Sambut utusan GIZ Jerman dan SECO Swiss, Plt Gubernur Sulsel usulkan program interkoneksi Mamminasata dengan destinasi wisata unggulan

  • Whatsapp
Plt Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman saat menerima tetamu dari GIZ Jerman dan SECO Swiss (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Komitmen Plt Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman untuk memperkuat interkoneksi kawasan ekonomi strategis Sulawesi Selatan diutarakan saat menyambut utusan lembaga kerjasama pembangunan internasional GIZ Jerman dan SECO Swiss yang tandang ke Kantor Gubernur Sulawesi Selatan Jalan Urip Sumohardjo, (20/5/2021).

Andi Sudirman menegaskan harapannya agar pengembangan transportasi massal di Sulawesi Selatan pada skema SUTRI NAMA dan Indobus serta Felicity tak hanya fokus pada Kota Mamminasata seperti Makassar, Sungguminasa, Maros dan Takalar tetapi juga kawasan potensial pariwisata.

Read More

Dia berharap moda seperti Trans Jakarta dan Trans Jateng bisa diterapkan di Makassar namun tetap mampu juga menghubungkan pusat kota, bandara-bandara yang ada serta kota-kota di Mamminasata dengan destinasi wisata.

“Seperti Toraja, itu satu, lalu yang kedua Bira, air terjun Bantimurung, Danau Matano di Luwu Timur, Danau Tempe, dan lainnya adalah Taka Bonerate,” katanya. Dia memuji keindahan alam Sulawesi Selatan seperti Lolai di Tana Toraja yang menurutnya perlu diperhatikan dan diberi kemudahan akses.

“Saya kira kita butuh transportasi yang sifatnya connecting destination,” katanya di depan prinsipal Lembaga Pembangunan Internasional Pemerintah Jerman Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH, Mr Gerd Fleischer (Lead Climate Advisor).

“Terima kasih telah membantu kami, dalam perencanaan, dalam feasibility study,” ucap Andi Sudirman yang nampak fasih berbahasa Inggris ini.

Dia juga menjelaskan bahwa pembangunan transportasi di Sulawesi Selatan melalui skema pembangunan kota-kota seperti di Mamminasata sebagai layanan untuk kegiatan sehari-hari, atau saat bekerja.

“Tapi kami membutuhkan juga dukungan selain transportasi antar kota,  untuk weekend mereka harus ke tempat wisata, kita punya Bira, jauh, susah, kita tidak mau kendaraan pribadi, mereka butuh yang murah,” katanya.

Ke depan, lanjut Andi Sudirman, pelibatan Organda, sangat penting untuk mewarnai perencanaan terutama feasibility studies ini.

“Kita bisa berkontribusi untuk standarisasi dan subsidi. Sehingga mereka bergerak ke tempat-tempat lain. How to move our people from one location to other location,” ucap Sudirman yang didampingi Kepala Dinas Perhubungan Sulawesi Selatan Dr Muhammad Arafah dan Kepala UPT Mamminasata Prayudi Syamsibar.

Andi Sudirman juga berharap kelak ada master plan yang tunggal dan jadi rujukan sehingga alokasi anggaran, kerjasama antar Kementerian termasuk tindak lanjut MoU kerjasama antara Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub dan Pemerintah Kota bisa dipercepat.

Selain dari GIZ Jerman, hadir pula dari State Secretariat for Economic Affairs SECO Pemerintah Swiss, Ms Andrea Zbinden dan Banu S. Sdjazali serta penanggung jawab GIZ Indonesia untuk proyek ini Mr Zaky dan Gan Gan Dirgantara, dari GIZ Felicity.

GIZ dan SECO sedang mendorong proyek pengembangan transportasi publik ramah lingkungan melalui skema SUTRI NAMA Indobus serta Felicity (Financing Energy for Low Carbon Investment – City Advisory Facilities).

Secara gamblang, Mr Gerd menyebut proyek ini terkait perbaikan perencanaan, persiapan pembiayaan dan pengembangan sistem dan kebijakan transportasi perkotaan berkelanjutan melalui moda Bus Rapid Transit (BRT).

“Proyek ini sebagai komitmen lembaga donor untuk pembiayaan transpor rendah karbon,” kata Gerd.

Menurutnya, moda transportasi massal perkotaan dengan pendekatan direct service akan menghasilkan konfigurasi untuk dapat memenuhi kebutuhan transportasi Kota Makassar di masa mendatang.

Sementara itu, Gan Gan Dirgantara dari komponen Felicity untuk penguatan kapasitas pemangku kepentingan di Provinsi dan Kabupaten pada persiapan dan penganggaran menyebut bahwa proyek tersebut sudah masuk dalam blue book Bappenas.

“Kita berharap ini akan masuk greenbook Bappenas setelah rampungnya feasibility study yang sedang berjalan dan ditargetkan rampung pada Desember 2021,” kata Gan Gan.

SUTRI NAMA adalah singkatan dari Sustainable Urban Transport Indonesia Nationally Appropriate Mitigation Action.

Program yang bertujuan agar kota-kota di Indonesia dapat berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim melalui kebijakan transportasi dan proyek infrastruktur yang berkelanjutan yang didukung oleh program nasional transportasi perkotaan.

Sedangkan INDO BUS adalah singkatan dari Indonesian Bus Rapid Transit Corridor Development Project. Program ini merupakan komponen teknis tambahan dari program SUTRI NAMA untuk memberikan bantuan teknis kepada kota percontohan untuk melaksanakan Sistem Bus Rapid Transit (BRT) dengan lajur khusus.

Sebelumnya, tim tersebut telah bertemu Wali Kota Makassar Danny Pomanto dan mendapat respon sangat positif.

Salah satu hasil dari pertemuan tersebut adalah perlunya menggelar transportation summit yang menghadirkan para pengambil kebijakan pemuncak baik di Kementerian, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota di Sulawesi Selatan agar pembangunan transportasi publik di Kota Metropolitan Makassar berjalan secara kolaboratif dan terkoneksi.  (KAS)

Related posts