PELAKITA.ID – Dalam satu dekade terakhir, sektor pertanian di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, menunjukkan geliat yang menjanjikan.
Kabupaten yang dikenal sebagai salah satu sentra pertanian di kawasan timur Indonesia ini perlahan namun pasti menapaki jalan transformasi—dari sistem pertanian tradisional menuju pendekatan yang lebih modern, terencana, dan berkelanjutan.
Cerita itu dibagikan oleh Rustan Rewa, pamong senior yang merupakan alumni Pertanian Universitas Hasanuddin namun mendapat mandat sebagai Kepala Dinas di Tolitoli, Sulawesi Tengah bertahun lalu.
Dikatakan Rustan, data dari Badan Pusat Statistik mencatat tren peningkatan signifikan dalam produksi tanaman pangan, hortikultura, hingga biofarmaka sepanjang 2018 hingga 2023.
”Capaian ini bukanlah hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi antara kebijakan yang tepat, pendampingan teknis yang berkesinambungan, serta kerja keras para petani di lapangan. Peningkatan produktivitas ini juga mencerminkan kemampuan sektor pertanian Tolitoli untuk beradaptasi di tengah tantangan perubahan iklim, fluktuasi harga, dan dinamika pasar global,” terangnya saat dihubungi Pelakita.ID, Ahad, 19 April 2025.04.19
Salah satu langkah terobosan yang patut diapresiasi adalah upaya optimalisasi lahan rawa.
“Melalui kolaborasi antara Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tolitoli dengan Kementerian Pertanian, lahan-lahan yang sebelumnya dianggap kurang produktif kini telah disulap menjadi ladang-ladang yang menghasilkan. Inisiatif ini tidak hanya menambah luas areal tanam, tetapi juga memperkuat kapasitas produksi pangan lokal—sebuah strategi penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional dari pinggiran,” sebutnya.
“Langkah progresif lainnya muncul dalam bentuk perlindungan hukum terhadap lahan pertanian. Pada tahun 2022, Pemerintah Kabupaten Tolitoli mengesahkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2022 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan,” sebutnya.
Dikatakan Rustan, aturan ini menjadi benteng penting dalam menahan laju alih fungsi lahan, sekaligus memberikan kepastian bagi petani dalam menjalankan usaha taninya.
”Lebih dari itu, regulasi ini juga menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menjaga masa depan pertanian Tolitoli,” ujarnya.
Dia menyebut, modernisasi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari transformasi pertanian di Tolitoli. Penerapan teknologi pertanian mulai diadopsi secara lebih luas, mulai dari sistem pemupukan presisi, irigasi modern, hingga model tanam terpadu.
”Teknologi ini membantu petani meningkatkan efisiensi, memperbaiki kualitas hasil panen, dan yang tak kalah penting—menyiapkan mereka untuk menghadapi dampak perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global,” jelasnya.
Awalnya tidak Mudah
Di balik deretan kemajuan ini, nama Rustan Rewa, S.P., M.P., layak mendapat sorotan khusus. Sebagai Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tolitoli, Rustan telah mendedikasikan lebih dari dua dekade hidupnya untuk pembangunan sektor pertanian.
Ia dikenal bukan hanya sebagai birokrat, tetapi sebagai sosok penggerak yang membangun jaringan, menyusun kebijakan, dan mendampingi para petani dari hulu ke hilir.
Dikatan Rustan, awalnya banyak pihak sangsi akan tugasnya namun seiring waktu bisa dijalani dengan baik dan membanggakan.
”Meski pernah menghadapi tekanan dan desakan di luar harapan pada tahun 2018, namun kami tetap teguh pada komitmen. Bahwa kami terus bekerja demi meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong kemandirian pangan di daerah Tolitoli,” ujarnya.
Konsistensi dan ketekunannya menjadi teladan bagi banyak orang, terutama dalam menunjukkan bagaimana perubahan besar bisa dimulai dari level lokal.
Pembangunan sektor pertanian di Tolitoli memang masih menghadapi sejumlah tantangan tapi basis pembangunannya sudah jelas. Arah kebijakan dan semangat yang ditunjukkan selama sepuluh tahun terakhir memberikan harapan besar.
Transformasi nyata telah dimulai, dan jika konsistensi ini dijaga, Tolitoli bukan hanya akan dikenal sebagai lumbung pangan Sulawesi Tengah—tetapi juga sebagai contoh bagaimana daerah bisa menjadi penggerak utama dalam mewujudkan ketahanan pangan Indonesia.
Buktinya adalah sektor pertanian mempunyai kinerja laju pertumbuhan dan kontribusi ekonomi yang lebih besar daripada Provinsi Sulawesi Tengah sejak beberapa tahun lalu, yaitu berkisar 6 persen rata-rata laju pertumbuhan dan 50% untuk kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Tolitoli.
Menurut Rustan, penggunaan teknologi pertanian terbukti mampu meningkatkan hasil panen petani di Sulawesi Tengah.
Keberhasilan intervensi teknologi pertanian itu salah satunya tampak dari hasil panen Kelompok tani Tunas Baru di Desa Bambapun, Kecamatan Dondo, Kabupaten Tolitoli, Selasa (12/10/2021).
Di lahan seluas 3 hektare itu hasil ubinan 9,12 ton per hektar mampu didapat kelompok tani setempat.
Peningkatan hasil panen itu bisa dicapai berkat pendampingan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang intens sejak awal tahun 2021. (Sumber: https://buol.pikiran-rakyat.com/)
Redaksi