Fenomena Pemutihan Karang Folios Terjadi di Perairan Jikomalomo Ternate

  • Whatsapp
Karang Folios memutih di Perairan Jikomalomo Ternate (dok: Moldy/Istimewa)

PELAKITA.ID – Fenomena pemutihan karang tiba-tiba terjadi di Pantai Jikomalamo, Ternate, Maluku Utara. ”Izin informasikan tiba-tiba memutih karang Folios di Pantai Jikomalamo, Ternate Maluku Utara.”

Demikian kabar dibagikan, penyelam dan praktisi terumbu karang,  Moldy Samudera, dari Ternata di Grup WAG Jaringan Adopsi Karang, Selasa, 25/2/2025/

Terkait itu, dosen Ilmu Kelautan Unhas, Dr Syafyuddin Yusuf ikut memberi tanggapan.

Menurut Dr Ipul, begitu sapaannya, fenomena ini mulai terlihat sejak November hingga Desember tahun lalu. Kejadian serupa sebelumnya juga melanda kawasan Raja Ampat.

“Air panas dari Samudra Pasifik lebih dulu mencapai Raja Ampat. Nah, berita dan foto yang kita terima ini menunjukkan bahwa pemanasan air laut telah sampai di perairan Ternate,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dr. Syafryuddin menjelaskan bahwa perairan Ternate dan Halmahera dikenal cukup dinamis. Namun, saat ini suhu laut mengalami peningkatan yang tidak biasa, mencapai 2-3 derajat lebih tinggi dari biasanya.

Gejalanya meluas (dok: Moldy)

“Ini perlu dipantau terus. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi kesehatan terumbu karang. Saat ini, Februari 2025, di Raja Ampat sudah sekitar 30-40 persen karang mati akibat pemutihan,” tambahnya.

Karang Folios dan Penyebab Pemutihannya

Karang folios adalah salah satu jenis karang keras (Scleractinia) yang memiliki bentuk menyerupai lembaran atau daun yang saling bertumpuk.

Bentuknya yang melebar memungkinkan karang ini mendapatkan lebih banyak sinar matahari, yang penting untuk proses fotosintesis alga simbiotik yang hidup di dalamnya.

Karang folios umumnya ditemukan di perairan tropis yang stabil dan menjadi habitat bagi berbagai organisme laut.

Perairan Jikomalolomo (dok: Pelakita.ID)

Pemutihan karang terjadi ketika karang kehilangan warna aslinya dan berubah menjadi putih akibat hilangnya zooxanthellae, alga yang bersimbiosis dengan karang dan berperan dalam menyediakan makanan serta warna bagi karang.

Faktor utama yang menyebabkan pemutihan karang adalah peningkatan suhu laut akibat perubahan iklim. Ketika suhu air melebihi ambang toleransi, zooxanthellae akan keluar dari jaringan karang, menyebabkan karang kehilangan sumber makanan utama dan berubah warna menjadi putih.

Paparan sinar UV yang berlebihan juga menjadi penyebab pemutihan karang. Radiasi ultraviolet yang tinggi dapat merusak zooxanthellae dan meningkatkan stres pada karang, terutama di perairan yang sangat jernih dengan sedikit perlindungan alami dari plankton atau sedimen.

Pencemaran lingkungan, seperti limbah industri, pertanian, dan rumah tangga yang mengandung bahan kimia berbahaya, dapat merusak ekosistem terumbu karang.

Peningkatan kadar nitrogen dan fosfat dalam air juga dapat memicu pertumbuhan alga berlebih, yang menghambat akses cahaya bagi zooxanthellae.

Perubahan salinitas dan keasaman air turut berperan dalam pemutihan karang. Curah hujan tinggi atau aliran air tawar dari daratan dapat menurunkan salinitas dan menyebabkan stres pada karang.

Selain itu, peningkatan karbon dioksida di atmosfer berkontribusi pada pengasaman laut, yang menghambat pembentukan kalsium karbonat yang diperlukan untuk pertumbuhan karang,

Aktivitas manusia seperti overfishing dan wisata bahari yang tidak terkendali juga mempercepat kerusakan karang.

Penangkapan ikan dengan metode yang merusak, seperti pengeboman dan penggunaan sianida, dapat menghancurkan habitat karang. Sementara itu, menyentuh atau menginjak karang saat menyelam dapat mempercepat degradasinya.

 Karang folios merupakan bagian penting dari ekosistem laut, menyediakan perlindungan dan tempat tinggal bagi berbagai organisme.

Namun, fenomena pemutihan karang akibat perubahan iklim, pencemaran, dan aktivitas manusia semakin mengancam keberlanjutan ekosistem ini.

Untuk mengurangi dampak pemutihan, dibutuhkan upaya konservasi seperti pengurangan emisi karbon, perlindungan ekosistem laut, dan edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang.

Penulis Denun