M Amin Syam, Plt Kepala UPT SPF SD Negeri Borong, Prioritaskan Kualitas Pembelajaran dan Kompetensi Guru

  • Whatsapp
M Amin Syam, S.Pd, Gr, Plt Kepala UPT SPF SD Negeri Borong, Prioritaskan Kualitas Pembelajaran dan Kompetensi Guru

PELAKITA.ID  – “Saya akan memprioritaskan pengembangan kualitas pembelajaran di sekolah dan pengembangan kompetensi guru,” demikian kata M Amin Syam, S.Pd, Gr, Plt Kepala UPT SPF SD Negeri Borong, melalui pesan WhatsApp, Jumat, 21 Februari 2025.

M Amin Syam merupakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SD Negeri Borong, yang baru, menggantikan Muhammad Agus, S.Pd, Gr. Keduanya merupakan guru penggerak, dan sama-sama berlatar belakang guru PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan).

Serah terima jabatan keduanya diadakan di sekolah yang berada di Jalan Borong Raya No 8 Kelurahan Borong, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, pada Selasa, 18 Februari 2025.

Secara simbolik, pergantian kepala sekolah ditandai dengan penyerahan stempel SD Negeri Borong dan Surat Keputusan (SK) Plt Kepsek.

Hadir menyaksikan momen bersejarah itu, para guru, pustakawan, dan tenaga kependidikan SD Negeri Borong. Juga Dra Hj Hendriati Sabir, M.Pd yang pernah menjadi Kepala Sekolah SD Negeri Borong, dan kini merupakan pengurus PGRI Sulawesi Selatan.

M Amin Syam lahir di Kabere, 10 Agustus 1991. Namanya mengingatkan kita pada Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, periode 2003-2008, Mayjen TNI (Purn) H. Amin Syam. Itu karena ayahnya memang mengidolakan sang gubernur.

Dalam buku “Apa Kabar Sekolahku” (2022), diceritakan bahwa guru PJOK ini bergabung di SD Negeri Borong sejak 1 Maret 2019. Artinya, masa pengabdiannya di SD Negeri Borong, pada bulan Maret 2025 nanti genap 6 tahun.

Sebelumnya, selama 5 tahun, pria yang hobi sepak bola ini, tercatat sebagai pengajar di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nurul Fikri, Makassar.

Walau, kala itu, dia belum begitu lama bergabung di SD Negeri Borong, Pak Amin Syam merasakan keramahan dan hubungan yang baik dengan sesama rekan kerjanya.

Amin Syam menapaki kariernya sebagai guru pada tahun 2014. Guru memang menjadi pilihan cita-citanya, lantaran ia menilai bahwa profesi sebagai pendidik merupakan salah satu pekerjaan yang mulia.

Apalagi sebagai guru, membuat ia bisa lebih dekat dengan anak-anak. Sesuatu yang menyenangkan baginya.

Meski begitu, menurutnya, tak mudah menghadapi anak-anak yang memiliki karakter berbeda-beda. Namun, dii situlah tantangannya sebagai guru. (*)