Bara perjuangan Ketua IKA Unhas Dr Andi Amran Sulaiman

  • Whatsapp

DPRD Makassar

Catatan setelah pertemuan di AAS Building (7 Maret 2022)

PELAKITA.ID – Saya masih dalam perjalanan ke kampung halaman Galesong saat telepon berdering. “Ditungguki, infoka kalau adamaki di seputar AAS Building.” Demikian suara seorang kawan di seberang. Setelah memeluk dan mencium tangan ibu, saya pamit dan gegas ke rumah: Mandi.

Read More

Di AAS Building belasan kawan yang saya lihat meriung dan riang gembira mengikuti proses Mubes IKA Unhas sudah hadir. Ada satu kursi di sisi kanan Menteri Pertanian periode 2014-2019 yang masih kosong. Pak AAS menggerakkan tangan melambai, mengajak: Siniki.

Saya duduk di samping Petta Mul. ‘The Man Behind the Event’ dan berhadapan Tetta Mawan, pendekar Mubes IKA Unhas yang suaranya teruji di sajak-sajak pembebasan Chairil Anwar.

Pendek cerita pertemuan ini sungguh asik. AAS berterima kasih atas semangat dan dukungan alumni yang telah bahu membahu menggelar Mubes IKA Unhas dengan riang gembira dan berujung ‘happy for all’ di Kota Makassar.

Dia pun bercerita pengalamannya, tantangan hidupnya, tapak karir usaha dan nilai-nilai kehidupan yang dicecapnya terutama sejak menjadi mahasiswa ‘pacce’ hingga Menteri Pertanian.

Ada sekurangnya lima poin atau aspek yang saya harus tulis sebagai akumulasi kesan dan penilaian atas kisah perjalanan Andi Amran Sulaiman yang bisa jadi informasi dan inspirasi baru bagi kita semua.

Pertama, AAS adalah sosok dengan DNA atau Darah Biru Pertanian Unhas yang ulet dalam meniti tantangan kehidupan. Nirdaya saat di kampus dan harus berjibaku dengan alam Talamanrea untuk bisa memperoleh lauk pauk dari danau Unhas, pun rawa-rawa Tamalanrea yang menawarkan bale cambang hingga kangkung lezat hijau pekat.

“Saya bersuara pelan ke AAS, saya sekosan Arief Sutte, Ilmu Tanah 88, temanta.” Dia tersenyum dan bilang, “Oh dia di Palu ya.”

Kembali ke kisah mencari ikan di danau Unhas. Karena kisah itu, AAS merasa yakin bahwa pertanian, agribisnis, sumberdaya alam yang tersebar dari hutan, tanah, air adalah pilar ekonomi bangsa. Dengan latar belakang profesi pertanian, dia mengubah banyak hal termasuk membesarkan PT Tiran yang kemudian menghantarnya sebagai Menteri Pertanian kepercayaan Jokowi. Menteri yang langgeng menuntaskan amanah.

“Saya menyelesaikan tugas selama 5 tahun sebagai Menteri. Tidak banyak yang bisa bertahan seperti itu.” “Dan ibu Susi,” timpalku. “Iya, saya dan Ibu Susi, beliau baik.”

Kedua, dia kini punya pengalaman sebagai praktisi dan pendorong kebijakan yang berpihak petani kecil.

Dari situ, dia merasa semakin terasah kepeduliannya untuk membangun bangsa dengan semangat kemandirian. Praktik-praktik ekonomi yang sehat, memberdayakan yang nirdaya, berpihak pada rakyat kecil menjadi garis perjuangannya.

“IKA Unhas ini hebat kalau bisa menjawab kebutuhan rakyat kecil terutama dari kawasan timur Indonesia yang masih terkebelakang.” Kurang lebih begitu pesannya.

Ketiga, tak bisa disangkal, minatnya pada pengelolaan sumberdaya alam untuk digunakan sebesar-sebesarnya bagi bangsa telah ditunjukkan dengan membangun pabrik gula di Bombana dan puluhan perusahaan berbasis hutan, tanah, air Indonesia bagian timur. Hal yang juga sangat dipuji oleh Jokowi.

Meski tak mudah, upayanya mengungkit ekonomi kawasan dengan ikut serta dalam pengusahaan tambang telah memberinya ruang untuk betul-betul bisa membangun Indonesia Timur dengan memberdayakan alumni-almuni Unhas dan jejaring di kawasan ini. Pabrik gula dan aktivitas tambangnya telah melibatkan alumni Unhas sebagai pilar usaha.

Keempat, dukungan melalui AAS Foundation menjadi salah satu ruas pengabdian sosial. Hal yang disebutnya bentuk komitmen untuk mengutamakan kepentingan rakyat kecil.

Banyak hal yang telah ditunjukkan seperti aksi peduli bantuan keluarga rentan di masa COVID-19. Dia membangun masjid untuk titik-titik komunitas yang selama ini masih perlu dukungan. Beberapa titik di Makassar, Bone, hingga Kolaka menjadi titik-titik perhatiannya.

Kelima, dengan pengalaman akademik di Kampus Merah Unhas, melintasi pertarungan hidup pondokan yang dahsyat hingga ‘dilacci’ oleh orang-orang bermobil semasa kuliah membuatnya ‘dendam’ untuk membuktikan diri bisa sukses dan melampaui para pesaingnya itu.

Hal tersebut pun pernah dikisahkannya saat memberikan sambutan pada gerak jalan santai. Belum lagi inspirasi menyiapkan, mengawal dan menyukseskan kiprah PT Tiran (Tikus diRacun Amran ). Dia berjejaring luas, mau berkorban dan pun punya jiwa humoris.

Bara perjuangan itu ada, yuk, bersama IKA Unhas kita bareng-bareng menggelorakannya.

 

Penulis: K. Azis

Related posts