Hj Baena dan Legacy Seorang Kepala Sekolah ditulis oleh Rusdin Tompo, Penulis dan Pegiat Sekolah Ramah Anak.
PELAKITA.ID – “Guru adalah seorang pejuang tulus tanpa tanda jasa mencerdaskan bangsa.”
Demikian salah satu quotes dari Ki Hadjar Dewantara, pendiri Taman Siswa dan Bapak Pendidikan Nasional, yang saya kutip mengawali tulisan ini, tepat di tanggal 2 Mei 2025.
Di Jumat berkah ini, kita memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), yang tahun ini bertema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua”.
Hardiknas ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 316 Tahun 1959 tentang hari-hari nasional yang tidak termasuk hari libur.
Tujuan peringatan Hardiknas tentu saja untuk menghormati jasa para pahlawan pendidikan. Juga sebagai refleksi kita memaknai pentingnya pendidikan dalam membangun bangsa dan negara. Sekaligus agar kita secara terus-menerus melakukan pembobotan pendidikan yang dijalani anak-anak sehingga kian berkualitas dan responsif terhadap perkembangan zaman.
Semangat menghadirkan layanan pendidikan berkualitas ini selalu dilontarkan Hj Baena, S.Pd, M.Pd, Kepala UPT SPF SD Inpres Banta-Bantaeng I, Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Bu Baena sangat antusias menata sekolahnya dan memberikan akses yang luas bagi anak didiknya.
“Sekalipun sekolah kami di lorong, tapi sekolah ini tidak boleh dipandang remeh. Saya ingin anak-anak kami mendapat pendidikan terbaik agar mereka mampu mengukir prestasi dan mengharumkan nama sekolah,” ungkap Bu Baena suatu hari.
***
SD Inpres Banta-Bantaeng I memang berada di dalam lorong. Alamat sekolah ini di Jalan Mongisidi Baru Nomor 75A, yang tembus dengan Jalan Pelita Raya. Bisa pula ke sana melalui Jalan Rappocini Raya Lorong 5.
Anjas Abdullah yang memperkenalkan saya dengan Bu Baena. Sebagai jurnalis, Anjas mengabarkan kalau Bu Baena tertarik mengembangkan program-program inovasi di sekolahnya.
Dia tahu kalau saya membantu sejumlah sekolah mengembangkan program inovasi.
Setelah itu, saya kerap menyambangi SD Inpres Banta-Bantaeng I untuk kegiatan sosialisasi maupun pelatihan hak-hak anak, baik untuk murid maupun guru.
Saya menjadi bagian dari sekolah ini ketika melaunching Sekolah Ramah Anak (SRA), pada perayaan Hari Kebudayaan Kota Makassar, 1 April 2022.
Peluncuran SRA dilakukan oleh Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar, Achi Soleman, dan Kadis Pendidikan Kota Makassar, H Muhyiddin.
Ketua Komite Sekolah, Arham Basri, dan Komunitas Amal Ceria, yang merupakan organisasi orangtua murid SD Inpres Banta-Bantaeng I juga hadir.
Bu Baena memang sangat mengharapkan kepala dinas berkunjung ke sekolahnya, bukan saja untuk melihat program-program yang dilakukan. Namun juga untuk melihat kondisi sekolah yang beberapa bagiannya memprihatinkan.
Ada anak-anak yang terpaksa belajar dalam ruang kelas tanpa plafon. Tentu saja, membuat suasana belajar jadi kurang nyaman.
Bahkan pernah, sekolahnya viral di media sosial. Pasalnya, pagar tembok sekolah itu, yang berbatasan dengan jalan, terancam roboh. Padahal, warga biasanya menonton pertunjukan dari balik pagar itu, bila digelar pertunjukan di sekolah.
Ketika berita itu tengah santer, saya ke SD Inpres Banta-Bantaeng I dan melihat pagar yang rapuh tersebut ditopang dengan bambu ala kadarnya. Saya mencemaskan kondisinya, karena membahayakan siapa pun yang berada di situ.
Dalam situasi begitu, Bu Baena terus berbuat mewujudkan inovasi-inovasi di sekolahnya. Katanya, untuk pembenahan infrastruktur sekolah, dia butuh dukungan dari penentu kebijakan.
Fokusnya pada inovasi dengan mendorong partisipasi warga sekolah dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait. Beliau menerjemahkan “18 Revolusi Pendidikan” yang dicetuskan Danny Pomanto (Walikota Makassar, periode 2014-2019 & 2021-2025) dalam program-program konkret.
“Walau sekolah ini di lorong tapi harus bisa hadir di mana-mana karena punya prestasi,” begitu apresiasi yang disampaikan Kadis Pendidikan, Muhyiddin, saat hadiri launching buku karya anak-anak.
Saya membantu Bu Baena dalam pengembangan konsep dan mengasistensi program-program inovasinya. Juga yang bertalian dengan pengembangan networking dan peningkatan kapasitas anak-anak, terutama dalam hal menulis kreatif.
Kami mengadakan Kelas Menulis Kreatif Angkatan I, yang diadakan tahun 2022. Keluaran kelas ini berhasil menerbitkan satu buku bunga rampai berjudul “Bermain Cerita”. Ada lebih 50 tulisan anak-anak yang bercerita tentang kegiatan mereka sehari-hari, baik di sekolah, bersama temannya, maupun interaksinya dengan orangtua.
Kelas Menulis Kreatif Angkatan II diadakan tahun 2023. Hasilnya, buku bunga rampai berjudul “Literasi Lingkungan dan Cerita-Cerita Lainnya”. Buku ini diluncurkan tepat di Hari Ibu, Jumat, 22 Desember 2023.
