Suara Pulau-Pulau Kecil Spermonde untuk Appi | Zulficar Mochtar

  • Whatsapp
M. Zulficar Mochtar (ujung kiri) bersama sejumlah aktivis pembangunan kelautan dan perikanan (dok: Istimewa)

Pulau-Pulau Kecil Menyapa Pemimpin Baru, itu pesan M. Zulficar Mochtar yang mengaku Anak Kelautan Universitas Hasanuddin. Seperti apa usulan strategis Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan di masa Menteri Susi Pudjiastuti itu?

Mari simak berikut ini. 

PELAKITA.ID – Pada 20 Februari 2025, Munafri Arifuddin, yang akrab disapa Appi’, resmi mengemban amanah sebagai Wali Kota Makassar periode 2025-2029, didampingi oleh Aliyah Mustika Ilham.

Dalam perjalanan menuju kursi kepemimpinan, ia telah menaburkan berbagai janji serta merancang strategi pembangunan. Namun, ada baiknya sejak awal diingatkan bahwa pulau-pulau kecil kerap luput dari prioritas pembangunan.

Bagi Makassar, kota maritim yang berakar pada sejarah lautnya, ini tentu hal yang tak boleh terjadi. Maka, perlu dirancang langkah-langkah nyata yang cepat dan berdampak.

Menjebol Isolasi, Menyambung Akses

Pulau-pulau kecil – Makassar punya – Pulau Kayangan, Laelae, Samalona, Kodingareng Keke, Kodingareng Lompo, Barrang Caddi, Barrang Lompo,  Lumulumu, hingga Lanjukang dan Langkai – mereka, sering kali menghadapi keterbatasan—akses terhadap air bersih, listrik, transportasi, dan komunikasi masih menjadi tantangan utama yang menghambat berbagai sektor kehidupan.

Oleh karena itu, membebaskan pulau-pulau dari sekat keterisolasian menjadi keharusan yang tak bisa ditawar.

Salah satu langkah strategis yang bisa segera diwujudkan adalah menghadirkan akses internet cepat di pulau-pulau sekitar.

Dengan cara ini, masyarakat—dari pelajar, pelaku usaha, hingga komunitas lokal—dapat menikmati arus informasi yang andal. Konektivitas digital bukan sekadar kemewahan, tetapi sebuah kebutuhan mutlak di era ini.

Listrik pun menjadi nadi bagi kehidupan kepulauan. Tak cukup sekadar menerangi malam, listrik harus mampu menghidupkan roda ekonomi.

Munafri Arifuddin, Wali Kota Makassar 2025-2023 (dokL Istimewa)

Jika ketergantungan pada kabel bawah laut terlalu mahal, maka solusi berbasis energi terbarukan seperti tenaga surya, yang melimpah di kepulauan, perlu segera diterapkan.

Tentu, ini memerlukan kolaborasi dengan lembaga donor dan sumber pendanaan lain agar keberlanjutan dapat terjamin.

Demikian pula dengan air bersih. Berbagai teknologi penyulingan air laut telah tersedia dan terbukti efektif. Namun, tanpa komitmen yang kuat serta konsistensi dalam implementasi, solusi ini hanya akan menjadi angan-angan.

Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah dan pihak terkait, keberhasilan bisa diraih. Teknologi dan kolaborasi harus menjadi fondasi utama dalam membangun masa depan pulau-pulau kecil.

Menghidupkan Nadi Ekonomi Kepulauan

Ekonomi di pulau-pulau kecil begitu berwarna dan dinamis. Transportasi, perikanan, dan pariwisata bahari adalah tiga pilar utama yang menopang kehidupan masyarakatnya. Namun sayang, potensi ini sering kali dibiarkan terbengkalai.

Transportasi antarpulau dan antara pulau dengan daratan Makassar masih terbatas dan belum berjalan optimal.

Akibatnya, biaya perjalanan menjadi lebih tinggi karena masyarakat harus mencarter kapal jolloro’ atau speedboat untuk mobilitas mereka.

