PELAKITA.ID – Founder Pelakita.ID, Kamaruddin Azis bersua dan berdiskusi Dr. Nani Harlinda, pakar administrasi dan kebijakan publik dari Universitas Indonesia Timur, di atas bus tujuan Unhas Tamalanrea – UnhasGowa, Ahad, 19 April 2025.
Dia menyampaikan bahwa sebagai yang sering ke Galesong, dia merasa sedih karena bus Teman Bus dari Mall Panakukang tujuan Pelabuhan Boddia Galesong yang selama ini menjadi moda transportasi murah dan menjadi kebanggaan warga Galesong seharusnya tak berhenti beroperasi.
”Banyak warga yang bergantung pada moda itu, sayang kalau tidak beroperasi dan mestinya memang tidak perlu berhenti,” ujarnya terkait Teman Bus yang berhenti beroperasi sejak Desember 2024 karena ketiadaan anggaran penjamun kelanjutan beriperasi di jalur itu.
Kawasan berkembang
Kawasan Galesong yang dimaksud Nani adalah satu titik di pesisir barat Kabupaten Takalar yang semakin padat dengan aktivitas penduduk. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan hunian, pariwisata, hingga sektor ekonomi informal di Galesong menunjukkan geliat yang menjanjikan.
Sayangnya, perkembangan ini belum sepenuhnya ditopang oleh sistem transportasi publik yang memadai. Akses menuju Makassar dan sebaliknya masih sangat bergantung pada kendaraan pribadi atau moda informal yang tidak terstandar.
”Di sinilah pentingnya kehadiran Teman Bus. Sebagai program layanan transportasi publik berbasis subsidi yang disiapkan oleh pemerintah pusat, Teman Bus dapat menjawab kebutuhan mobilitas warga Galesong secara lebih inklusif,” sebut Nani.
Menurutnya, ini bukan semata soal menyediakan armada, melainkan bagian dari langkah afirmatif (affirmative action) untuk memastikan setiap warga, tanpa memandang lokasi tinggalnya, dapat menikmati hak dasar atas mobilitas yang aman, nyaman, dan terjangkau.
”Banyak warga Galesong bekerja dan bersekolah di Kota Makassar atau Takalar. Setiap hari mereka melintasi rute yang sama, menghadapi kemacetan dan minimnya sarana transportasi publik yang bisa diandalkan,” tambahnya.
Dia juga percaya bahwa dengan kehadiran Teman Bus akan secara langsung mendukung rutinitas ini—membuka akses, menekan ongkos, dan menambah kenyamanan. Ini juga akan berdampak pada penurunan ketergantungan terhadap kendaraan pribadi dan menekan beban lalu lintas yang selama ini menghantui jalur pesisir.
Lebih dari itu, transportasi publik yang baik turut berperan penting dalam agenda lingkungan. Jalur Galesong–Makassar dikenal sebagai salah satu koridor padat kendaraan.
Setiap armada Teman Bus yang beroperasi berpotensi menggantikan puluhan kendaraan pribadi, sehingga menurunkan emisi karbon dan membantu pengendalian polusi udara secara signifikan. Transportasi massal, dalam hal ini, bukan hanya solusi mobilitas, tetapi juga kontribusi nyata terhadap agenda keberlanjutan.
Perbincangan dengan Pelakita tiba pula pada peran Pemerintah Provinsi dalam transportasi lintas daerah
Dr Nani, yang merupakan pakar kebijakan publik ini menyebut, Pemerintah Provinsi Sulsel memegang peran strategis dalam mendorong transportasi lintas wilayah.
”Menurut saya, infrastruktur transportasi adalah bagian dari urusan wajib yang menyangkut pelayanan dasar. Bila ada kebutuhan mobilitas antarwilayah—apalagi antara dua atau lebih kabupaten/kota—maka sudah menjadi kewajiban moral dan administratif bagi pemerintah provinsi untuk meresponnya secara aktif,” ujarnya.
“Jadi mestinya tidak boleh berhenti,” kata dia.
Mesti ditangani inklusif dan responsif
Kata Nani, Galesong sendiri merupakan bagian dari kawasan strategis Mamminasata yang terkoneksi erat dengan Kota Makassar.
”Tidak mungkin pembangunan kawasan ini hanya mengandalkan pendekatan sektoral dan kabupaten semata. Diperlukan integrasi, dan pemerintah provinsi adalah simpul penting dalam menghubungkan kebijakan serta sumber daya lintas batas administratif,” jelasnya.
”Kebutuhan transportasi harus ditangani dengan pendekatan inklusif dan responsif. Inklusif, karena menyangkut hak setiap warga untuk mendapatkan pelayanan publik yang adil,” tambahnya.
Dikatakan responsif, karena kebutuhan transportasi adalah kebutuhan yang terus berkembang dan berkaitan langsung dengan keseharian masyarakat. Pemerintah tidak boleh menunggu; ia harus hadir sejak awal sebagai fasilitator kebijakan dan pendukung kelembagaan.
Lebih jauh, dikatakan Nani, transportasi massal seperti Teman Bus juga berpotensi menjadi pendorong transformasi sosial-ekonomi kawasan penyangga kota.
”Galesong, sebagai salah satu wilayah penyangga utama Makassar, membutuhkan dorongan semacam itu,” tegasnya.
”Ketika aksesibilitas meningkat, maka peluang kerja, pasar, dan investasi pun ikut terbuka. Ini akan memperkecil ketimpangan antarwilayah dan memperkuat kohesi ekonomi regional,” terangnya.
Pendek cerita, menjadikan Galesong sebagai rute layanan Teman Bus bukan hanya keputusan teknis soal trayek, melainkan bagian dari kebijakan publik yang berkeadilan.
”Ini adalah momentum bagi pemerintah provinsi untuk menunjukkan kehadiran dan kepeduliannya terhadap warga di wilayah pesisir. Dalam jangka panjang, layanan transportasi massal yang terintegrasi akan menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan kawasan yang adil, merata, dan berkelanjutan,” kunci Nani Harlinda sebelum turun di halte Mall Panakukang.
Penulis Denun