ISEW 2025 | Dwi N. Tanri Abeng: Sulawesi Selatan, Lumbung Energi Baru Terbarukan di Timur Indonesia

  • Whatsapp
Dwi Novalita Tanri Abeng (dok: Istimewa)

Dua pembangkit tenaga bayu yang menjadi ikon nasional—PLTB Sidrap dan PLTB Jeneponto—menjadi bukti nyata kontribusi provinsi ini dalam mendukung bauran energi bersih.

Paparan Dwi Novalita Tanri Abeng, Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan

PELAKITA.ID – Makassar — Dalam forum Dialog Energi yang digelar oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, Dwi Novalita Tanri Abeng hadir mewakili Kepala Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Selatan, Eka Prasetya, untuk memaparkan langkah strategis Pemerintah Provinsi dalam mengoptimalkan potensi energi baru terbarukan (EBT).

Dalam paparannya, Novalita menegaskan bahwa Sulawesi Selatan adalah lumbung energi baru terbarukan di kawasan timur Indonesia.

“Sebagian besar potensi EBT untuk mendukung transisi energi nasional ada di Sulawesi Selatan,” ungkapnya membuka presentasi.

Dua pembangkit tenaga bayu yang menjadi ikon nasional—PLTB Sidrap dan PLTB Jeneponto—menjadi bukti nyata kontribusi provinsi ini dalam mendukung bauran energi bersih.

Peta Potensi dan Realisasi Energi Terbarukan

Dwi Novalita menjelaskan secara rinci persebaran dan tingkat pemanfaatan berbagai sumber energi di Sulawesi Selatan. Dari potensi bioenergi sebesar 959 MW, baru dimanfaatkan sekitar 1,79%, sementara energi surya dengan potensi mencapai 7.588 MW baru terealisasi 0,1% hingga akhir 2024.

Adapun potensi energi bayu (angin) sebesar 4.193 MW telah dimanfaatkan sekitar 2,74%, dan kini sedang dikembangkan melalui rencana ekspansi PLTB Jeneponto II (Tolok 2).

Untuk energi air, Sulawesi Selatan memiliki potensi PLTA sebesar 2.946 MW dan PLTMH/PLTM sebesar 762 MW, dengan tingkat pemanfaatan masing-masing 17,42% dan 6,88%.

Potensi panas bumi juga mulai digarap, di antaranya melalui pembangunan PLTP Sopeng (2×5 MW) yang saat ini masih dalam tahap pengujian.

Keunggulan Topografi dan Arah Kebijakan

Menurut Novalita, kekayaan energi terbarukan di Sulawesi Selatan tidak lepas dari topografi yang didominasi pegunungan dan aliran sungai besar, serta garis pantai yang panjang dan kondisi angin yang ideal untuk pembangkit tenaga bayu.

Ia menyebutkan, ada empat titik utama dengan potensi angin di atas 6 meter per detik—yakni di Sidrap (7,4 m/s), Takalar (6,95 m/s), Jeneponto (8,11 m/s), dan Kepulauan Selayar (4 m/s).

Dari sisi kebijakan, Pemerintah Provinsi telah memiliki dasar hukum yang kuat melalui Peraturan Daerah tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED) yang diterbitkan pada 15 Maret 2022, serta turunannya berupa Peraturan Gubernur tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) pada 4 November 2022.

Kedua regulasi ini menjadi pedoman untuk memperkuat transisi energi dan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.

Selain itu, Sulawesi Selatan juga telah meluncurkan dokumen Green Growth Plan (GGP) pada 23 September 2025, yang menargetkan peningkatan PDRB rata-rata 0,6% lebih tinggi dibanding skenario business as usual serta penurunan intensitas emisi karbon dari 2,19 menjadi 0,2 ton CO₂ ekivalen per miliar rupiah.

Capaian Nyata dan Arah Menuju Net Zero Emission

Dalam paparannya, Novalita mengungkap capaian signifikan Sulawesi Selatan yang telah melampaui target bauran energi. Jika dalam RUED target bauran EBT tahun 2025 adalah 20%, kini telah tercapai 41,3%, bahkan sebelum revisi RUED untuk menyesuaikan target nasional Net Zero Emission 2060 rampung dilakukan.

Lebih jauh, dalam empat tahun terakhir, Provinsi Sulawesi Selatan berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 1,36 juta ton CO₂ ekuivalen, setara dengan 0,337 ton CO₂ per MWh. Angka ini menunjukkan kontribusi nyata daerah terhadap komitmen iklim nasional.

Pemerintah provinsi juga terus mendorong pembangunan PLTS terpusat dan hibrida di kepulauan, seperti di Selayar (1,3 MW), serta memperluas pemanfaatan jaringan gas rumah tangga (jargas) yang telah menjangkau lebih dari 15.000 rumah tangga di Luwu dan Sengkang.

Program elektrifikasi hijau juga mendapat dukungan konkret melalui peluncuran 20 unit mobil listrik komersial dan pembangunan 15 titik fasilitas pengisian daya (EV Charging) di Kota Makassar.

Menatap Masa Depan Energi Sulsel

Menutup paparannya, Dwi Novalita menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan akan terus berkomitmen memperkuat investasi dan kemitraan dengan berbagai pihak untuk mengakselerasi transisi energi.

Dengan potensi alam yang melimpah, fondasi kebijakan yang kokoh, dan dukungan lintas sektor, Sulawesi Selatan siap menjadi pusat pertumbuhan energi bersih dan berkelanjutan di Indonesia timur.

“Transisi energi bukan hanya tanggung jawab nasional, tetapi juga tanggung jawab daerah. Sulawesi Selatan ingin menjadi bagian terdepan dalam perubahan itu,” tutupnya.