Mohamad Abdi, dari Penyampai Suara Nelayan ke Komisaris Independen PERINDO

  • Whatsapp

PELAKITA.ID – Pelakita.ID mendapat kabar manis hari ini dari Mohamad Abdi Suhufan.

Saat ditanya apakah benar dia mendapat mandat dari Menteri Kelautan dan Perikanan untuk membantu pengembangan BUMN Perikanan Indonesia atau Perindo, dia menjawab SK diberikan semalam, 1 Mei 2025.

“Iya, sudah zoom dengan pihak terkait dan diberikan SK (Komisaris Independen) BUMN Perindo,” jawab Abdi saat dihubungi Pelakita.ID, Jumat, 2 Mei 2025.

Berpengalaman di advokasi kelautan dan perikanan

Di tengah kompleksitas pengelolaan sumber daya laut Indonesia, nama Mohamad Abdi Suhufan hadir sebagai salah satu sosok yang konsisten memperjuangkan perikanan yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Ia dikenal sebagai Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, sebuah organisasi masyarakat sipil yang fokus pada isu perlindungan pekerja perikanan, penghapusan praktik penangkapan ikan yang merusak, serta reformasi tata kelola laut di Tanah Air.

Abdi yang merupakan alumni Ilmu Kelautan Unhas angkatan 1996 ini bukan sekadar aktivis. Ia juga dikenal luas sebagai pengamat kritis isu-isu kelautan dan perikanan.

Dia kritis pada yang menyangkut nasib nelayan kecil, praktik perikanan ilegal (IUU fishing), serta perlindungan anak buah kapal (ABK) migran yang kerap menjadi korban eksploitasi dan perdagangan manusia.

Dalam perannya di DFW Indonesia, Abdi aktif menyuarakan perlunya perubahan mendasar dalam kebijakan perikanan nasional. Ia menyoroti celah dalam pengawasan laut, lemahnya perlindungan hukum bagi pekerja sektor perikanan, serta perlunya transparansi dalam rantai pasok hasil laut.

Sikap kritisnya kerap muncul di berbagai media nasional, termasuk saat membahas isu ekspor benih bening lobster, konflik ruang laut, hingga dampak perubahan iklim terhadap kehidupan nelayan tradisional.

Kiprah Abdi tidak berhenti di tingkat nasional. Di bawah koordinasinya, DFW Indonesia menjalin berbagai kerja sama dengan mitra internasional dalam mendorong transparansi perikanan dan perlindungan hak asasi manusia di laut.

Lewat pendekatan berbasis data dan suara komunitas pesisir, ia memperjuangkan agar kebijakan kelautan tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga adil bagi mereka yang menggantungkan hidup dari laut.

Dengan komitmen yang kuat dan jejak panjang di dunia advokasi kelautan, pria asal Baubau Buton ini tak sekadar mengawal perikanan lestari—ia tengah memperjuangkan laut yang manusiawi.

Semoga kiprah tersebut dapat mewarnai pengembangan Perikanan Indonesia menjadi lebih baik, untung sebagai wahana pemberdayaan sosial, sumber keuntungan dan pengelola sumber daya perikanan nasional yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Redaksi