PT SMI dukung rehabilitasi mangrove dan terumbu karang desa-desa pesisir Soropia

  • Whatsapp
PT SMI, Pemprov Sultra, Binas Swadaya, UHO dan masyarakat pesisir Soropia berkomitmen menjaga kawasan pesisir dan laut (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – PT Sarana Multi Infrastruktur Special Mission Vehicle (SMV) di bawah koordinasi Kementerian Keuangan mendapat mandat pemerintah untuk berperan sebagai katalis percepatan pembangunan infrastruktur melalui tiga pilar bisnis: pembiayaan dan Investasi, jasa konsultasi, dan pengembangan Proyek.

PT SMI juga memiliki produk pembiayaan Pinjaman Daerah yang bertujuan  mendorong akselerasi pembangunan di daerah.

Selain itu, demi memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan, PT SMI juga melaksanakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan ( TJSL ) untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat dan membangun keberlanjutan dalam mencapai tujuan-tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).

Salah satu program strategis yang saat ini sedang berjalan adalah pembangunan Jalan Lintas Kendari – Toronipa di Sulawesi Tenggara.

PT SMI telah menandatangani perjanjian pembiayaan dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara sampai tahun 2025 untuk membiayai pembangunan jalan tersebut.

Paralel dengan itu, salah satu program TJSL PT SMI yang dilaksanakan di Kendari, Sulawesi Tenggara, adalah program Desa Bakti DBuN yang telah dimulai sejak 2021 dan akan berlangsung hingga 2023.

Pembangunan jalan ini didukung oleh program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perseroaan melalui program Desa Bakti untuk Negeri III dimana salah satu fokusnya adalah program adaptasi perubahan iklim melalui kegiatan rehabilitasi ekosistem terumbu karang dan mangrove.

Sebagai bagian dari program DBuN III, PT SMI bersama Universitas Halu Oleo dan Yayasan Bina Swadaya, telah  diselenggarakan Penanaman Mangrove dan Transplantasi Terumbu Karang, serta Pemberian Bantuan SMI Berbagi di Desa Tapulaga, pada Kamis, 6 Oktober 2022.

Aksi tanam mangrove di pesisir Soropia (dok: istimewa)

Acara ini dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Sultra seperti Kepala Bappeda Sultra hingga Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara.

Perwakilan organisasi masyarakat dan lingkungan seperti Yayasan Bina Swadaya hingga Ketua Yayasan Bina Laut Indonesia (YBLI) Sulawesi Tenggara.

Program tersebut diarahkan untuk mencapai target perlindungan pemulihan dan perlindungan ekosistem untuk mencapai target  pembengunan berkelanjutan 14 (TPB 14) yakni mengelola dan melindungi ekosistem laut dan pesisir secara berkelanjutan untuk menghindari dampak buruk yang signifikan, termasuk dengan memperkuat ketahanannya, dan melakukan restorasi untuk mewujudkan lautan yang sehat dan produktif.

Program DBuN III, sebagai komitmen PT. SMI bersama Yayasan Bina Swadaya Indonesia melaksanakan kegiatan penanaman mangrove dan rehabilitasi terumbu karang.

Kegiatan dipusatkan pada beberapa desa di Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe yakni di Desa Mekar, Desa Bajo Indah, Desa Leppe dan Desa Tapulaga.

“Kegiatan ini berisi rangkaian upaya rehabilitasi ekosistem mangrove melalui penanaman 3.600 bibit mangrove, rehabilitasi ekosistem terumbu karang melalui kegiatan transplantasi karang sebanyak 500 media transplantasi karang,” jelas Eko Apriantono dari Bina Swadaya.

Menurutnya, serangkaian acara terdiri dari seremoni program rehabilitasi ekosistem pesisir terdiri dari kegiatan transplantasi terumbu karang serta program ‘PT SMI Berbagi’ bagi mereka yang peduli dan penanaman bibit mangrove.

Beberapa undangan yang hadir di antaranya, Kementerian Keuangan dalam hal ini Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Gubernur Sulawesi Tenggara, Bupati Kabupaten Konawe dan jajarannya. Kepala Bappeda Sultra, Kadis Kelautan Dan Perikanan, Kehutanan,  Lingkungan Hidup, Cipta Karya, Bina Konstruksi dan Tata Ruang  Sultra.

Bersama PT SMI menjaga dan mengelola ekosistem pesisir dan laut Soropia Sultra (dok: istimewa)

Diundang pula Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Sultra, Pemerintah Kecamatan Soropia, Kapolsek, Dandramil, Kades Bajo Indah, Tapulaga, Leppe dan Kades Mekar.

Undangan lainnya adalah Pusat Studi Mitigasi Bencana UHO, Ketua Jurusan Ilmu Kelautan UHO, Yayasan Anak Pantai Sejahtera, Yayasan Bina Laut Indonesia (YBLI) Sulawesi Tenggara, Pokmas Rehabilitasi Mangrove Dan Karang Binaan Yayasan Bina Swadaya, Karang Taruna Desa Leppe, Mekar, Bajo Indah dan Tapulaga.

Hadir perwakilan Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo, unit Kegiatan Mahasiswa Selam Universitas Halu Oleo,  siswa SDN 1 Tapulaga, SMPN 1 serta siswa SDN 1 Mekar.

Akademisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan FPIK UHO, Dr La Ode Muhammd Yasir Haya menyampaikan apresiasi atas dukungan PT SMI dalam merehabilitasi kawasan pesisir dan laut Perairan Soropia, Konawe Selatan ini.

“Sebanyak 3 600 bibit mangrove dan 9.000 anakan karang ini semoga bisa tumbuh dan menjadi pelindung kawasan pesisir dan laut Soropia. Selain itu, bisa ekosistem penunjang menjadi tumbuh kembangnya spesies ekonomis yang dapat dimanfaatkan warga sekitar,” harapnya.

Program PT SMI berbagi, bersama menyelamatkan ekosistem pesisir dan laut Soropia (dok: istimewa)

Dia juga menyampaikan harapannya agar kelompok masyatakat yang ada dapat terlibat dan menjaga ekosistem tersebut.

“Bagiamana pun ini merupakan tanggung jawab bersama, UHO hadir untuk bersama-sama para pemangku kepentingan mengelola sumberdaya pesisir dan laut Soropia ini,” ujarnya.

Pihaknya juga selama ini aktif membangun komunikasi dengan Pemerintah Desa serta Bina Swadaya sebagai pendamping masyarakat pesisir di keempat desa termasuk memastikan kelayakan dan  kesesuaikan teknis program rehabilitasi ekosistem pesisir ini sejak tahun lalu.

“Ke depan, kegiatan seperti ini akan menjadi agenda bagi mahasiswa Perikanan dan Ilmu Kelautan dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Selain itu, sejalan dgn Program MBKM Riset dan Mbkm membangun Desa,” pungkas Dr Yasir Haya.

 

Editor: K. Azis

Related posts