Padahal, jika tersedia armada kapal reguler yang melayani rute antar-pulau utama di Spermonde, baik di wilayah Makassar (11 pulau) maupun sekitarnya seperti Pangkep dan Takalar, pergerakan ekonomi dan sosial masyarakat akan meningkat pesat.

Sektor perikanan pun memerlukan perhatian lebih. Meski jumlah nelayan cukup banyak, hasil tangkapan mereka masih belum termanfaatkan secara optimal. Infrastruktur seperti rantai dingin (cold chain), pabrik es, dan cold storage masih minim, sehingga kualitas dan harga ikan tidak stabil.

Padahal, Makassar memiliki potensi menjadi pusat perikanan di Indonesia Timur, didukung oleh keberadaan pelabuhan perikanan dan kawasan industri yang bisa lebih diberdayakan.

Jika inovasi di sektor ini digarap dengan serius, maka industri perikanan dan kuliner seafood di Makassar akan semakin berkembang pesat.

Tak hanya itu, pariwisata bahari juga menyimpan potensi besar. Aktivitas seperti pelayaran wisata, menyelam, snorkeling, dan berbagai atraksi bahari lainnya mampu menarik minat wisatawan.

Dengan posisinya yang strategis di tengah Indonesia, Makassar bisa menjadi gerbang utama bagi wisata bahari. Keindahan Kepulauan Spermonde, Atol Taka Bonerate, serta pantai-pantai berpasir putih yang eksotis dapat dikembangkan lebih jauh dengan melibatkan masyarakat setempat.

Untuk memastikan keberlanjutan ekonomi kepulauan, penguatan Perusahaan Daerah (Perusda) Maritim bisa menjadi pilihan strategis.

Namun, Perusda harus dikelola secara profesional agar tidak sekadar menjadi tempat parkir para pensiunan birokrat, melainkan benar-benar menjadi motor penggerak ekonomi maritim.

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Layanan pendidikan dan kesehatan sering kali menjadi persoalan di wilayah kepulauan. Keterbatasan infrastruktur, fasilitas, serta tenaga profesional menjadi tantangan utama yang perlu dijawab dengan solusi nyata.

Membangun rumah sakit terapung dan menyediakan ambulans laut untuk melayani warga antarpulau dapat menjadi langkah awal yang patut dipertimbangkan.

Perahu-perahu nelayan di Pulau Kodingareng (dok: Pelakita.,ID)

Di sisi lain, tenaga medis yang kompeten dan berdedikasi tinggi perlu dikonsolidasikan agar layanan kesehatan dapat berjalan dengan optimal. Jika ini terwujud, Appi’ akan mencatatkan cerita sukses dalam sejarah layanan kesehatan kepulauan.

Di bidang pendidikan, kesenjangan kualitas masih begitu kentara.

Jika tidak ada upaya serius dalam meningkatkan kualitas tenaga pengajar, metode pembelajaran, serta sarana pendidikan, maka pendidikan kepulauan akan terus tertinggal dari daratan utama.

Oleh karena itu, diperlukan inovasi strategis dalam pola pendidikan yang lebih konkret, termasuk menyiapkan kader khusus untuk mencetak generasi kepulauan yang unggul.

Menjadi Model Percontohan

Jika berhasil membangun kebangkitan pulau-pulau kecil di Makassar, Appi’ dapat menciptakan model pembangunan yang bisa direplikasi di berbagai daerah lain, baik secara regional, nasional, bahkan internasional.

Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia membutuhkan banyak contoh nyata dalam mengelola wilayah pesisir dan kepulauan.

Semoga tangan dingin Appi’ mampu membawa perubahan bagi pulau-pulau kecil di Makassar, di bentang Spermonde, menjadikannya bukan sekadar pelengkap, tetapi justru sebagai mutiara yang bersinar terang di garis cakrawala.

Selamat bekerja!