Update gempa Sulbar: Majene sepi, Herdin Ismail: Kami selamat dan mengungsi

  • Whatsapp
Pengungsi bangun tenda di Kecamatan Banggae Majene (dok: istimewa)

DPRD Makassar

Sunyi Kota Majene, banyak warga mengungsi ke tempat tinggi. Atjo Pattola, warga Majene.

PELAKITA.ID – Atjo Pattola, warga Majene yang terdampak bencana gempa Sulbar mengungsi ke dataran yang lebih tinggi. Saat dihubungi Pelakita.ID dia sedang berada di SMP Negeri 4  Banggae.

Read More

Atjo adalah alumn pelatihan fasilitator JICA CD Project yang masih terhubung dengan para alumni lainnya. Melalui grup WA Yayasan COMMIT Makassar, dia berbagi kabar.

Darinya diperoleh informasi tentang kondisi Majene saat ini.  “Sunyi Kota Majene, banyak warga mengungsi ke tempat tinggi,” katanya kepada Pelakita.ID sembari mengirimkan koordinat pengungsiannya, 15/1/2021.

Warga mengungsi karena khawatir adanya gempa susulan dan potensi tsunami. Atjo mengungsi sejauh 4 kilometer dari rumahnya.

Salah satu kecamatan terparah pasca gempa di Sulbar adalah Kecamatan Malunda.

Menurut Atjo, titik ini berada sekitar 70 kilometer ke utara Kota Majene. Akses ke sana pun tertutup karena adanya longsor di Sendana.

“Untuk sementara belum bisa jalur darat ke Mamuju, ada longsor di Sendana jadi jalanan terputus ke jalur utara Malunda sekarang,” tambahnya.

Malunda adalah satu kecamatan di Majene yang disebut paling parah pasca bencana gempa. Di peta google disebut dalam zona titik gempa 6.2 skala Richter.

Informasi yang diperoleh menyebutkan tidak kurang 5 ribu warga mengungsi dari sini.

Sementara itu, Muhammad As’ad, alumni SMA Negri I Makassar angkatan 89 melaporkan bahwa saat ini ada banyak rumah yang rubuh di Majene, tersebar di beberapa kecamatan.

ASN pada kantor kependudukan dan keluarga berencana Kabupaten Majene ini sedang di Kota Mamuju dan tertahan karena jalan untuk balik ke Majane tertutup material longsor.

“Saya baru dapat informasi dari Ka UPT KB Kecamatan Malunda atau Ketua TP PKK Kecamatan Malunda  bahwa untuk Kecamatan Malunda semua desa dan kelurahan berjumlah 2 kelurahan dan 10 dkesa terdampak parah akibat gempa,” jelas As’ad.

“Bahkan salah seorang kepala desa yakin Kades Mekatta meinggal  dunia tertimpa reruntuhan,” ucapnya.

Pelakita.ID menghubungi alumni Smansa Makassar angkatan 89 lainnya, Drs H Herdin Ismail, Kepala Badan Kesbangpol Sulawesi Barat dan memberi respon bahwa saat ini dia bersama keluarga selamat.

“Bismillah, alhamdulillah, memasuki hari kedua gempa di Mamuju, kami sekeluarga selamat. Untuk sementara mengungsi ke masjid dekat rumah Jalan Husni Thamrin Mamuju,” jelasnya via.

“Tolong doata sebagai keluarga dan sahabat, Jumat, 15 Januari 2021,” pungkasnya.

 

Editor: K. Azis

Related posts