Mengapa WAJO begitu istimewa bagi Danny Pomanto  (Bagian 1)

  • Whatsapp
Danny Pomanto bersama pengunjung Warkop Padaidi Mua di Kota Sengkang (dok: Pelakita.ID)

DPRD Makassar

Produksi beras di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) pernah mencapai 380.246 ton atau posisi kedua se-Indonesia sebagai produsen beras terbesar setelah Kabupaten Karawang Jawa Barat.

PELAKITA.ID – Pekan kedua bulan Mei, timeline Danny Pomanto terlacak ada di Tanah Wajo. Dia mengakui kalau Tanah Lamaddukelleng itu  adalah tanah bersejarah dan telah dikunjunginya beberapa kali terutama saat mahasiswa.

“Melihat mall seperti Sallo ini, jadi indikator kalau Sengkang telah tumbuh sebagai salah satu kota utama di timur Sulsel,” ucapnya saat sarapan di restoran Hotel Sallo, Kota Sengkang, 7/5/2023. Di sampingnya ada Maqbul dan Hidayah Muhallim, sekretaris IKA Unhas Sulsel.

Read More

Sehari sebelumnya, Danny membuktikan kedekatannya dengan Wajo dengan menyambangi satu kelurahan utama di Sabbangparu bernama Sompe.

Kelurahan yang disebutnya punya banyak kawan pedagang sukses di Makassar.

Dia juga berkunjung ke salah satu warkop top di Sengkang bernama Padaidi Mua dan ikut serta ke ruang racik kopi bersama owner-nya.

Lalu memberi kuliah di Kampus STH STIE Lamaddukkeng. Setelah itu dia ke ‘Tanah Pedagang’ Belawa.

Danny menghabiskan waktu dua hari di daerah itu dari tanggal 5 sampai 6 Mei 2023.

Selama dua hari kunjungan ini dia juga manfaatkan dengan berbagi pandangan dengan Bupati Amran Mahmud.

Tak hanya itu, dia mendapat gelar dari Kedatuan Pammana sebagai Daeng Manrapi, atau ‘dia yang sampai’.

Yang paling mengesankan menurutnya adalah saat bersampan menuju rumah apung di Tengah Danau Tempe dan menikmati ikan nila dari Tempe serta hidangan sanggara’ peppe’.

Dia nampak antusias bersama Ketua IKA Unhas Wajo Ir Armayani dan Sekretaris Arwan yang merupakan alumni Perikanan Unhas.

“Tidak biasanya Pak Danny mau berlama-lama begini,” puji Maqbul Halim, Putra Belawa Wajo yang mendampingi wali kota Makassar yang juga Ketua Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin Wilayah Sulawesi Selatan itu.

Bupati Wajo Amran Mahmuh bersama Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto (dok: Pelakita.ID)

Wajo istimewa

“Wajo ini istimewa. Data dan bukti bercerita, kabupaten ini menghasilkan ratusan guru besar di Makassar, di Susel, bahkan ribuan jika dihitung generasi yang ada di seluruh pelosok Indonesia,” ucap Danny saat dikonfirmasi Pelakita.ID.

Terkait kunjungan ke Sabbangparu itu, Danny menyebut sebagai bagian dari kunjungannya ke Sengkang untuk melantik pengurus IKA Unhas Daerah Wajo.

“Sebelum itu, kita dapat undangan dari komunitas pedagang yang selama ini mendapat manfaat dan telah menjadikan Pasar Butung di Makassar sebagai tempat usahanya,” ungkap dia.

Dia menyebut beberapa pedagang mengajaknya melihat kampung halaman seperti di Kelurahan Sompe ini.

Muhammad Hasyim, tokoh masyatakat Sompe, Sabbangparu menyambut hangat dan memberikan pendapatnya secara terbuka tentang Wali Kota Makassar.

“Pak Danny adalah pemimpin baik. Kita perlu mendengarkan pengalaman beliau. Bukan hanya warga Sompe di Sabbangparu, tetapi ada perwakilan empat desa yang datang semata untuk bertemu Pak Wali Kota,” ucap Hasyim saat membuka pertemuan antara Komunitas Cempaka dan Danny.

