Menggerakkan organisasi alumni menurut Dr Sudirman Numba

  • Whatsapp
Dr Sudirman Numba, akademisi, pemerhati kebijakan publik (dok: Pelakita.ID)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID –  Dr Ir Sudirman Numba, adalah akademisi Universitas Muslim Indonesia, Makassar Sulawesi. Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin angkatan 1981 itu sempat di’karyakan’ tokoh UMI Ujung Pandang, Prof Basalamah untuk menjadi rektor di Pulau Buru, Maluku saat konflik Ambon memanas di ujung tahun 90-an.

“Kampus di Pulau Buru itu salah satu upaya untuk menampung mahasiswa eksodus saat konflik Ambon. Saya rektor di situ. Begini-begini, saya juga pernah anggota forum rektor lho,” katanya sembari tertawa saat ditemui di Warkop Sija Beruang, Makassar, 5 Agustus 2021.   

Read More

Nama Sudirman Numba cukup familiar di kalangan alumni UMI. Penulis sempat bertemu alumnus SMA Galesong angkatan 86 yang menyebut Dr Sudirman sebagai sosok yang tidak pernah diam kalau bicara urusan akademik dan jejaring alumni.

“Beliau sangat aktif berorganisasi, ramah dan kita cepat akrab,” puji mahasiswa S2 Pertanian UMI, Supriadi.

Sudirman, atau biasa disapa Prof SN, saat ini adalah ketua IKA SMP Negeri Batubatu, Soppeng. Dia antusias saat diwawancarai Pelakita.ID terkait kiprah di SMP Batu-batu dan pembelajaran yang bisa ditarik untuk solidaritas dan kolaborasi sebagai sesama alumni Unhas.

Sudirman muda diterima di Unhas dalam tahun 1981. Mengaku sudah bebas kuliah atau tidak ada lagi mata kuliah wajib hingga tahun 1984. Karena terkendala pembiayaan, dia harus banting tulang untuk dapat biaya kuliah dan penelitian. Dia meraih gelas S1 dalam tahun 1986.

[ Pria kelahiran Soppeng ini mengaku saat kuliah di Unhas dapat beasiswa TID, harus jadi dosen setelah selesai. Selesai kuliah dapat SK penempatan jadi dosen di Universitas Mataram Lombok. Tapi karena merasa terlalu jauh dari keluarga. Rektor Unhas, Prof Fachrudin setuju pindahkan dia ke Unhas tapi oleh Sudirman minta mengabdi di UMI. UNHAS pun wakafkan dirinya untuk UMI ]

 

Sibukki saya lihat urus alumni SMP, Prof.

Kalau bicara organisasi kampus, sejak mahaisswa di Unhas sudah aktif. Tapi kan tidak bisa berhenti saat mahasiswa toh? Jangankan saat mahasiswa atau saat menjadi alumni perguruan tinggi, menjadi alumni SMP saja dan mau berkontribusi peluang dan potensinya sungguh besar.

 

 Seberapa pentingkah jejaring alumni Prof?

Saya ini alumnus dairi IPB juga, kalau organisasi alunni di Sulawesi Selatan tugas dan peran kami jelas. Kepentingan IPB harus jadi prioritas. Kalau ada alumni atau keluarga Kampus IPB ke daerah, tugas kita untuk kondisikan.

Motto IPB itu kan mencari dan memberi yang terbaik. IPB secara terus menerus mencari arang-orang terbaik saat dia masuk masuk kampus, hingga menjadi alumni. Itu tugas kita semua.

 

Bagiamana ceritanya bisa mengurus alumni SMP?

Yang saya ingin bilang berapa besar potensi menggalang kekuatan alumni. Ini SMP ya, bukan universitas yang bisa jadi jauh lebih besar dan dahsyat kalau ditangani dengan baik.

Saya baru empat bulan pimpin IKA SMP Batubatu, kawan-kawan sudah sampaikan banyak ide dan bentuk karya untuk sekolah, untuk alumi untuk kebersamaan kami. Yang pertama kita bangun musalla di dalam kompleks SMP. Ini bukan maunya lingkup sekolah tetapi kami menganggap harus ada solusi dan masukan dari alumni.

Tidak seperti sekolah-sekolah lain yang banyak dimintai oleh pengurus sekolah, kami jelaskan ke kawan-kawan kalau sekolah kita tidak pernah masuk sekolah favorit atau jadi rujukan karena kondisi musalanya. Dalam empat bulan mengurus IKA SMP, kami berhasil bangun musala senilai 300-an juta.

Setelah musalla, kita jalankan program ‘Berkurban di Kampung’, terkumpul 3 ekor saat itu.

Kalau kita berharap ke sekolah atau bantuan Pemerintah tentu bukan hal mudah tetapi kalau kita bangun komunikasi dengan kawan-kawan alumni, apalagi seangkatan tentu akan mudah.

Pasti mereka akan bangga kalau dilibatkan dalam program-program seperti itu. Yang di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi atau di manapun pasti akan bangga kalau mengabdi di kampung halaman.

Yang ketiga, kami juga ikut membantu membangun jembatan di Marioriawa. Nilai kegiatannya tidak seberapa tapi ini menegaskan bahwa ada banyak hal bisa dikontribusikan untuk kampung halaman dengan IKA alumni.

