Peringati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional, Peneliti Asing Soroti Macaca Maura di Bira, Bulukumba Sulsel

  • Whatsapp
Peringati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional: Peneliti Asing Soroti Macaca Maura di Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan (Dok: Istimewa)

PELAKITA.ID – Bertepatan dengan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional, Yayasan Ecoton, Macaca Maura Project, dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bulukumba berkolaborasi menyelenggarakan kegiatan untuk memperingati pentingnya kekayaan biodiversitas Sulawesi Selatan.

Acara bertema “Biodiversitas Sulawesi: Macaca Maura dan Tanaman Obat di Bira” ini dilangsungkan di Sekolah Alam Mata Angin, Jalan Poros Bira, Desa Bira, Kecamatan Bonto Bahari, (Kamis, 22/5/2025)

Sekitar 50 peserta dari berbagai latar belakang hadir dalam kegiatan ini, termasuk perwakilan DLHK Bulukumba, pengaman hutan, siswa, dan sejumlah komunitas lokal.

Kehadiran mereka mencerminkan antusiasme dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati.

Acara ini menghadirkan dua peneliti utama dari Macaca Maura Project: Vasco Martins dari University of Portsmouth (UK) dan Cesar Rodriguez Del Castillo dari University Veracruzana of Mexico.

Keduanya membagikan wawasan mendalam mengenai penelitian mereka terhadap satwa endemik Sulawesi Selatan, Macaca maura, yang telah mereka teliti sejak 2023.

“Salah satu temuan dalam penelitian kami adalah bahwa Macaca maura mencari makanan di timbunan sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat. Dari video kamera trap yang kami pasang, terlihat bahwa plastik juga ikut termakan oleh Macaca maura,” terang Vasco Martins.

Stephanie Brem dari organisasi Gaiaone turut membagikan pengetahuan tentang konservasi terumbu karang di Bira.

Ia menyampaikan bahwa sampah plastik dapat mengganggu pertumbuhan terumbu karang dan berpengaruh pada ekosistem laut secara keseluruhan.

Suasana pelaksanaan Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional: di Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan

Arsak Rizal dari Sekolah Alam Mata Angin memberikan perspektif lokal dengan menjelaskan potensi dan manfaat tanaman obat yang tumbuh di Bira.

“Ada sekitar 22 jenis tanaman koleksi kami di Sekolah Alam yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Itu juga sudah dikenalkan oleh nenek saya sejak dulu,” ungkapnya.

Vasco Martins menegaskan bahwa penelitian mereka sangat krusial.

“Penelitian ini fokus pada Macaca maura, spesies endemik yang sangat penting bagi kesehatan ekosistem hutan. Pemahaman mendalam tentang populasi dan habitat mereka adalah kunci untuk merancang strategi konservasi yang efektif dan berkelanjutan,” ujarnya.

Cesar Rodriguez Del Castillo menyatakan kegembiraannya atas antusiasme peserta. Ia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kelangsungan hidup Macaca maura dan biodiversitas di Sulawesi Selatan.

Rahmaedah, guru SMPN 34 Bulukumba, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat.

“Kami mendapatkan banyak informasi tentang Macaca maura di Bira. Bagi kami masyarakat umum dan para siswa yang tinggal di Bira, ini sangat penting. Macaca maura harus dilindungi dari ancaman sampah manusia. Harapan saya, siswa-siswa bisa ikut terlibat menjadi relawan menjaga macaca dan terumbu karang,” katanya.

Delima Veranita Sirait, Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dari DLHK Bulukumba, juga memberikan tanggapan positif.

“Luar biasa sekali pengetahuan yang diberikan oleh para narasumber yang juga peneliti. Ini bisa memotivasi anak-anak bahwa masih banyak keanekaragaman hayati di laut dan darat yang kita miliki. Macaca maura adalah hewan endemik Sulawesi Selatan. Dengan ini, kita bisa menumbuhkan rasa memiliki terhadap keanekaragaman hayati di Bulukumba. Saya rasa ini luar biasa. Semoga semua peserta memahami bahwa ada hewan dan tumbuhan endemik di Bulukumba yang perlu kita lestarikan,” ucapnya.

Ia menambahkan pentingnya edukasi kepada masyarakat dan wisatawan dalam mengelola sampah, agar keanekaragaman hayati tidak terancam.

“Apalagi, seperti yang disebutkan tadi, penggunaan sterofoam masih tinggi untuk kemasan makanan. Karena kekurangan makanan, Macaca maura mencari makan di tempat sampah. Semoga dengan adanya kebijakan pembatasan plastik sekali pakai di Bulukumba, pengelolaan sampah organik dan non-organik bisa lebih baik,” tambahnya.

Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya konservasi biodiversitas.

Tujuannya adalah menciptakan harmoni dengan alam serta memastikan bahwa setiap pembangunan yang dilakukan memperhatikan kelestarian keanekaragaman hayati demi keberlanjutan masa depan.