Hasyim pula yang memberi kesempatan kepada Danny untuk berbagi cerita tentang pengalaman sebagai peserta Pilkada dan apa saja yang menjadi program unggulan dan prestasinya di Kota Makassar.

Danny bercerita bahwa dia datang semata untuk silaturahmi dan memenuhi undangan warga.

“Jika diminta, saya bisa bercerita beberapa hal terutama bagaimana bisa mengikuti empat kali proses Pilkada dan dua kali jadi wali kota,” ucapnya.

Di depan warga, dia bercerita tentang pengalaman politiknya sebagai peserta Pilwakot Makassar termasuk ketika dianulir hingga berujung kemenangan Kotak Kosong.

Memuji potensi pertanian

Di depan warga Sompe, Danny menyebut bahwa Wajo adalah salah satu kabupaten di Sulsel yang tidak banyak samanya.

Ada Danau Tempe, punya pantai panjang dan berada di Teluk Bone serta punya potensi perikanan air tawar dan laut.

“Di Wajo ini pula lahir banyak guru besar, ini karena banyak makan protein ikan, ikan air tawar dan ikan laut,” puji Danny.

“Tak hanya itu, daya juang warga Wajo sudah teruji,” tambahnya. Danny menyebut nama Opu Daeng Manambung yang berlayar ke Sumatera dan generasinya eksis di Singapura atau sekitar Melaka.

Ikan nila kesukaan DP di Danau Tempe (dok: Pelakita.ID)

“Luar biasa ini Wajo,” lanjutnya.

Di depan warga Sompe, dia pun menyampaikan bahwa potensi sumber daya alam Wajo bisa menjadi lebih baik, dua kali tambah baik jika keuntungan geografis dan potensi sumber daya seperti danau tempe dan sungai-sungai yang ada bisa dikelola potensi airnya.

“Kalau selama ini ada masalah dengan daya tampung Danau Tempe, karena adanya sedimentasi atau pendangkalan sementara pasokan air lebih besar,” ucapnya.

“Jika ke depan, ada kesempatan untuk berbagi ide, sudah ada beberapa rencana. Banyak sekali-mi rencana, melihat Danau Tempe saja ini sudah ke mana-manami idenya,” ucap Danny.

Ada beberapa sektor yang nmenurutnya bisa dikembangkan lebih jauh terkait potensi air Danau Tempa. Danau ini selusr 24 ribu hektar dan bisa mencapai 40 ribu saat air naik.

“Pertama mendukung pengembangan produksi pertanian lebih besar dengan pasokan air,” ucapnya.

Data menunjukkan luas lahan pertanian Wajo mencapai 100 ribu hektar.

Pelakita.ID mencatat, produksi beras di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) pernah mencapai 380.246 ton atau posisi kedua se-Indonesia sebagai produsen beras terbesar setelah Kabupaten Karawang Jawa Barat.

“Lalu pengembangan usaha perikanan air tawar, pariwisata Danau Tempe dengan pembangunan infrastruktur pendukung, perkebunan serta pengelolaan gas. Luar biasa gas Wajo ini,” sebut Danny.

“Itu kita belum bicara potensi Teluk Bone, dimana ada puluhan kilometer panjang pantai Wajo masuk kawasan Teluk Bone. Usaha perikanan, budidaya rumput laut dan peneglolaan mangrove,” ujarnya.

Di Belawa, Danny juga nampak bersemangat ditemani Wakil Bupati Wajo, Amran. Keduanya menemui beberapa tokoh masyarakat Belawa dan berdiskusi tentang strategi memimpin daerah.

“Istimewa ini Wajo bagi Pak Danny karena ada teman sekolahnya,” ujar Muhammad Dariws kolega semasa sekolah SMA I Makassar.

Darwis, sosok pengusaha asal Belawa yang kini berbisnis di  Kudus Jawa Tengah ii pula yang mengajaknya menikmati aneka hidangan berbahan kuliner dari Danau Tempe.

Ada gabus, ikan mas, hingga sidat danau.  Massadidudak!

 

Penulis: K. Azis

Related posts