Roti gosong dan hati emas Abdul Kalam

  • Whatsapp
Abdul Kalam (dok: istimewa)

DPRD Makassar

Tentang pentingnya menerima kesalahan satu sama lain dan memilih untuk merayakan hubungan.

PELAKITA.ID – Sosodara, tahu atau pernah dengar nama tokoh asal India bernama Abdul Kalam? Lengkapnya, Avul Pakir Jainulabdeen Abdul Kalam. Dia lahir dan besar di Rameswaram, Tamil Nadu India.  A

yahnya adalah Jainulabdeen Marakayar, seorang pemilik perahu dan imam di masjid Pulau Pamban – sekarang Tamil Nadu. Yah, Abdul Kalam adalah seorang muslim.

Dia pernah jadi Presiden India. Terpilih dalam tahun 2002 melalui Partai Bharatiya Janata. Dia peraih penghargaan Bharat Jatna, penghargaan tertinggi sipil India.

Namanya mahsyur sebagai ilmuwan luar angkasa India, dipuja sana sini. Dia berkontribusi besar dalam pengembangan misil India. Dia telah menjadi kalam kebaikan melalui pesan-pesan inspiratifnya ke pelosok negeri. Kalam wafat pada 2015 oleh serangan jantung saat mengajar di kampus Indian Institute of Management Shillong. 

Salah satu kisah dan pesan inspiratif Kalam yang banyak dibagikan adalah kisah roti gosong yang luar biasa itu.

Cerita ini sudah tersebar ke mana-mana hingga menyusup ke relung dan sempadan Sungai Je’nebrang Gowa bahkan hingga ke pulau-pulau terluar NKRI yang jumlah 101 itu.

Begini.

Sang Presiden Indi, Abdul Kalam, bercerita. “Waktu aku masih kecil, ibuku memasak makanan untuk kami. Suatu malam dia membuat makan malam setelah seharian bekerja keras,

“Ibu meletakkan sepiring ‘sabzi’ dan roti gosong di depan ayahku.

“Aku menunggu untuk melihat apakah ada yang memperhatikan roti gosong itu. Ayahku tenang saja makan rotinya dan bertanya padaku bagaimana hari-hariku di sekolah.

“Aku tidak ingat apa yang kukatakan padanya malam itu, tapi aku ingat aku mendengar Ibu meminta maaf kepada Ayah atas roti gosong itu.

“Aku tidak akan pernah melupakan apa yang dia katakan: ‘Sayang, aku suka roti gosong.’

“Malamnya, aku pergi untuk mencium ayah, mengucapkan selamat malam. Aku bertanya apakah ayah benar-benar menyukai rotinya yang gosong.

“Ayah memelukku: “Ibumu menghabiskan hari yang berat dengan pekerjaannya hari ini dan dia benar-benar lelah.”

“Roti gosong tidak pernah menyakiti siapa pun, Kata-kata kasarlah yang akan menyakitkan!”

“Kau tahu nak – hidup ini penuh dengan hal-hal yang tidak sempurna dan orang yang tidak sempurna …”

Apa yang telah aku pelajari selama bertahun-tahun adalah: Menerima Kesalahan Satu Sama Lain dan Memilih Untuk Merayakan Hubungan.”

Itulah yang disebut Heart of Gold, sosodara.

Dari berbagai sumber.

 

Editor: K. Azis

 

Related posts