Politisi Golkar Ince Langke IA, sang ‘Menteri Senior’ dan warisannya

  • Whatsapp
Ki-ka, Andi Januar Jaury Dharwis, Ince Langke IA, K. Azis dan Upi Asmaradhana (dok: istimewa)

DPRD Makassar

PELAKITA.ID – Beberapa anggota DPRD Selayar pada mula tahun 2000 menganggap pekerjaan kami saat menangani komponen ‘Community Based Management’ (CBM) Coral Reef Rahabilitation and Management Program (COREMAP) fase I tak becus. Mereka menyebut proyek loan dan sebagian grant multidonor itu tidak efektif.

Mereka bahkan meminta Bupati Selayar saat itu untuk mengevaluasi keterlibatan LSM dalam mengelola komponen CBM itu.

“Saya minta kita’ datang untuk bicarakan ini. Kami ini tidak begitu tahu tentang proyek itu,” kurang lebih begitu penyampaian Ketua DPRD Selayar dalam tahun 2000 saat itu, Ince Langke Ince Alang saat saya datang di rumah dinasnya pada suatu malam, tidak jauh dari Kantor Bupati Selayar yang relatif baru saat itu di Kota Benteng.

Di rumah itu, hadir beberapa anggota DPRD dari PAN dan Golkar. Dari pertemuan itu pula, saya merasa telah berhasil meretas komunikasi antara proyek dan DPRD.

“Bikinlah laporan atau temui kami-kami ini juga,” seperti itu harapan Ince Langke saat itu.

Saya lega, case closed, COREMAP berjalan lancar hingga pengujung 2003.

Singkat cerita, saya bisa punya akses ke Bupati H.M Akib Patta saat itu dan lempang mengkomunikasikan kepentingan COREMAP fase I ke Pemda termasuk DPRD. Saking dekatnya, saya bisa main tenis sama Pak Akib saat itu.

Bertemu Ince Langke saat itu adalah misi utama pekerjaan saya sebagai Capacity Building Mediator, Deputy for Community Liaison COREMAP I. Saya berkantor di Bappeda Selayar dan akrab dengan beberapa tokoh muda birokrat saat itu, sebutlah Saiful Arif, S.H, Drs Musytari, Drs Basok Lewa, hingga Supriadi dan Mesdiono.

Saya berterima kasih atas kebaikan Ince Langke membuka ruang komunikasi sebab dengan itu relasi yang sengkarut bisa diurai dan diluruskan. COREMAP I selesai di tahun 2003 tanpa ada kendala dan persoalan. Semua senang, semua riang di ujung proyek.

Bertemu lagi

Tahun 2019, saya bertemu lagi dengan pria Bontosikuyu ini, atau sekira 19 tahun kemudian. Di salah satu kafe di Jalan Sam Ratulangi Makassar.

Tidak ada yang berubah darinya, dia terlihat tenang, selalu menyinggung senyum tipis, terstruktur cara bicaranya dan sabar mendengarkan saat saya, Upi Asmaradana, Andi Januar Jaury Dharwis dan Nick Hendra Arthur ada di sampingnya. Bahkan saat kami saling ledek dan bergosip tentang ‘dokter mata’.

Saya bisa menyebut Ince Langke adalah tokoh politisi senior Selayar, politisi kawakan dan paham persis bagaimana seharusnya mendengarkan dan mengeksekusi obrolan atau dialektika. Maksud saya, dia tahu metodologi obrolan. Dia telaten mendengarkan lalu menyusun alur dan menawarkan solusi jika itu masalah. Ini pula yang membuatnya awet di Golkar.

Wajar jika jurnalis senior Makassar, atau pentolan AJI seperti Upi Asmaradhana menyebutnya Menteri Senior, sosok yang berpulang beberapa hari lalu saat sedang bertugas di Kantor DPRD Sulawesi Selatan karena serangan jantung.

“Selamat jalan Menteri Senior. Raga boleh berpisah tapi persahabatan akan abadi. doa-doa terbaik selalu. kita sedih tapi juga hormat, Menteri Senior gugur dalam tugas.sebagai politisi dan juga legislator,” tulis Upi di grup Whatsapp kami, grup dimana Ince Langke juga ada.

Incel menghembuskan napas terakhir saat menyuarakan suara rakyat di hadapan wakil rakyat dan sidang wakil rakyat memparipurnakan pengabdiannya sebagai wakil rakyat.

