INSPIRASI: Enam inisiatif keren dari Kampung LETTE

  • Whatsapp
Inisiatif keren dari Kampung Lette (dok: Pelakita.ID)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Jumari Daeng Mangung menyambut Pelakita.ID dengan mata berbinar.

Di Pusat Kegiatan Pokdakan Kallang Bayang, Kampung Lette, Kelurahan Tanjung Mardeka, Kecamatan Tamalate, pria paruh baya itu bercerita tentang sejarah, semangat bertahan warga dan inisiatif membangun potensi ekonomi Lette.

Ketua ORW 4 itu menyebut Lette bertahan saat ini karena warga hidup dari sumberdaya alam di sekitar muara Sungai Jeneberang.

Read More

“Ada nelayan, petambak, pencari kepiting, hingga pedagang dan pekerja di kota,” ucapnya saat ditemui pada  25 Januari 2023.

Bersama Mangung hadir Daeng Tutu yang merupakan anggota Kelompok Budidaya Ikan Kallang Bayang, lalu ada Daeng Mako, teknisi mesin perahu hingga pompa air.

Nampak pula Asrul, 32 tahun, pria gondrong dan memanfaatkan bahu seketariat Pokdakan Kallang Bayang sebagai pusat produksi barang kerajinan dengan cita rasa seni indah.

“Asrul ini keren om, idenya luar biasa. Inovasi kerajinan tangannya sangat indah,” puji Syamsul ‘Boger’ Bahri, ASN Pejabat Fungsional pada Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar.

Sejarah Kampung Lette tidak bisa dipisahkan dari kondisi kawasan Lette yang disebut Daeng Mangung sebagai ‘pindah-pindah’.

Ini kaitannya dengan sifat kawasan yang merupakan delta sungai. “Ada juga yang menyebut ada pemilik atau penjaga kampung ini yang pindah-pindah, a’lette-letteki,” kata Daeng Mangung.

Di RW 4, ada 300-an jumlah penduduk dan merupakan bagian Kelurahan Tanjung Mardeka.

“Tanjung Mardeka ini perpaduan dua wilauyah dua keluarhan Maccini Sombala dan Barombong. Kami merdeka dari dua kelurahan,” kata Daeng Mangung sembari tertawa.

Enam inisiatif keren

Pada pertemuan itu Pelakita.ID mencatat sekurangnya lima ide dan inisiatif keren dari Kampung Lette.

Pertama, inovasi budidaya ikan di kolam bundar pada lahan terbatas. Makassar, Kota Metropolitan di Sulsel saat ini dalam suasana lahan terbatas. Warga mulai kesulitan untuk olah usaha pertanian dan perikanan.

Karena itulah, inisiatif Daeng Mangung dan 30-an orang warga Lette membangun budidaya udah Vaname secara kolaboratif layak diapresiasi.

“Bukan hanya karena warga mau tetapi juga mereka meyakinkan mitra seperti Universitas Bosowa yang akhirnya membantu pengadaan kolam bundar. Dari enam kolam ini sebagian dibeli warga, sebagian oleh Unibos,” kata Boger.

Kedua, inovasi kolaborasi dengan penguatan kapasitas. Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar melalui pejabat fungsional memfasilitasi warga Lette untuk studi tiru di Galesong.

“Di situ mereka mendengarkan teknik penanganan budidaya kolam bundar hingga panennya,” ujar Boger.

“Dan itu berhasil panen, karena itu pula Daeng Mangung tambah semangat tawwa,” imbuh Boger.

Ketiga, warga bisa berinisiatif. Tidak harus menunggu bantuan lalu memulai pekerjaan. Buktinya, lahan selus 200 meter persegi milik Daeng Mangung dibenahi dengan membangun pagar, alas dan rangka kolam hingga membeli kolam dengan dana sendiri.

Keempat, secretariat Pokdakan menjadi ruang ekonomi kreatif warga. Mereka membuat sistem hidroponik untuk pemenuhan sayuran hijau bagi keluarga. Selain itu, muncul Asrul yang membuat benda kerajinian kelas tinggi. Indah memukau.

Dia buat lampu hias dengan bungkus kaligrafi. Top!

Kelima, ekowisa Pasir Putih. Siapa bilang muara Jeneberang keruh dan tak bisa dijadikan lokasi wisata?

“Kami mengelola kawasan wisata bernama Pasir Putih, inisiatif dengan hati bersih, terbuka untuk dikunjungi dan bekerjasama,” jelas Daeng Mangung.

Dia dan masyarakat Lette telah menyiapkan tempat rekreasi dan nyaman untuk gathering. “Ke sinimaki, apa yang kami lakukan ini atas kerjasama dengan Dinas Pariwisata Kota Makassar, sudah ada penyemangat dan dukungan dari Dinas,” ucap Mangung.

Keenam, ada sekurangnya 50-an batang mangrove di sudut Lette yang butuh perhatian dan dukungan warga untuk diperluas. Keberadaannya sangat dibutuhkan untuk menjaga sabuk hijau Lette.

“Itu ditanam beberapa tahun lalu, sudah besar-besar. Kami ingin jadikan itu juga lokasi wisata dan tempat ikan,” ujar Mangung.

“Siapa tahu ada yang berminat ikut menanam mangrove, atau mau donasi pohon, ke sinimaki.  Kontak saja Pokdakan Kallang Bayang,” pungkas Daeng Mangung.

Pembaca sekalian, keren bukan?

 

Penulis: K. Azis

 

Related posts