PELAKITA.ID – Dalam ajaran Islam, silaturahmi—yang berarti menjalin dan menjaga tali persaudaraan—bukan sekadar anjuran etika, melainkan bagian penting dari keimanan yang memiliki dimensi spiritual, sosial, dan moral yang kuat.
Islam memandang hubungan antarmanusia, khususnya dengan keluarga, kerabat, dan sesama muslim, sebagai pilar penting dalam membangun masyarakat yang damai dan berkeadaban.
Silaturahmi bukanlah konsep baru. Ia tertanam dalam banyak ayat dan hadis, salah satunya dalam firman Allah SWT:
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi.”
(QS. An-Nisa: 1)
Ayat ini menjadi penegasan bahwa menjaga hubungan baik antarsesama adalah bagian dari ketakwaan kepada Allah. Bahkan, Rasulullah SAW memberikan dorongan kuat dengan sabdanya yang terkenal:
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menyiratkan bahwa silaturahmi bukan hanya mendatangkan manfaat ukhrawi, tetapi juga keberkahan duniawi.

Hubungan yang harmonis mampu menciptakan ketenangan, membuka peluang rezeki, serta memperpanjang umur secara maknawi—karena hidup yang dikelilingi cinta dan dukungan sosial adalah hidup yang penuh nilai.
Lebih jauh lagi, silaturahmi adalah salah satu tanda keimanan yang sejati. Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturahmi.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Pesan ini begitu jelas dan tegas. Islam tidak hanya menekankan ibadah ritual, tetapi juga memperhatikan hubungan horizontal sesama manusia.
Silaturahmi menjaga kasih sayang, menghapus dendam dan kesalahpahaman, serta menjadi jalan damai dalam menyelesaikan konflik.
Dalam masyarakat yang sering diwarnai perbedaan dan potensi gesekan, silaturahmi hadir sebagai perekat sosial yang mempersatukan.

Kekuatan silaturahmi juga tercermin dalam upaya membangun komunitas yang saling mendukung. Dalam kehidupan sosial, hubungan baik dengan keluarga, tetangga, dan komunitas adalah fondasi dari solidaritas yang kuat.
Islam mengajarkan bahwa umat yang peduli satu sama lain adalah umat yang kokoh dan berdaya tahan menghadapi tantangan zaman.
Pada akhirnya, silaturahmi bukan sekadar tradisi saat hari besar seperti Idulfitri, melainkan jalan hidup yang harus dirawat setiap saat. Ia adalah ibadah yang membawa berkah, memperkuat iman, dan memperluas kemanusiaan.
Dalam dunia yang semakin individualistik, silaturahmi adalah oase—menghidupkan kembali nilai kebersamaan dan menyuburkan harapan akan kehidupan yang damai dan penuh cinta.