Kadis Evy Aprialti Ajak Nelayan Makassar Taati Aturan Perikanan dan Siapkan Rencana Usaha

  • Whatsapp
Kegiatan Sosialisasi Alat Tangkap Ramah Lingkungan oleh DP2 Makassar di Hotel Golden Tulip Makassar, 15/11/2023 (dok: Pelakita.ID)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar menggelar Sosialisasi Penggunaan Alat Tangkap Ramah Lingkungan untuk nelayan dari sejumlah pulau di Kota Makassar.

Acara berlangsung selama dua hari, Rabu dan Kamis, 15-16 November 2023.

Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian DP2 Kota Makassar, Evy Aprialti S.E, MM menyatakan saat ini ada banyak nelayan dari pulau-pulau di Kota Makassar yang menangkap ikan semakin jauh hingga ke Papua.

Read More

“Mereka mencari ikan semakin jauh, penghasilan sudah jauh dari sebelumnya,” kata dia.

Untuk itu, lanjut Evy, pengelolaan sumber daya perikanan harus lebih baik, ramah lingkungan dan perlu bertanggung jawab.

“Sosialisasi ini bukan semata menyampaikan larangan atau perlindungan sumber daya ikan tetapi bagaimana menemukan ide untuk kemudian kita buat semacam proposal, kira-kira apa yang bisa dilakukan ke depan,” katanya.

“Banyak orang bilang Makassar tidak punya nelayan tetapi yang benar kita ada 5 ribuan nelayan,” ujarnya,

Pihaknya, atas arahan Wali Kota Makassar Danny Pomanto telah membuka ruang agar ada dukungan dari sejumlah pihak untuk pengembangan potensi kelautan dan perikanan.

“Kami minta untuk bermitra dengan pihak seperti CSR atau swasta,” kata dia.

“Dari dinas kami tak henti-hentiknya meminta ada dukungan untuk lima ribuan nelayan kita, kegiatan sosialisasi inii untuk penggunaan alat tangkap bisa menjadi awal untuk merancang pengembangan ke depan.,” tambahnya.

Dia juga mengapresiasi sebab sudah ada inisiatif pelestarian dan perbaikan usaha perikanan guritas di Pulau Langkai dan Lanjukang.

“Seperti Daeng Jala ini yang sudah aktif bersama kami membangun pulau dengan adanya program perlindungan gurita,” ucapnya seraya menunjuk salah satu peserta asal Kelurahan Barrang Caddi.

“Semoga ini bisa difasilitasi, bisa dibantu buatkan proposal, kita akan bantu dan sinergi dengan yang provinsi dan Kementerian sebab dana APBD kita masih terbatas,” ujar Evi.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar, Suriati, S.Pi, M.M menyatakan kehgiatan ini bertujuan untuk menngkatkan pengetahuan nelayan pulau dalam melakukan penangkapan ikan.

“Harapannya agar tidak menggunakan alat tangkap yang dilarang sehingga kita bisa menjamin keberlanjutan Sumber Daya Ikan di laut kita. Sumber daya ikan semakin bagus, tidak rusak dan bisa  berkelanjutan,” kata Suriati.

Menurutnya, peserta kegiatan ini adalah perwakilan nelayan di pulau-pulau Kota makassar.

“Ada perwakilan nelayan dari 8 pulau di Kota Makassar, sebanyak 60 orang peserta per hari. Digelar dalam waktu dua hari jadi total 120 orang,” jelasnya.

Acara berlangsung di Hotel Golden Tulip Makassar dan peserta dari Pulau Laelae, Lanjukang, Langkai, Bonetambung, Lumu-lumu, Barrangcaddi, Barranglompo dan Kodingareng.

Sebagai narasumber adalah Kamaruddin Azis S.T, MM, penggiat pengembangan usaha kelautan dan perikanan yang juga ketua bidang Ekonomi Krreatif Selat Makassar dari IKA Unhas Wilayah Sulawesi Selatan.

Yang kedua adalah Dr Ir Ikhsan M.Si, dosen pada Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan UMI Makassar.  Sebagai moderator  Asep Suparman, S.Pi, M.Si, analis kesyahbandaran.

Kamaruddin menjelaskan latar belakang perlunya perlindungan sumber daya ikan, potret porudksi perikanan dunia, dimensi peraturan perikanan, Permen KP terkait alat tangkap ikan dimensi usahanya.

Selain itu, dia memaparkan dimensi kapasitas nelayan dan kelembagaan dan rencana aksi apa saja yang bisa dikembangkan secara kolaboratif dengan sejumlah pihak terkait.

Dr Iksan menjelaskan dimensi eksisting dan rekonstruksi alat tangkap. Meliputi usaha perikanan, jenis usaha dan alat tangkap dan teknis pengoperasiannya.

Termasuk bagaimana menentukan alat tangkap yang sesuai dengan kondisi perairan di Kota Makassar serta mengurangi potensi merusak.

Pada sesi tanya jawab peserta menanyakan perlunya pemastian bantuan alat tangkap ramah lingkungan sebelum melarang alat tangkap yang ada.

Yang kedua, supaya proses penyusunan rencana atau proposal jangan bertele-tele dan berliku. Mesti dibuat lebih muda.

Ada juga seperti Haji Badaruddin yang menyebut berterima kasih karena atas dukungan Pemkot Makassar, dari bantuan kapal skala kecil, kini dia sudah bisa punya rengge atau purse seine berukuran 26 groston.

 

 Redaksi

Related posts