelolaan perikanan berkelanjutan di Indonesia.
“Melalui penguatan kolaborasi dan keterwakilan, Jaringan Nelayan Demersal Nasional mendorong peningkatan penghidupan nelayan skala kecil dan menjamin keberlanjutan perikanan demersal untuk generasi mendatang,” kuncinya.
Tentang Sustainable Fisheries Partnership Foundation (SFPF)
Sustainable Fisheries Partnership Foundation (SFPF) adalah organisasi non pemerintah dan non-profit (LSM) internasional yang berpusat di Hawaii, Amerika Serikat.
SFPF bekerja untuk tercapainya ekosistem laut yang sehat, pasokan sumber makanan dari laut yang mencukupi, serta peningkatan ekonomi dari sektor perikanan.
SFPF bekerja dengan pemerintah, industri, nelayan/petambak dan pemangku kepentingan lainnya di sektor perikanan untuk membantu menciptakan perikanan tangkap dan budidaya yang berkelanjutan dan dapat membawa manfaat yang maksimal bagi masyarakat dan lingkungan yang lebih luas.