Untuk memperkuat Gerakan Literasi Sekolah, beliau melengkapi Perpustakaan Ceria SD Inpres Banta-Bantaeng I dengan koleksi buku sekira 3.000 judul atau sebanyak 4.500 eksemplar. Perpustakaan ini mengantongi Akreditasi A.
Beliau juga membawa sekolahnya sebagai peraih Adiwiyata Nasional. Dari segi inovasi, Bu Baena mengantarkan sekolahnya hingga posisi yang membanggakan.

***
Inovasi Amal Ceria, akronim anak mama lancar literasi, numerasi, digital, berhasil masuk TOP 30 KIPP (Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik) Tingkat Sulawesi Selatan, tahun 2023.
Pada Lomba Innovation Major Award (IMA) Kota Makassar, inovasi Bengkel Lino (perbaikan literasi numerasi dan pelestarian lingkungan) sekolah ini masuk sebagai 10 finalis di tahun 2023.
Sekolah ini punya 4 inovasi yang sudah mengantongi HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) dari Kemenkumham RI. Masing-masing inovasi Amal Ceria (anak Mama lancar literasi, numerasi, digital), inovasi Siap Gerak (siap peduli gerakan aktif), inovasi Pacarita (panggung ceria cerita kita), dan inovasi Bengkel Lino (perbaikan literasi numerasi dan pelestarian lingkungan).
Di tahun 2025 ini, Bu Baena juga mengajak saya bekerjasama mengembangkan inovasi untuk memperkuat partisipasi dan kesadaran kritis anak, terkait kepemimpinan, organisasi, dan komunikasi.
Inovasi ini diberi nama DEWATA, akronim dari Dewan Anak Banta-Bantaeng Tangguh. Inovasi ini sekaligus sebagai implementasi P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), yang bertalian dengan Kurikulum Merdeka.
“Andalannya DEWATA ini Penulis Kreatif, Dokcil, Regu Inti Pramuka, Tim Drumband Gita CERIA, Garda Lingkungan (Adiwiyata), Duta Literasi CERIA dan Tahfidz. Semoga bisa sukses masuk IMA 2025,” tulis Bu Baena, dalam suatu percakapan lewat WhatsApp dengan saya.
Namun, baru berjalan tiga bulan, ketika kabar duka itu datang. Hj Baena, S.Pd, M.Pd berpulang ke pangkuan Illahi, pada Jumat, 7 Maret 2025. Innalillahi wa innailaihi rojiun….
Beberapa hari sebelumnya, kami sempat berkomunikasi. Beliau minta didoakan supaya sembuh dan bisa beraktivitas di sekolahnya.
Beliau termasuk kepala sekolah yang betah berlama-lama di sekolahnya. Kalau saya datang, beliau menjamu saya di ruang kerjanya. Kadang juga di ruang rapat guru.
“Link-link berita yang kita kasi, saya teruskan ke grup keluarga, biar mereka tahu apa yang saya lakukan,” terang Baena, saat kami lagi bincangkan rencana-rencara program untuk sekolahnya.
Teh hangat, jalangkote, bakso, nasi padang, kapurung, barobbo, atau penganan tradisional sering disuguhkan bila saya datang. Kalau ada acara Maulid Nabi Muhammad SAW di sekokahnya, dan saya tidak sempat hadiri, beliau akan simpankan bakul maulid buat saya.
Kini, di Hardiknas 2025 ini, saya mengingat kembali Bu Baena, kepala sekolah yang kadang dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, memberi sambutan di hadapan murid-murid.
Setiap kali beliau memotivasi guru dan murid-muridnya, terdengar seperti suaranya tercekat. Ada suasana hati yang tulus diliputi rasa cinta kepada mereka.
Saya mengingat beliau karena legacy-nya bagi sekolahnya, bagi pendidikan di Makassar. Perempuan asal Takalar yang bersuamikan anggota Polri itu, mengemban amanah sebagai Kepala SD Inpres Banta-Bantaeng I, sejak tahun 2016.

***
Walau beliau sudah berpulang, tapi nama sekolahnya, SD Inpres Banta-Bantaeng I, ada dalam daftar undangan Dinas Pendidikan Kota Makassar untuk menghadiri Persiapan Pelaksanaan Kompetisi Pelayanan Publik SINOVIK Tahun 2025.
Inovasi Siap Gerak, merupakan 1 dari 24 inovasi yang akan disertakan dalam lomba inovasi yang diadakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) itu.
SINOVIK merupakan Lomba Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik, yang diselenggarakan untuk mengidentifikasi dan mengapresiasi inovasi pelayanan publik di berbagai instansi pemerintah. Kompetisi ini bertujuan mendorong inovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan publik di Indonesia.
Bu Baena bukan sebatas meninggalkan program-program inovasi untuk diteruskan pelanjutnya. Lebih daripada itu, beliau juga berhasil mengubah wajah sekolahnya.
Sebagian bangunan sekolahnya sudah direnovasi. Bahkan boleh dikata, dibangun baru. Tiga ruang kelas sudah diubah menjadi bertingkat 2. Masih ada 3 ruang lagi butuh pembenahan agar selaras.
Tembok pagar yang dulu mau rubuh dan viral, kini sudah berdiri kokoh lagi. Di dekat situ juga anak-anak menampilkan bakat dan kreativitas di atas panggung yang diberi nama Nirannuang, dalam bahasa Makassar, artinya diharapkan.
Sebuah fondasi pendidikan yang diletakkan bukan hanya dalam pengertian fisik. Namun dalam wujud penanaman semangat berinovasi, yang didahului dengan perubahan pola pikir agar senantiasi termotivasi untuk maju demi kepentingan terbaik anak. (*)