Layak jajal, inilah 7 keistimewaan Desa Matano di Luwu Timur

  • Whatsapp
Desa Matano terlihat dari danau (dok: Pelakita.ID)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Tim dari Kementerian Desa PDT, Dinas PMD Sulsel, tim Pemkab Luwu Tmur, PT Vale dan pendamping Pengembangan Kawasan dan Pemberdayaan Masyarakat PKPM terpukau dengan potensi dan daya pihak Desa Matano, Kecamatan Nuha, Luwu Timur.

Sejak berangkat dari Jetty PT Vale di Salonsa Sorowako, para peserta nampak antusias menyisir tepi danau. Memandangi rerimbunan pohon di kaki bukit, mendokumentasikan perahu yang lalu lalang di danau. Juga ponton yang terikat di tepi danau.

Beberapa pondok peristirahatan nampak berdiri di garis menuju arah Desa Matano. Desa yang mereka kunjungi untuk membuktikan bahwa desa ini layak jadi wakil Luwu Timur sebagai salah satu dari 4 desa wsiata Sulsel yang diboyong ke pentas kompetisi antar desa wisata nasional.

Read More

Rumah warga yang asri (dok: Pelakita.ID)

Titik pertama yang menarik adalah Taipa, salah satu spot yang masuk dalam wilayah Desa Matano. Titik ini menawarkan lanskap padang rumput, persawahan dan kebun-kebun warga. Beberapa rumah atau pondok juga berdiri di sini.

“Itu salah satu destinasi wisata warga Sorowako, beberapa bahkan sudah buka kebun dan pemondokan di sekitarnya,” kata Adolfina Sambo, pendamping PKPM yang ikut di rombongan ini.

Perempuan asal Wasuponda itu menyebut kawasan desa Matano adalah kawasan favorit, baik untuk pekerja PT Vale maupun warga yang butuh keheningan, suasana teduh di tepi danau.

Suasana perkampungan di Desa Matano (dok: Pelakita.ID)

Perjalanan untuk sampai di jantung Desa Matano, kurang lebih satu jam. Kampung ini sanga memukau. Pemandangan masjid yang mempunyai beragaam warga serta tata letaj rumah yang membentang dari selatan ke utara amat rapi.

Peserta tiba di dermaga dan sekira pukul 11 siang. Beberapa peserta nampak antusias setelah membaca suasana tenang, nyaman dan bersih.

“Desa sebenarnya dapat ditempuh dari Kota Malili, ibukota Luwu Timur setelah melewati.Parumpanai, kemudian masuk ke Landangi, terus ke Bone Puteh lalu Matano, kurang lebih satu setengah jam,” jelas Iskandar, yang sudah 9 tahun bekerja di PT Vale.

Kolam Bura-Bura (dok: Pelakita.ID)

Bagi Pelakita.ID ada beberapa sisi Desa Matano yang patut jadi tujuan wisata.

Pertama, suasana kampung sangat tenang, nyaman, bersih. Untuk memudahkan pengunjung yang hendak menghabiskan malam ataua bermalam di sini beberapa warga sudah terbuka dan siap jadi ‘home stay’.  Ini sangat bagus untuk menghabiskan malam, menunggu sunrise atau mengecap suasana teduh. Tsah!

Kedua, ada satu titik yang selama ini lekat atau paling berkesan dari des aini, itu adalah spot Bura-Bura, tempat ini adalah daya tarik unik. Warga atau mengunjung bisa melihat sebuah kolam yang menampakkan gelembung. Jika ada pengunjung berseru ‘Bura-Bura…Bura…Bura….”, gelembung semakin banyak.  Semakin sering semakin banyak gelembung.

Ketiga, ada titik historis sebagai lokasi pandai besi. Tempat warga menempa besi atau perkakas seperti parang, pisau atau perkakas pertanian atau perkebunan.

Para peserta kunjungan ke Desa Matano (dok: iPelakita.ID)

Keempat, warga mengabadikan Bahasa Matano dengan menulis di rumah-rumah kata-kata dan terjemahan Indonesia. “Ini yang menarik, ada kesadaran bersama untuk melestarikan Bahasa daerah,” kata Darsam dari COMMIT Foundation.

Yang kelima adalah daya tarik trek. Bisa untuk sepeda, bisa untuk motor atau kendataan offroad. Di tepi desa, beberapa ruas jalan terutama menuju lahan perkebunan adalah jalur yang baik.

Kelima, merupakan lokasi atau site yang bisa menjadi riset desa. Disebut demikian sebab karakterisitik sosial dan ekonomi yang ada sangat menarik jika ingin mengetahui sejarah desa, bagaimana desa terbentuk, bertahan dan berkembang.

Kepala Dinsa PMD Sulsel, Muhammad Saleh, dan rombongan saat berkunjung ke Pantai Laawaa sekitar 15 mennit dari Desa Matano (dok: istimewa)

Keenam, rumah-rumah panggung kayu masih ada dan nampak eksotis eksis berdiri di sisi tepi danau. Bahkan sudah ada gerai untuk menyajikan barang kerajinan atau merchandise wiisata.

Ketujuh, dari Desa Matano, kitab isa menjajal lokasi wisata lainnya seperti Pantai LaaWaa yang kerap disebut Sungai Air Dingin. Di Laawaa, ada sungai yang mengalir ke danau dan memboyong air jernih, dingin dan menggoda untuk dijadikan tempat berendam.

Rumah panggung di tepi danau (dok: Pelakita.ID)

Gaes, yuk ke Desa Matano. Mohon doanya semoga terpilih sebagai pemenang kompetisi Desa Wisata nasional Desa yang disebut akan dikunjungi Menteri Sandiaga Uno dalam bulan ini.

 

Penulis. K. Azis

Related posts