Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Geologi Struktur, Asri Jaya Rekomendasikan 4 Strategi Kunci

  • Whatsapp
Prof Asri Jaya bersama kolega setelah prosesi pengukuhan (dok: K. Azis)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Universitas Hasanuddin kembali mengukuhkan guru besar dalam Rapat Paripurna Senat Akademik Penerimaan Jabatan Profesor.  Dua guru besar dikukuhkan dalam momen agung tersebut, Selasa, (1/8).

Mereka adalah Prof. Dr Eng Ir. Asri Jaya, S.T, M.T, IPM yang merupakan guru besar bidang Struktur Geologi.

Yang kedua adalah Prof. Dr. Ir Adi Tonggiroh, M.T, Guru Besar bidang Kimia Geologi.

Read More

Prosesi pengukuhan dihadiri Rektor Unhas, Jamaluddin Jompa, ketua, sekretaris, dan anggota Senat Akademik, Dewan Professor, tamu undangan, serta keluarga besar dari kedua profesor yang dikukuhkan.

Nampak Bupati Soppeng, Andi Kaswadi Razak, Direktur Indah Karya Sapri A. Pamulu, Wali Kota Makassar yang diwakili Indira Yusuf Ismail.

Dari daftar hadir ada nama Bupati Maros dan Bupati Gowa serta sejumlah kolega Asri Jaya dari pengurus dan lembaga khusus IKA Unhas Wilayah Sulawesi Selatan,  Hidayah Muhallim, Dr Sakka Pati, Sugianto Wahid, Dedy Irfan Bachri dan Kamaruddin Azis.

Paparan Asri

Dalam pidato pengukuhannya, Asri Jaya mengungkapkan sejumlah tantangan dalam pemanfaatan sumber daya mineral dan energi.

Semisal, adanya tantangan untuk pemodelan pada proyek rencana pengeboran minyak seperti Budong-Budong di Sulawesi Barat.

Dia menyebut ada potensi mineral dan geothermal pada sejumlah titik namun karena berada pada struktur geologi yang rumit, pada punggung sesar, sehingga belum bisa dioptimalkan.

Demikian pula pada potensi bauksit dan hingga gypsum.

Dia juga menyebut sejumlah titik yang kaya nikel laterit seperti di Bohodopi, hingga Kolaka. Hanya saja , kata dia, fokus penambangan pada lapiran permukaan yang cenderung menipis.

“Sejumlah wilayah di bawah tutupan sedimen terdapat potensi penambangan nikel, hanya tantangannya pada struktur dan biaya operasi yang tinggi,” lanjutnya.

Tak ketinggalan, Asri juga menyinggung potensi aspal Buton.

Yang khas, lanjut Asri, karena merupakan bagian mikrostruktur yang menempel dari lempeng Australia.

Pun, pada lokasi seperti Sengkang di Sulawesi Selatan yang punya potensi gypsum, demikian pula pada struktur Walanae.

“Perlu diteliti dan dieksploitasi lebih lanjut,” ujarnya.

Bagian kedua yang ditekankan Asri adalah tentang potensi bencana geologi.

Menurutnya ada beberapa perkembangan baru tentang prediksi kebencanaan.

“Hasil pemutakhiran data sesar riset kami menemukan ada 48 sumber gempa bumi, ada patahan,” kata dia.

“Tiga belas di antaranya berpotensi gempa aktif,” ujarnya.

Dia mencontohkan salah satunya adalah peristiwa gempa dan tsunami pada 28 September lalu di Palu.

Yang ketiga adalah potensi taman bumi atau geopark.

Dia menekankan pemanfaatan potensi selama ini bukan semata melalui eksplorasi, mitigasi bencana tetapi perlu konservasi.

Menurutnya, taman bumi adalah membangun keragaman geologi, budaya dan perlunya perlindungan dan edukasi.

“Bagaimana pembangunan berkelanjutan, keterlibatan masyarakat,” jelas dia.

Asri menyebut sejumlah titik yang bisa menjadi target geopark seperti Matano, Sesar Gorontalo, Walanae. Lompobattang, Gowa Takalar, Enrekang, Buton dan lain sebagainya.

Empat rekomendasi

Sebelum menutup pidato pengukuhannya, Asri menawarkan empat rekomendasi.

Pertama, pelunya penyelarasan, strategi penelitian energi dan sumber daya mineral, serta penyertaan penggunaan ilmu geofisika dan geokimia.

“Harus menyentuh aspek hilirisasi,” tegasnya.

Kedua, perlu didorong bauran energi misalnya antara panas bumi, dan PLTA.

Ketiga, struktur geologi adalah pemicu gempa bumi, untuk itu maka perlu perencanaan pola ruang dengan memanfaatkan rekayasa, bagaimana deteksi dini dan mitigasi.

Keempat, sebagai komitmen konservasi dam pariwisata, pembanguan wilayah, maka Pemda, akademisi perlu didorong untuk mengembangkan potensi geopark, pada kawasan yang memiliki nilai ilmiah pada unsur geologi di Pulau Sulawesi. (KA)

 

Related posts