Kolom Rusman Madjulekka | Aktivis Badung yang Santun

  • Whatsapp
Prof Mursalim Nohong SE, M.Si,CWM (dok: Istimewa)

PELAKITA.ID – Ijazah itu penting. Ketimbang meributkan asli atau palsu, lebih penting bagaimana setelah menerima ijazah. Ada yang punya ijazah tak diterima kerja.

Ada juga sudah kerja ijazahnya tak pernah dipakai. Tuntutan pasar kerja sangat pragmatis: anda bisa kerja apa?

“Makanya kami buat reatre t semacam pembekalan sebelum para mahasiswa terima ijazah. Mereka diberikan orientasi dunia usaha dan mengenal destinasi profesi,” kata Prof Mursalim Nohong SE, M.Si,CWM. Ia Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin bidang akademik dan kemahasiswaan.

Saya bertemu dengannya pagi itu, Jumat (11/4/2025). Diperkenalkan Hendra Noor Saleh Ketum Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Ikafe) Universitas Hasanuddin.

Sepintas kesan saya orangnya ramah, gesit dan rendah hati. Ia tak tenang duduk di kursinya yang empuk. Sesekali beranjak dan wara wiri.

Sebagai tuan rumah, tak segan ia “turun tangan” mengatur dan memastikan semua rangkaian kegiatan berjalan lancar.

Prof Mursalim dosen senior produk asli FEB Unhas. Masuk tahun 1992 di jurusan manajemen. Jadi aktivis mahasiswa yang pada jamannya dikenal badung tapi santun.

Selama menempuh studi pasca sarjana ia menjadi pria Bugis rasa ‘arek suroboyo” dan ‘kera ngalam”. Pendidikan magisternya di Unair Surabaya dan doktornya di UB Malang. Saat ini ia juga Ketum Ikatan Alumni (IKA) Manajemen FEB Unhas.

Selain mengajar, diundang ceramah, riset, konsultan, ia gemar menulis buku.

”Iya…beliau termasuk salahsatu dosen yang produktif nulis buku,” ungkap Alem Febry Sonni, direktur lembaga penerbitan Unhas Press.

Setidaknya 17 judul buku yang sudah ditulisnya.

Hari itu diadakan “sharing session” dengan narasumber sejumlah alumni FEB (Ikafe) Unhas yang dikomandani Hendra di lantai 3 gedung utama fakultas kampus Tamalanrea.

Sekitar 10 kilometer dari kota Makassar, arah utara atau searah bandara Sultan Hasanuddin.

Ruangan itu dipenuhi ratusan mahasiswa dan mahasiswi yang antusias mendengarkan succes story para alumni.

Ada Direktur Kepatuhan Bank Sulselbar Dian Anggriani Utina, Founder-Owner Toko Kue Mimilicious Mimi Hilzah, Owner Kopiriolo Supardi Najamudin, Dosen Binus Bandung Dr. Azmi, Direktur Pitro Singapura yang mantan dan Presdir Dyandra Promosindo, Hendra Noor Saleh.

“Ruangan ini sudah direhab sumbangan alumni kita,” kata Mursalim menunjuk tulisan Pegadaian yang diabadikan jadi nama ruangan mini aula itu.

Ia juga menunjuk beberapa bagian ruangan lain yang sudah disulap menjadi ruang kuliah, lounge dan lainnya dengan tampilan wajah lebih modern, bersih dan nyaman.

Semua sumbangan dari alumni yang sudah menjadi petinggi atau direksi di sejumlah BUMN.

Tak hanya itu, Prof Mursalim mengajak saya melongok aktivitas konstruksi dasar di halaman depan bangunan utama fakultas yang selama ini jadi lahan parkir kendaraan roda empat.

Di tempat itu sedang dibangun “FEB Tower” gedung perkuliahan baru berkonsep integrasi berlantai 15. Biaya pembangunannya ditaksir Rp 60 miliar. Sudah terkumpul sekitar Rp 27 M. Sisanya? Dari alumni.

“Kita harapkan dukungan dan kontribusi dari alumni,” lanjut pria yang santer disebut-sebut akhir tahun ini bakal jadi Dekan FEB Unhas berikutnya.