PELAKITA.ID – Di balik kemajuan sektor pertanian Kabupaten Tolitoli, ada nama Rustan Rewa, S.P., M.P.—seorang birokrat senior yang telah mendedikasikan lebih dari dua dekade hidupnya untuk membangun dan mengembangkan daerah melalui jalur pemerintahan dan agribisnis.
Pria kelahiran Ujung Pandang pada 29 Desember 1968 ini ber-DNA Jeneponto dengan karakter militansi dan loyalitas kuat, di manapun langit dijunjung, di mana bumi dipijak. ‘


Dia adalah aktivis Universitas Hasanuddin di masanya, dan punya relasi kuat dengan sejumlah tokoh Unhas seperti Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa, bahkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman hingga aktivis Reformasi 98.
Rustan yang merupakan alumni Agrokompleks Unhas ini dikenal sebagai sosok yang tekun, sistematis, dan memiliki manajemen waktu yang solid—karakteristik yang telah membawanya melewati berbagai posisi strategis di lingkup birokrasi, khususnya dalam sektor pertanian dan kehutanan.
Berbekal latar belakang akademik yang kuat—Sarjana Budidaya Tanaman dan Magister Sistem-sistem Pertanian dari Universitas Hasanuddin—Rustan tidak hanya memahami teknis pertanian, tetapi juga mampu menerjemahkannya ke dalam kebijakan yang berdampak langsung bagi petani dan masyarakat pedesaan.
Puncak pengabdiannya di sektor ini terjadi saat ia menjabat sebagai Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tolitoli (2018–2022).
Di bawah kepemimpinannya, dinas ini semakin terarah dalam hal program ketahanan pangan, modernisasi pertanian, serta pemberdayaan petani berbasis kawasan.
Kini, sebagai Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan dan Ekonomi, Rustan memainkan peran kunci dalam merancang strategi pembangunan daerah yang berkelanjutan.
Ia aktif menjembatani komunikasi antara pemerintah daerah dengan kementerian, lembaga riset, hingga dunia akademik.
Jejaringnya yang luas—baik di tingkat lokal maupun nasional—terutama aktivitas kampus, memberikan nilai tambah dalam memperjuangkan berbagai program dan bantuan untuk petani di Tolitoli.
Pengalaman panjang Rustan juga diperkuat dengan berbagai pelatihan kepemimpinan, seperti Diklat PIM IV (2001) dan PIM II (2019), serta sederet penghargaan bergengsi seperti Satyalancana Karya Satya dan Penghargaan Inovasi PKN Tingkat II dari LAN.
Ia juga dikenal aktif dalam forum ilmiah dan pengembangan inovasi pertanian, seperti keterlibatannya dalam ulasan ilmiah bersama BPTP Aceh.
Dalam setiap langkahnya, Rustan Rewa selalu meyakini bahwa membangun pertanian bukan sekadar tentang hasil panen, tapi juga soal membangun ekosistem, membina SDM, dan menjadikan sektor ini sebagai penopang utama ekonomi daerah.
Bagi Rustan, pertanian adalah nadi pembangunan, dan pengabdian adalah jalan hidup. Dengan pengalaman dan dedikasi seperti itu, dia layak untuk menapak jalan-jalan pengabdian yang lebih menantang.
Penulis: Denun