Muhammad Afrisal, anak Salobulo Wajo pencatat sejarah Doktor Kelautan di Unhas

  • Whatsapp
Dr Muhammad Afrisal dan promotornya, Prof Iqbal Burhanuddin (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Wajah guru besar Fakulutas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin, Prof Dr Andi Iqbal Burhanuddin, S.T, M.Sc cerah. Dia sesekali menyungging senyum. Prof Iqbal merasa bangga juga haru sebab salah satu mahasiswa bimbingannya baru saja merampungkan ujian disertasi Doktor bidang kelautan.

Doktor baru tersebut adalah Dr Muhammad Afrisal, S.Kel.

Afrisal lahir di Ceppaga Wajo, bersekolah SD di Salobulo, SMP di Kolaka, SMA di Dua Pitue Sidrap. Dia ‘mengembara’ ke Kolaka ikut orang lain karena keterbatasan anggaraan pendidikan di kampung halaman.

Waktu berlalu, dari bangku studi ke bangku studi, Putra Ambo Intang dan Indo Lebbi ini menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu Kelautan FIKP Unhas dalam tahun 2016. Setelah itu dia lolos melanjutkan S2 dan S3 setelah diganjar beasiswa.

Suasana sidang promosi Doktor Muhammad Afrisal (dok: istimewa)

Di mata Prof Iqbal, Afrisal tergolong anak kurang mampu, ulet dan konsisten menimba ilmu. “Karena prestasinya, dia bisa dapat beasiswa Bidik Misi saat S1 dan mendapat beasiswa S2 hingga S3,” imbuhnya.

“Luar biasa karena dia bisa merilis publikasi internasionalnya dan bereputasi Q1 dan Q3 sebanyak 4 artikel,” puji promotornya Prof Iqbal.

“Hal lain adalah Afrisal menggeluti bidang atau kajian yang tidak banyak dilirik orang, yaitu bidang taksonomi kelautan. Ini sangat jarang yang berminat,” tambahnya.

Afrisal menyelesaikan pendidikan Magister menuju Doktor Siswa Unggul atau PMDSU. “Ini beasiswa sangat bergengsi dari Kemenristek Dikti,” terang Prof Iqbal.

Minat dan antusiasme Afrisal menggeluti bidang kelautan terutama biologi kelautan terasa lengkap karena dia bisa menjajal Negeri Sakura Jepang dengan berbekal dana riset selama 3 bulan sebagai mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi dan beasiswa S2 S3 PMDSU.

Hebatnya, anak muda yang menghabsikan masa keciilnya di Wajo ini tak hanya sibuk dalam urusan akademik atau literasi pengetahuan kelas, Afrisal tercatat sebagai alumni kelautan Unhas yang pernah menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan FIKP Unhas.

Prof Iqbal menyebut, dia adalah profil mahasiswa yang unik dan langka. Dia aktif berorganisasi dan sukses mengelola waktu, antara belajar Ilmu Kelautan dan berorganisasi layaknya mahasiswa yang ingin mengabdi di luar kampus setelah menyelesaikan studi.

“Ada dua buku yang kami hasilkan bersama Afrisal. Buku tentang Ikan Karang di Wallacea serta Ikan Ekonomis Penting di Kalimantan Utara,” ujarnya lagi.

“Tadi dia promosi doktor S3 dengan predikat Cum Laude dengan IPK IP 4.0. Kelas master dan doktor dia selesaikan dalam waktu 3 tahun 7 bulan. Ini lulusan tercepat,” pungkas Prof Iqbal. Salah satu co-promotor-nya adalah Prof Yukio Iwatsuki dari Miyazaki University.

Melalui laman FB, Dr Irmawati, salah satu co-promotor Irma menuliskan fokus kajian Dr Afrsial terkait ikan Genus Lethrinus yang terdiri dari 29 species dimana 2 di antaranya belum terdeskripsikan.

“Di antara 29 species tersebut, 21 species ditemukan di Perairan Sulawesi (Andi Iqbal Burhanuddin) dan selang selama kurang lebih 5 tahun, 5 species sudah tidak ditemukan (Muhammad Afrisal). Global warming yang menyebabkan acidifikasi yang mengganggu kerja hormon dan berujung pada ketimpangan sex ratio, destructive fishing yang merusak habitat dan penyebab EDCs,” tulisnya.

“Ditambah dengan karakter reproduksi “hermaprodit ” adalah penyebab di antara banyak factor. Selamat kepada Dr. Muhammad Afrisal, S.Kel atas keberhasilannya mencapai gelar tertinggi akademik,” pungkas Dr Irma.

Selamat Dr Afrisal, selamat Unhas, selamat Wajo!

 

Editor: K. Azis

Related posts