Faperta Unhas dan Kairos Agriculture Malaysia rintis kerjasama budidaya vanili

  • Whatsapp
Kerjasama Unhas dan perusahaan Malaysia (dok: Humas Unhas)

DPRD Makassar

MAKASSAR, PELAKITA.ID – Dekan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ir. Salengke, M.Sc menerima kunjungan tim Kairos Agriculture dari Penang, Malaysia dalam rangka membahas dan mendiskusikan potensi kerjasama kedua pihak.  

Salah satu rencana kerjasama dalam hal budidaya tanaman vanili.

Kegiatan berlangsung mulai pukul 13.00 Wita di lantai 2 Ruang Majelis Faperta, Kampus Unhas Tamalanrea, Rabu (11/01).

Mengawali kegiatan, Prof Salengke dalam sambutannya menyambut baik kunjungan Kairos Agriculture sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi vanili tersebut.

Menurutnya, Indonesia dan Malaysia memiliki hubungan kerjasama dalam berbagai bidang sejak lama. Ia menambahkan bahwa Fakultas Pertanian dapat membantu untuk menghubungkan pihak Kairos Agriculture dengan petani lokal atau  pemerintah daerah.

“Unhas merupakan perguruan tinggi yang dapat melakukan kerjasama dengan berbagai perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri. Sehingga, kerjasama ini sangat mungkin untuk dilakukan,” ujar Prof Salengke.

Pada kesempatan tersebut, Alfred Phua Kok selaku founder Kairos Agriculture mengungkapkan rasa terima kasih kepada Fakultas Pertanian yang bersedia membuka jalan kerja sama.

Untuk itu, dirinya mengatakan kerja sama dengan Unhas akan menjadi sarana untuk mendorong kemandirian dan pemberdayaan para petani-petani lokal.

Lebih lanjut, Prof, Salengke mengatakan beberapa wilayah di Sulawesi Selatan dapat digunakan sebagai lokasi budidaya vanili dengan memanfaatkan metode smart farming (Pertanian Cerdas).

Meskipun di Sulawesi Selatan terdapat beberapa budidaya vanili, namun jenis yang dibudidayakan masih terbatas sehingga dalam kesempatan tersebut, ia berinisiatif untuk memperkenalkan jenis lain yang dapat dibudidayakan dengan mudah.

“Kairos Agriculture fokus pada budidaya vanili dan segala hal yang berkaitan dengan vanili yang kami sebut dengan istilah pertanian 4.0 karena memanfaatkan berbagai macam teknologi seperti AI, IoT, dan lainnya. Namun kita akan melakukannya secara bertahap jika apa yang telah kita bahas pada hari ini sudah terealisasikan,” jelas Alfred.

Alfred menambahkan bahwa vanili saat ini memiliki peminat yang cukup tinggi.

Hal ini membuat banyak petani-petani modern yang semakin tertarik untuk mengolah tanaman vanili.

Pada kunjungan tersebut juga membahas beberapa agenda penting terkait rencana-rencana kerja sama di masa depan. (*/faperta/mir)

Related posts