USAID CCBO dan Wali Kota Makassar sepakati kerjasama pengelolaan sampah kota dan lautan

  • Whatsapp
Wali Kota Makassar, Danny Poamnto saat penandatanganan kerjasama dengan USAID, Dr Tiene Gunawan untuk program CCBO (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID Wali Kota Makassar M. Ramdhan Pomanto menandatangani kesepakatan bekerjasama untuk pengelolaan kota dan laut bebas polusi melalui CCBO atau program Clean Cities, Blue Ocean.

Acara berlangsung di tengah pelaksanaan Smart Transportation Forum di Kota Makasaar dan dihadiri oleh deputi USAID untuk Indonesia Dr Tiene Gunawan dan Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, (1/12/2021).

Clean Cities, Blue Ocean USAID adalah proyek global lima tahun program (2019-2024) untuk memerangi polusi plastik laut.  Program dilaksanakan oleh Tetra Tech, dalam skema kemitraan dengan ICMA, The Manoff Group, termasuk Pemerintah Pusat, Pemda, sektor swasta, organisasi non-pemerintah, dan organisasi perempuan dan kaum muda setempat.

Read More

Ada empat tujuan CCBO. Pertama, untuk mempromosikan praktik 3R dan memperkuat lokal dan pasar regional untuk plastik daur ulang, kedua, membangun perubahan sosial dan perilaku untuk 3R dan pengelolaan sampah berkelanjutan.

Yang ketiga adalah meningkatkan kapasitas dan tata kelola yang efektif untuk SWM dan sistem daur ulang; dan memfasilitasi kemitraan publik-swasta dan aliansi multistakeholder untuk meningkatkan dampak program, skalabilitas, dan keberlanjutan.

Wali Kota Danny Pomanto menyambut baik program yang menurutnya sangat relevan dengan kebutuhan Kota Metropolitan Makassar yang saat ini berkembang pesat dan menghadapi beberapa tantangan terutama pengeolaan sampah urban.

“Pengelolaan sampah kota adalah prioritas kami dan ini disambut donor seperti USAID yang ikut membantu meringankan beban kota,” katanya saat ditemui di Gammara Hotel, 1/1/2021 seusai penandatanganan kesepakatan tersebut.

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan yang terpadat keempat, dengan lebih dari 270 juta rakyat. Ada 11.500 pulau berpenghuni, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan ada 63 persennya terletak di daerah pesisir.

Pada tahun 2025, lebih dari dua pertiga dari negara penduduk diperkirakan akan tinggal di daerah perkotaan. Selain itu, suasana perkotaan bervariasi sangat, seperti halnya sistem pengelolaan limbah padat (SWM) dan tingkat efisiensinya yang membutuhkan pendekatan dan solusi.untuk tetap relevan dengan pembangunan yang berkelanjutan.

Setiap hari, 85.000 ton sampah dihasilkan secara nasional dengan peningkatan yang diharapkan menjadi 150.000 ton harian pada tahun 2025.

Dari jumlah iitu, diperkirakan hanya setengah dari yang dihasilkan di perkotaan dikumpulkan, dan sebagian besar tidak dibuang di cara-cara yang rentan terhadap kebocoran lingkungan dan lainnya dampak manusia dan lingkungan yang berbahaya.

Dengan pertimbanghan itu CCBO relevan dengan kebutuhan kota seperti Makassar, Ambon dan Semarang sebagaimana menjadi target proyek ini.

Kesepakatan yang ditandatangani tersebut mencakup dukungan penelitian terkait keterlibatan para pemangkukepentingan dalam mendukung SWM, penegakan hukum, perubahan perilaku, dan hambatan terhadap investasi swasta.

Kegiatan meliputi pemberian hibah untuk mitra lokal dalam peneraan solusi yang efektif untuk mencapai tujuan program. Lalu, mendukung implementasi nasional dari Platform Pengelolaan Sampah Padat Indonesia (ISWMP) melalui kerjasama tingkat nasional serta memberikan bantuan teknis tambahan dan dukungan pengembangan kapasitas.

 

Editor: K. Azis

 

Related posts