Mahasiswa KKN Gelar Pelatihan Produksi Briket Ramah Lingkungan sebagai Energi Alternatif

  • Whatsapp
Para peserta pelatihan pembuatan briket ramah lingkungan, Rabu (30/07/2025).

PELAKITA.ID – WETTE’E, 30 Juli 2025 — Potensi limbah kayu yang berserakan di sekitar kawasan Danau Wette’e kini disulap menjadi sumber energi terbarukan melalui pelatihan pembuatan briket ramah lingkungan, Rabu (30/07/2025).

Inisiatif ini menjadi langkah cerdas untuk menjaga kebersihan lingkungan danau sekaligus menciptakan sumber energi yang ekonomis bagi masyarakat.

Pelatihan yang diikuti puluhan warga ini berfokus pada pemanfaatan ranting kering, dahan tumbang, dan sisa-sisa kayu yang banyak ditemukan di pinggiran danau.

Selama ini, material tersebut sering kali dibiarkan membusuk atau dibakar secara sembarangan, menimbulkan pencemaran dan merusak estetika kawasan.

Pelatihan pembuatan briket ramah lingkungan, Rabu (30/07/2025).

“Kawasan sekitar danau memang banyak terdapat kayu-kayu kering dan ranting yang sudah tua. Daripada menjadi sampah yang mengotori pemandangan, lebih baik kita olah menjadi briket yang memiliki nilai ekonomi,” ujar Ilham, instruktur dari KKN-T 114 Universitas Hasanuddin yang memandu pelatihan,

Proses pembuatan briket diajarkan secara praktis — mulai dari pengumpulan bahan baku di sekitar danau, penepungan kayu, pencampuran dengan perekat alami, hingga pencetakan dan pengeringan. Para peserta tampak antusias mempraktikkan langsung setiap tahap, menggunakan bahan-bahan sederhana dari lingkungan mereka sendiri.

Lurah Wette’e, Ibu Hastina, S.Sos, menyampaikan bahwa kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah kelurahan dalam menjaga kebersihan dan kelestarian Danau Wette’e.

“Selama ini kami rutin melakukan pembersihan kayu-kayu kering di sekitar danau. Kini, dengan teknologi sederhana ini, kegiatan bersih-bersih bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Ini win-win solution untuk kebersihan dan kesejahteraan warga,” ujarnya.

Salah satu peserta, Ibu Erna, mengaku terinspirasi oleh pelatihan tersebut.

“Tidak menyangka bahwa ranting-ranting yang biasanya mengganggu pemandangan danau bisa diolah menjadi sumber energi. Ini sangat membantu kami, terutama untuk keperluan memasak sehari-hari,” ungkapnya.

Menariknya, pelatihan ini tidak hanya berhenti pada proses pembuatan briket, tetapi juga mencakup pelatihan pengemasan dan strategi pemasaran produk.

Ke depan, diharapkan briket dari limbah kayu Danau Wette’e dapat menjadi salah satu produk unggulan lokal yang mendukung pariwisata berkelanjutan di wilayah tersebut.

Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, warga Wette’e kini memiliki peluang baru untuk mengembangkan energi alternatif sekaligus menjaga ekosistem danau agar tetap bersih, lestari, dan produktif.

Penulis: Ilham Ramadhan Suardi