KKP jalankan Smart Fishing Village ‘SPECTRA’ di Palembang

  • Whatsapp
KKP jalankan SPECTRA di Palembang

DPRD Makassar

PALEMBANG, PELAKITA.ID – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) terus mengembangkan Smart Fisheries Village (SFV) atau Desa Perikanan Cerdas di berbagai daerah.

Salah satunya adalah SFV berbasis Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan fokus pengembangan Special Area for Conservation and Fish Refugia (SPEECTRA) sebagai salah satu upaya mengatasi penurunan populasi dan terancam punahnya ikan lokal.

Dalam mendukung pelaksanaan SFV sebagai program prioritas BRSDM, berdasarkan Keputusan Kepala BRSDM Nomor 478 tahun 2022, ditetapkan BRPPUPP sebagai salah satu penanggung jawab SFV berbasis UPT dengan fokus pengembangan konservasi ikan lokal perairan umum dan eduwisata dengan lokasi di Desa Patra Tani.

SPEECTRA sebagai suatu bentuk modifikasi lahan rawa yang mengutamakan konservasi dan sebagai tempat refugia rawa banjiran.

Sistem SPEECTRA diharapkan menjadi suaka perikanan buatan yang menjadi tempat perlindungan ikan (spawning, nursery dan feeding ground) serta menjadi cadangan produksi ikan.

SPEECTRA merupakan model ekosistem rehabilitasi buatan di Instalasi Patra Tani, di bawah Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Palembang, salah satu UPT BRSDM, dengan luas lahan instalasi  sekitar 50 ha.

Model ini merupakan salah satu invensi tipe suaka perikanan di rawa pasang surut (petswamp).

Fungsi SPEECTRA antara lain sebagai tempat pengungsian ikan; konservasi ikan lokal rawa; peningkatan produksi untuk pengentasan isu stunting dan ketahanan pangan; mitigasi kebakaran lahan dan mengurangi emisi karbon dioksida (co2); taman mini ikan rawa lokal dan eduwisata.

Adapun SFV merupakan salah satu program prioritas BRSDM dengan konsep pembangunan desa perikanan dan satuan kerja yang berbasis pada penerapan benih unggul, teknologi informasi komunikasi dan manajemen tepat guna, keberlanjutan, serta meningkatkan ekonomi yang berada di tengah-tengah program kampung perikanan budidaya dan Desa Inovasiatau Desa Mitra.

SMART merupakan singkatan dari kriteria yang digunakan untuk SFV, yaitu Sustainable, Modernization, Acceleration, Regeneration, dan Technology.

“BRSDM mencoba untuk memformulasikan program-program prioritasnya untuk mendukung program prioritas KKP, salah satunya terkait dengan pengembangan kampung-kampung perikanan budidaya, termasuk Patra Tani, pilot project SPEECTRA untuk ikan ikan lokal yang ada di perairan Sumsel,” ujar Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta pada soft launching SFV Konservasi Ikan Lokal Perairan Umum dan Eduwisata, Rabu (21/12), di Patra Tani.

“Melihat potensi tersebut, BRSDM mencoba menyusun suatu program SFV, dengan memadukan potensi yang dimiliki oleh UPT-UPT BRSDM. SFV Patra Tani tidak hanya untuk kegiatan-kegiatan SPEECTRA, namun tentunya dapat dimanfaatkan ataupun dinikmati oleh masyarakat,” tambahnya.

Pengembangan SFV di Patra Tani bertujuan menggali dan memanfaatkan aset instalasi Para Tani menjadi berdaya guna dan meningkatkan PNBP.

Nyoman berharap SFV Patra Tani dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan juga menjadi model bagi teknologi yang dikembangkan oleh KKP untuk dapat diadopsi masyarakat.

“Dari awal kita masuk hingga disini, bagaimana kita mencoba untuk menunjukan ke masyarakat umum. Jadi tidak hanya dari sisi keilmuannya saja, tapi bagaimana keilmuannya tersebut dipahami oleh masyarakat, dipahami oleh generasi-generasi muda, dari TK (Taman Kanak-Kanak) sampai dengan Universitas, dan tentunya dengan level-level keingintahuan yang berbeda,” lanjutnya.

Untuk mengembangkan SFV ini, BRSDM menggandeng mitra kerja sama, salah satunya Food and Agriculture Organization (FAO) dalam program I-Fish.

Proyek kerja sama antara KKP dengan FAO yang berfokus pada tiga komoditas ikan air tawar yaitu sidat, arwana dan belida.

Tujuan proyek adalah untuk memperkuat kerangka pengelolaan pemanfaatan keanekaragaman sumber daya perikanan perairan darat guna meningkatkan perlindungan terhadap ekosistem perikanan darat bernilai tinggi dan keanekaragamannya di Indonesia.

Disampaikan Plt. Kepala BRPPUPP Rezki Antoni S, kolam SPEECTRA eksisting memiliki luas sekitar 10 hektar, yang difungsikan sebagai kolam rawa pasang surut, dilengkapi dengan embung untuk cadangan air dan tempat spawning ikan pada saat musim kering.

Jenis Ikan yang terdapat di SPEECTRA antara lain tembakang, selincah, sepat siam, sepat, mata merah, betok, sepatung, lele, gabus, lundu, semuringan dan seluang.

 

Sumber: HUMAS BRSDM

Related posts