Bertenda bareng, antara sensasi jiwa dan selebrasi kebersamaan

  • Whatsapp
Selamat malam, Rombeng! (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Sosodara, maaf kalau judulnya terkesan lebay. Tidak apa, lagian saya tulis ini karena memang sedang bahagia.

Bahagia saat melihat kembali kebersamaan alumi Ilmu Kelautan Unhas di ketinggian Rombeng Bantaeng akhir bulan September 2020 lalu.

Read More

Saat itu, tidak kurang 20 orang jadi peserta – yang membaur dengan ratusan peserta lainnya, menghabiskan malam di Hutan Pinus Rombeng.

Ini pengalaman pertama saya tidur di kemah, di ketinggian, dingin dan berbekal pakaian seadanya.

Rombeng di pagi hari (dok: KGC)

Rombeng adalah kawasan hutan pinus yang sejuk dan banyak dijejali lahan bawang.

Untuk sampai ke sini butuh waktu satu jam perjalanan dari Kota Bantaeng.

Nah, di Rombeng inilah saya menikmati malam dengan bersendagurau bersama sahabat ‘Klaners’ sebutan mahasiswa dan alumni Kelautan Unhas.

Bersama mereka kami menikmati malam dengan makan malam, menikmati barbeque, sup ‘shabu’ hingga sate ayam.

Saya sungguh merasakan sensasi berbeda saat tidur di tenda. Tidur sendiri dan hanya berbantas gulungan kain.

Disebut sensasi karena saya bisa melewati malam meski hujan mendera Rombeng malam itu.

Meski sempat terbangun sekali – dan dilanjutkan dengan minum sarabba – lalu tidur lagi, saya bisa tertidur hingga subuh hari.

Hal yang langka. Saya termasuk kesulitan tidur jika berada di tempat baru.

Di Malino, Gowa, kawan saya, Akbar Mangenre Kurusi berbagi cerita seru. Tentang kegiatannya bersama keluarga, bersama kolega untuk camping di Malino.

Seperti saya, mereka juga menginap di tenda.

“Ini sekumpulan orang tua yang mengikuti anaknya fun camp,” kata Akbar.

Akbar, rupanya datang camping bersama salah satu alumni Kelautan Unhas juga, dia Mslam Nur. Keren juga.

Yuk, lihat foto-foto mereka.

Suasana ‘pertendaan’ Akbar dan teman-temannya. (dok: istimewa)
Akbar di depan tenda yang mereka tempati menghabiskan malam (dok: istimewa)
Suasana tenda kolega Akbar Mangenri Kurusi di Malino (dok: istimewa)

Saya kita, Akbar dan koleganya akan setuju kalau saya bilang, betapa nikmatnya tidur di tenda, antara sensasi jiwa dan selebrasi kebersamaan.

Apalagi kalau disambut sunrise dan seteko kopi tanpa gula. Tsah!

Sosodara, kapan pasang tenda seperti kami?

 

Penulis: K. Azis

 

Related posts