“Ini sebuah kehormatan yang tiada tara. Menteri Senior gugur dalam tugas. sebuah hal yang sebenarnya menyempurnakan kecintaanmu pada lembaga wakil rakyat,” tambah Upi.

Bagi Upi, almarhum adalah salah seorang sahabat yang luar biasa. “Saya memanggilnya menteri senior di antara sahabat-sahabat politisi lainnya. Ia memang senior, baik sebagai legislator, dan politisi yang tercermin pada sikap dan tutur katanya. nilai lainnya, ia juga menghormati profesi saya sebagai jurnalis,” puji Upi.

“Satu-satunya hal yang membuat saya masygul, karena kami belum menuntaskan tugasnya mengawal Perda Aksara Lontara’ yang sementara dikerjakan. Kemarin panitia baru saja menggelar rapat evaluasi, dan tim penyusunan rekomendasi Perda untuk diserahkan kepada DPRD Sulsel, di hari-hari mendatang,” ungkap Upi terkait ‘warisan’ Ince yang menurut penting dan strategis untuk Sulsel.

Warisan Perda Lontara’

Menurut Upi, sejak ide ini digagas, almarhum salah satu tokoh yang sangat antusias, bahkan ia sempat datang di lokasi acara memberi dukungan kepada panitia. Ia bahkan berjanji akan membuatkan Ranperda inisiatif, bersama ibu Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika Sari.

Upi Asmaradhana dan Ince Langke Ince Alang (kanan) (dok: istimewa)

“Saat berkunjung ke perpustakaan nasional,ia juga menitip soal lontaraq kepada Kepala perpustakaan nasional. Terakhir, ia juga berpatisipasi dalam seminar dan konferensi internasional aksara lontara’, 28 Agustus 2020 lalu bersama 802 peserta dari 17 negara di dunia. Sehari sebelumnya, di pembukaan pameran naskah aksara ia juga datang meski saya tahu saat itu ia sementara rapat Banggar,” papar Upi.

“Semoga  kepergian almarhum menambah spirit kita semua memperjuangkan askara lontara’ sebagai warisan buat anak-anak generasi Bugis-Makassar-Mandar dan Toraja,” katanya.

“Selamat jalan menteri senior, kita akan mengenangmu sebagai salah satu satu bagian penting dari demokrasi di daerah ini, plus perjalanan pelestarian aksara lontaraq yang akan terus kita perjuangkan buat generasi mendatang,” tambahnya.

“Beristirahatlah dengan tenang di sisi-NYA. Saya akan kehilangan sahabat yang selalu membahas gagasan-gagasan besar di setiap perjumpaan. Tapi saya bangga dan terhormat pernah sejalan dan seiring hingga akhir. Alfatihah,” sebut Upi.

“Semoga kepergian beliau menjadikan kita lebih kuat dan bermanfaat. insya Allah minggu depan draft rekomendasi festival dan seminar aksara lontara’ akan kami sampaikan ke DPRD. Tongkat pengawalan Ranperda akan kami titip dan mohon kawalannya,” harap Upi kepada Andi Januar Jaury Dharwis, kolega yang juga ada di grup WA kami yang juga anggota DPRD Sulsel.

Januar menimpali bahwa hal tersebut meski belum resmi telah didaftar sebagai wacana Perda Pelestarian Aksara Lontara.

“Untuk masuk pada formasi program Perda 2021. Saya salah satu yg diminta oleh beliau sebagai inisiator,” tanggap Januar, politisi Demokrat yang akrab dengan Ince.

Tokoh asal Selayar dan dari namanya menuntun kita pada keturunan Ince asal Sumatera di Selayar ini adalah tokoh inspiratif, ketekunan dan loayalitasnya pada partai juga banyak dipuji orang, partai lain, bahkan lawan politiknya.

Pria yang pernah menjadi guru, kepala sekolah SD ini lalu pernah menjadi Ketua DPRD Selayar ini adalah tokoh politik Golkar yang layak jadi role model.

Saya membayangkan suatu ketika ada buku ‘memoar’ yang lahir dan isinya tentang kiprahnya di dunia politik. Kisah tentang guru dari Bontosikuyu yang mewarnai bentang-rentang politik Selayar dan Sulsel sejak tahun 1997 hingga saat ini. Termasuk kiat-kiatnya mengamankan satu kursi untuk Partai Golkar pada Pileg 2019 lalu.

 

Rawajati, 10 September 2020

Penulis: K. Azis (blogger Kelautan)

 

Related posts