Kita juga jadi inspirasi bagi alumni atau sekolah lain. Barubaru ini Pak Wakil Bupati Luthfi Halide perintahkan semua kepala sekolah SMP dan SMP untuk melakukan hal yang sama dengan sekolah kami di Batubatu.

Kalau soal nilai proyek mungkin tidak seberapa tapi setidaknya dengan IKA kita bisa pengaruhi teman-teman alumni, ajak mereka untuk mengabdi. Pesan orang tua kita kan jelas, tidak ada artinya kaya kalau di daerah orang, kalau di kampung pasti dikenang terus.

 

Apa maknanya untuk kita semua?

Untuk konteks saat ini, pikiran kita kan bagaimana organisasi IKA seperti Unhas mengambil bagian dalam pengendalian COVID-19. Kenapa dalam kondisi pandemi seperti ini semangat kerelawanan kita tidak keluar?

Kenapa tidak menggagas per lokasi atau daerah, kan alumni Unhas banyak di daerah. Ayo pemerintah, kita gelas vaksinasi di Antang, Tamalanrea, Makassar, dan seterusnya. Kalau di Unhas kan jelas ya pengurus atau tanggung jawabanya.

Kalau dalam skala luas, pada aspek lain, seperti IPB ya, merujuk ke mottonya saja. Mencari dan memberi yang terbaik. Tidak perlu lagi teriak sana-sini kalau IKA harus tarik alumni, tarik anggota, karena memang begitu seharusnya.

Tentu saja bukan IKA yang tarik tetapi IKA berkomunikasi ke Kampus dan tugas kampus menghubungi perusahaan atau organsasi penerima tenaga kerja alumni. Bilang saya, kami butuh orang seperti ini. Silakan pakai kriteria, misalnya yang muda, kompetitif dan lain-lain, kan enak pak?

Di IPB itu terbukti dengan membangun sinergi dengan perusahaan-perusahaan seperti JAPFA, Charoen Phokphand, dan lain-lain.

 

Bagaimana seharusnya IKA Unhas ke depan?

IKA Unhas tentu punya potensi besar. Jauh kalau dibandingkan SMP Batubatu. Yang pasti saat ini JK adalah simbol Unhas. Tidak bisa dipungkiri tetapi kan ada unsur lain yang ada di dalamnya yang memang harus terus menerus untuk kreatif.

Pak JK bisa menunjuk orang atau alumni yang bisa bekerja dengan baik. Mempunyai rencana dan bisa dikomunikasikan kepada alumni. Dengan itu maka tidak ada lagi anggapan ‘para penikmat’ karena memang jelas rencananya.  Saya tidak menampik kalau organisasi kealumnian di UMI juga belum optimal.

Itu sangat kompleks dan sebagai cerminan kesejarahan organisasi alumni. Ada banyak faktor berpengaruh termasuk pandangan alumni pada organisasi alumni itu sendiri.

Apakah kita perlu pemimpin yang punya jabatan politik? Kepala daerah? Punya uang banyak? Tentu selalu begitu kan? Di manapun yang namanya orang kaya, tidak akan bisa mengurus fulltime atau mendedikasikan waktunya sepenuhnya. Mereka tidak ada waktu pak.

 

Ada cerita atau kiat mengelola organisasi alumni?

Caranya menggerakkan swadaya memang ada. Saya ambil contoh bagaimana kami ajak Ustadz Maulana untuk memotivasi alumni untuk berbagi. Ceramah saja. Kami gelar Halal Bihalal di Claro dan terkumpul dana secara sukarela karena penjelasan ustadz Maulana.

Bayangkan kalau saat di akhirat nanti, kita dijemput karena amalan Masjid Haram di kanan, masjid Madinah di kiri dan masjid Batubatu di belakang kita.  Ini memotivasi alumni untuk berbagi kemudian. Mereka sukarela untuk itu.

Hal-hal seperti itu yang kita jalankan saat ini, menggalang dukungan alumni. Memanfaatkan wahana komunikasi online atau media sosial. Kami ada dua grup WA, pernah menggelar Rakernas dan dihadiri 200-an anggota.

SMP Batu-batu eksis sejak tahun 1962 jadi panjang juga sejarahnya ini. Saya angkatan 74. Lokasinya di Kota Batubatu, ibukota Kecamatan Marioriawa, antara Sidrap dan Soppeng.

Untuk menggagas dan mengelola alumi seperti gaya SMP Batubatu, kami libatkan tokoh perangkatan. Ada caranya. Melibatkan tokoh angkatan dan mereka bangun komunikasi internal, kita butuh persiapan dua bulanan untuk menyiapkan Musyawarah Anggota SMP Batubatu.

Keluarga angkatan biasanya lebih kuat emosinya. Memori mereka sangat terasa di situ. Ya kita manfaatkan saja situasi ini untuk perlahan bicara level sekolah.

Yang pasti bagaimana penelusuran dan optimalisasi alumni itu sangat penting. Bukan hanya dalam hal penggalangan kekuatan dan menjadi bagian dalam agenda pembangunan tetapi juga untuk akreditasi sekolah SMP, SMA atau bahkan perguruan tinggi kan?

 

Sore kian tua, obrolan berhenti. Prof Sudirman Numba mendapat telepon untuk melanjutkan sharing-sharing-nya dengan pemerhati Makassar Recover, dia bergerak ke utara kota. Entah siapa yang panggil.

 

 Penulis: K. Azis

 

Related posts